2.3.4. Gejala Klinis Mioma Uteri
Sekitar dua pertiga wanita dengan leiomioma tidak menunjukkan gejala. Munculnya gejala tergantung pada jumlah, ukuran, letak, keadaan dan kondisi.
Gejala ginekologi yang paling umum adalah perdarahan uterus abnormal, efek penekanan, nyeri dan infertilitas. Perdarahan uterus abnormal dijumpai pada kira-
kira 30 penderita leiomioma uteri. Menoragia merupakan pola perdarahan uterus abnormal yang paling umum. Meskipun pola apa saja mungkin terjadi, namun yang
paling sering berupa perdarahan bercak premenstruasi dan sedikit perdarahan terus menerus setelah menstruasi. Anemia defisiensi besi sering terjadi akibat kehilangan
darah menstruasi yang banyak Benson et al, 2009.
Selain itu, gejala dari tekanan dan desakan leiomioma bervariasi. Paling umum adalah pertambahan lingkar perut, rasa penuh atau berat pada pelvis,
gangguan frekuensi miksi akibat terdorongnya kandung kemih dan sumbatan ureter. Gejala lain yang lebih jarang dijumpai adalah tumor besar yang menyebabkan
bendungan pelvis dengan edema ekstremitas bawah atau konstipasi. Tumor parasitik dapat menyebabkan sumbatan usus. Tumor pada serviks pula dapat menyebabkan
leukorea, perdarahan pervaginam, dispareunia atau infertilitas. Abortus mungkin
terjadi 2 hingga 3 kali lebih sering pada penderita leiomoma Benson et al, 2009.
2.3.5. Patofisiologi Mioma Uteri
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh torsi, degenerasi atau perdarahan di dalam tumor. Nyeri kram dapat disebabkan oleh kontraksi uterus sebagai upaya
untuk mengeluarkan suatu polip fibroid melalui kanalis servikalis Taber, 1994. Rasa nyeri bukan merupakan gejala khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosa yang akan dilahirkan, pertumbuhannya yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenore Saifuddin et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Lokasi mioma penting dalam menentukan tingkat keparahan perdarahan yang berhubungan dengan fibroid. Mioma submukosa dapat meningkatkan terjadinya
menoragia baik secara efek lokal terhadap endometrium atau alterasi endometrium terhadap permukaan fibroid. Namun, tiada bukti dari histeroskopik atau mikroskopik
yang menyokong hipotesa ini Bieber et al, 2006. Perubahan dari vaskular dapat menjadi mekanisme yang berpotensi terhadap
fibroid dalam mempengaruhi menoragia. Miometrium yang berdekatan dengan mioma mengalami kompresi vena yang mengarah kepada formasi venous lake di
dalam miometrium sekaligus mempengaruhi corak perdarahan Bieber et al, 2006. Berhubungan dengan lokasi mioma diantara miometrium, fibroid dapat
bertumbuh besar sehingga menekan organ yang berdekatan dan mengganggu fungsi pelvik. Oleh itu, penderita akan mengalami sakit di bagian bawah abdominal, sakit
belakang atau masalah berkemih Rosenthal,2003. Gangguan penekanan dari mioma tergantung dari besar dan lokasi mioma
uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urin, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai
dan nyeri panggul Saifuddin et al, 2005. Ukuran fibroid yang sangat besar dapat mengganggu kehamilan karena
mioma mengambil terlalu banyak ruang. Tambahan pula, fibroid dapat bertambah besar sehingga penderita yang tidak hamil dapat menyerupai wanita hamil
Rosenthal,2003. Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosa memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus Saifuddin et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Wanita dengan mioma subserosa dan mioma intramural tidak mempunyai risiko infertilitas walaupun subanalisis dari 4000 pasien mengarah kepada penurunan
kadar implantasi yang signifikan. Presentasi mioma submukosa menghasilkan 68 penurunan implantasi dan 73 penurunan kehamilan klinis. Ini adalah penting bagi
menunjukkan dari meta-analisis bahwa tiada makna yang signifikan dalam peningkatan infertilitas pada wanita dengan jumlah fibroid yang banyak atau lokasi
leiomioma. Kebanyakan peneliti menyokong kepada konsep fibroid dan fertilitas dengan penurunan signifikan dari lokasi anatomik submukosa kepada intramural
kepada subserosa Bieber et al, 2006.
2.3.6. Patogenesis Mioma Uteri