2.3.3. Karakteristik dan Klasifikasi Mioma Uteri
Leiomioma dapat membesar hingga lebih dari 45kg. Setiap tumor dibatasi oleh pseudokapsul, bidang pembelahan potensial yang berguna untuk enukleasi
dengan pembedahan. Leiomioma mungkin terjadi satu atau multinoduler dan biasanya berwarna lebih muda dibanding miometrium normal. Pada irisan tertentu,
leiomioma menunjukkan pola trabekulasi atau pusaran whorled otot polos dan jaringan ikat fibrosa dengan perbandingan yang bervariasi. Secara mikroskopis,
dijumpai miosit yang sudah matang dan berukuran seragam dengan penampakan jinak yang khas. Sel otot polos tersusun dalam berkas-berkas dengan jaringan fibrosa
berselang seling yang berhubungan dengan perluasan atrofi dan degenerasi yang
sudah terjadi Benson et al, 2009.
Suplai darah biasanya melalui satu atau dua arteri besar dan tumor cenderung memperbesar suplai darahnya dengan degenerasi berikutnya. Pada leiomioma yang
lebih besar, dua pertiga menunjukkan beberapa degenerasi. Degenerasi leiomioma akut relatif jarang tetapi dapat menjadi nekrotik, hemoragik atau septik Benson et
al, 2009.
Menurut Beckmann et al 2010, leiomioma dapat diklasifikasikan ke dalam subkelompok berdasarkan hubungan anatomi terhadap lapisan dari uterus. Tiga jenis
yang biasa ditemui adalah: 1.
Intramural yang terletak di bagian tengah dari dinding otot uterus; 2.
Subserosal yang berada di bawah lapisan serosa uterus; 3.
Submukosal yang letaknya berada di bawah endometrium.
Universitas Sumatera Utara
Mioma submukosal dapat tumbuh bertangkai menjadi polips, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks yang dikenali sebagai myomgeburt. Mioma
subserosal dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Selain itu, mioma subserosal dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut sebagai wandering atau parasitic fibroid. Mioma
pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Saifuddin, 2005
Gambar 2.1. Berbagai Jenis Mioma Uteri Saifuddin, 2005
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Gejala Klinis Mioma Uteri