Hubungan Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Semasa mengambil sampel endometrium kadang kala dapat ditemukan kavum uterus yang irregular. Selalunya diagnosis menunjukkan adanya penilaian patologis terhadap spesimen uterus dari indikasi yang berbeda. Pada pemeriksaan abdominal pelvis teraba suatu massa pelvis yang besar, midline, irregular-contoured mobile dengan karakteristik hard feel atau keras Beckmann et al, 2010. Pelvis ultrasonografi digunakan untuk memastikan bila perlu kehadiran mioma uteri, tetapi biasanya ditegakkan secara klinis. Komponen kista sering terlihat hipoekogenik dan penampakan yang konsisten dengan mioma yang melalui degenerasi. Struktur adneksal termasuk ovari dapat dibedakan dari tumor. CAT dan MRI berguna untuk evaluasi mioma yang berukuran besar karena ultrasonografi tidak dapat menggambarkannya Beckmann et al, 2010. Histeroskopi dapat digunakan untuk evaluasi pembesaran uterus secara langsung dari kavum endometrium dengan menggambarkan peningkatan ukuran kavum dan mioma submukosal dapat divisualisasi dan diangkat Beckmann et al, 2010.

2.4 Hubungan Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Reseptor esterogen menurun pada miometrium yang normal semasa fase sekresi dari siklus menstruasi dan semasa kehamilan Benassayag and colleagues, 1999. Pada mioma, reseptor esterogen terdapat sepanjang siklus menstruasi, tetapi mengalami supresi semasa kehamilan. Reseptor progesteron terdapat pada miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Tambahan pula mioma berkembang pada awal kehamilan akibat dari stimulasi hormonal dan growth factors yang sama yang memicu perkembangan uterus. Paradoks, mioma memberi respon yang berbeda pada setiap individu wanita dan tidak dapat dipredeksi secara akurat perkembangan setiap mioma Cunningham et al, 2005. Universitas Sumatera Utara Pada trimester pertama, ukuran mioma tidak berubah atau makin membesar sehubungan dengan peningkatan estrogen. Pada trimester kedua, mioma yang berukuran 2 hingga 6cm selalunya tidak berubah atau membesar, namun bagi mioma yang berukuran besar akan mengecil, kemungkinan dari inisiasi penurunan regulasi reseptor esterogen. Pada trimester ketiga, tanpa mengirakan ukuran mioma, selalunya mioma tidak berubah atau mengecil akibat dari penurunan regulasi reseptor esterogen Cunningham et al, 2005. Volume leiomioma yang meningkat semasa kehamilan jarang membesar lebih dari 25. Lebih 10 wanita dengan mioma mengalami komplikasi tipe antepartum, intrapartum atau postpartum. Komplikasi akibat leiomioma termasuk keguguran, antepartum dan postpartum hemoragik, gangguan plasenta, peningkatan risiko kelahiran preterm dan persalinan, peningkatan kadar seksio sesarea dan perubahan akut iskemia dan degenerasi kedua fibroid dapat mengurangkan perfusi atau torsi. Fibroid dapat meningkatkan risiko keguguran secara spontan semasa trimester pertama Bieber et al, 2006. Terdapat dua faktor yang penting dalam menentukan morbiditas yaitu ukuran mioma dan lokasi. Jarak mioma dengan daerah implantasi sangat penting. Terjadinya aborsi, abrupsio plasenta, kelahiran preterm dan postpartum hemoragik dapat meningkat jika plasenta berhampiran atau diimplantasi pada mioma. Tumor pada serviks atau bagian bawah segmen uterus dapat mengganggu persalinan. Mioma ukuran besar dapat menyebabkan distorsi pada anatomi dan menolak ureter ke lateral. Cunningham et al, 2005 Degenerasi merah dari mioma dapat terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut, di mana suatu kondisi yang berakibat dari infark hemoragik sentral pada mioma. Pada kondisi ini gejala utamanya adalah sakit, sering dikaitkan dengan rebound tenderness, demam yang ringan, leukositosis, mual dan muntah Speroff et al, 2005. Universitas Sumatera Utara Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kehamilan dengan mioma uteri. Kehamilan secara fisiologisnya dapat memberi efek pada mioma uteri dalam mempertahankan kandungan. Namun, mioma uteri dapat juga memberikan efek terhadap kehamilan yang akan mengganggu kandungan. Oleh itu, jumlah paritas seseorang dengan kejadian mioma uteri berbeda-beda pada setiap individu. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep