Model-Model Implementasi Kebijakan Implementasi .1 Pengertian Implementasi

pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering disebut dengan resources. Dengan demikian berdasar pada pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari implementasi tersebut dibutuhkan: manusia, anggaran dan juga kemampuan organisasi ataupun instansi seperti teknologi informasi. Sementara itu, Van Meter dan Van Horn dalam A.G Subarsono 2005:99. membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Sedangkan menurut George C. Edward dalam AG Subarsono implementasi kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi- konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka dapat mengalami kegagalan sekalipun diimplementasikan dengan baik. Sebaliknya kebijakan yang telah direncanakan dengan baik namun tidak diimplementasikan dengan baik oleh pelaksana dapat mengalami kegagalan juga.

1.5.1.2 Model-Model Implementasi Kebijakan

Kebijakan yang telah dibuat dan disahkan bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut akan berhasil dalam implementasinya. Keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor yang masing- masing saling berhubungan. Universitas Sumatera Utara Wibawa Tangkilisan 2003:20 berpendapat implementasi kebijakan adalah untuk menentukan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Sedangkan menurut Jones dikutip oleh Hesel Nogi S, Tangkilisan 2003:18 implementasi merupakan suatu proses dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Namun Jones mendasarkan pada konsepsi-konsepsi kegiatan fungsional mengenai program- program yang telah disahkan, menentukan implementasi dan membahas aktor-aktor yang terlibat dengan memfokuskan pada birokrasi yang merupakan lembaga eksekutor. Jadi implementasi adalah serangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masih menurut Jones dalam implementasi ada tiga kegiatan utama yang paling penting yaitu: 1. Penafsiran atau interpretasi yaitu kegiatan untuk menafsirkan makna suatu program kedalam suatu pengaturan yang dapat dipahami dan dijalankan nantinya. Artinya harus ada penafsiran makna yang sama antara pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan untuk memastikan program telah berjalan dengan baik. 2. Organisasi yaitu wadah sebagai tempat untuk menjalankan program sebagai kebijakan. Dalam pelaksanaan program harus ada wadah yang menaunginya agar memiliki kepastian hukum yang akan mempermudah dan menguatkan posisi program dalam pelaksanaan dilapangan nantinya. Universitas Sumatera Utara 3. Penerapan yaitu pelaksanaan kebijakan yang telah ditafsirkan dalam suatu organisasi berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah dan lainnya. Setelah program dibuat dan dibentuk organisasi yang menaungi maka saatnya untuk pelaksanaan lapangan dan hal ini adalah kunci dari implementasi itu sendiri. Kemudian menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn Model Proses Implementasi Kebijakan dikutip dari A.G Subarsono 2005:99 adapun variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi adalah standard dan sasaran kebijakan, sumberdaya, komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana dan kondisi social, ekonomi dan politik serta disposisi implementor. 1. Standar dan Sasaran Kebijakan Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur agar dapat direalisir dan tidak menimbulkan multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara agen implementasi. 2. Sumberdaya Sumberdaya yang berkualitas juga diperlukan agar implementasi berhasil baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya non manusia. Seringkali suatu program tidak berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksana. Universitas Sumatera Utara 3. Hubungan antar organisasi Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain sehingga koordinasi dan kerjasama antar instansi sangat berpengaruh bagi keberhasilan suatu program. 4. Karakteristik Agen Pelaksana Adapun yang dimaksud dengan karakteristik agen pelaksana adalah struktur birokrasi, norma- norma dan pola- pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang mempengaruhi implementasi suatu program. terhadap kebijakan; c intensitas disposisi implementor yaitu preferensi nilai yang dimiliki implementor. 5. Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi. Yang termasuk dalam variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauhmana kelompok- kelompok kepentingan memberikan dukungan, karakteristik partisipan seperti apa mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini public dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan yang ada. Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Model implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn Sumber : AG. Subarsono, 2005 : 99 6. Disposisi Implementor Disposisi implementor ini meliputi tiga hal penting yaitu a respon implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya dalam pelaksanaan kebijakan; b kognisi yaitu pemahaman implementor. Sementara itu Menurut George C. Edwards III yang dikutip dari A.G Subarsono 2005: 102 implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan Kinerja impleme ntasi Ukuran dan tujuan kebijakan Karakteristik badan pelaksana Disposisisi pelaksana sumberdaya Lingkungan ekonomi, social dan politik Universitas Sumatera Utara 1. Komunikasi Komunikasi adalah syarat untuk keberhasilan implementasi antara tujuan yang diinginkan pembuat kebijakan dan penafsiran implementor, antara implementor dan kelompok sasaran yang dituju.. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran haruslah ditransmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. 2. Sumberdaya Sumber daya juga tak kalah pentingnya dalam implementasi, walaupun kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten tetapi bila implementor tidak memiliki sumberdaya yang memadai dalam pelaksanaan maka semuanya tidak akan berjalan efektif. 3. Disposisi Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki implementor seperti komitmen, kejujuran atau sifat demokratis. Semakin baik disposisi yang dimiliki oleh implementor maka pelaksanaan kebijakan dapat berjalan dengan baik layaknya seperti yang diingini pihak pembuat kebijakan.Sebaliknya jika implementor kurang memiliki disposisi yang baik atau memiliki sikap dan perspektif yang berbeda dengan pembuat keputusan maka implementasi kebijakan juga tidak efektif. 4. Struktur Birokrasi Adapun struktur birokrasi berperan dalam mengimplementasikan kebijakan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada implementasi kebijakan salah Universitas Sumatera Utara satunya adalah prosedur operasi yang standar standard operating procedures atau SOP. Gambar 2 Faktor Penentu Implementasi menurut Edward III Komunikasi Sumber daya Implementasi disposisi Struktur birokrasi Sumber : AG. Subarsono, 2005 : 102 Kemudian, menurut Randall B. Rippley dan Grace A. Franklin 1986 dalam Hesel Yogi S, Tangkilisan 2003:21 menyatakan dalam mencapai keberhasilan implementasi kebijakan program dapat dilihat dari tiga faktor yakni: 1. Prespektif kepatuhan compliance yang mengukur implementasi dari kepatuhan street level burcancrats yaitu birokrasi terbawah yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan program. 2. Kelancaran rutinitas dan tiadanya persoalan 3. Kinerja yang memuaskan semua pihak terutama pada kelompok penerima manfaat yang dituju. Universitas Sumatera Utara Kemudian menurut Peters, dalam Hesel Yogi S, Tangkilisan 2003: 22 implementasi kebijakan gagal disebabkan oleh: 1. Informasi Informasi sangat penting dalam menjalankan segala sesuatunya. Kekurangan informasi dapat menghambat aktor-aktor pelaksana dalam melaksanakan program dan memberikan gambaran yang kurang tepat dari isi kebijakan dan hasil-hasil dari kebijakan tersebut. 2. Isi kebijakan Isi kebijakan juga penentu keberhasilan program. Masih samarnya isi kebijakan dan tujuan kebijakan atau ketidaktepatan dan ketidaktegasan intern dan ekstern kebijakan itu sendiri dapat menggagalkan implementasi kebijakan. 3. Dukungan Jika dalam pelaksaannya implementasi kebijakan tidak mendapat dukungan yang memadai dalam arti teknis ataupun non teknis maka implementasi kebijakan tersebut telah dekat dengan kegagalan. 4. Pembagian potensi Hal ini berhubungan dengan para aktor pelaksana dan juga organisasi pelaksana dalam kaitannya dengan diferensiasi tugas dan wewenang Universitas Sumatera Utara 1.5.2. Pelayanan 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan