Kerangka Konsep Cara Ukur dan Alat Ukur Hipotesa Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian dengan judul Hubungan Jumlah Paritas dengan Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan pada Tahun 2010 adalah variabel independen yaitu jumlah paritas dan variabel dependen adalah mioma uteri. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Jum lah Parit as: 1. Nullipara 2. Primipara 3. M ult ipara M iom a Ut eri: 1. Jum lah miom a ut eri 2. Lokasi m iom a ut eri 3. Jenis miom a ut eri 4. Ukuran m iom a ut eri i. Usia ii. Usia menarche iii. Menopause iv. Riwayat keluarga v. Berat badan vi. Abort us Universitas Sumatera Utara

3.2 Definisi Operasional

3.2.1. Jumlah Paritas

Jumlah paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai usia viabilitas, bukanlah jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih besar apabila yang dilahirkan adalah janin tunggal, kembar atau triplet, atau lebih kecil apabila janin lahir mati. Dari jumlah paritas dapat dianalisis status paritasnya nullipara, primipara atau multipara.

3.2.2. Usia

Usia reproduktif sering kali menderita mioma uteri yaitu masa diantara pubertas dan menopause yang pembuahannya sering kali jadi. Usia reproduktif adalah diantara 15 hingga 50 tahun.

3.2.3. Usia Menarche

Usia menarche yang awal yaitu di bawah 12 tahun menjadi faktor resiko terjadinya mioma uteri. Rata-rata setiap wanita mengalami menarche yang bervariasi yaitu diantara 12 hingga 15 tahun.

3.2.4. Menopause

Menopause atau henti haid pada wanita akibat dari turunnya fungsi ovarium sehingga hormonal estrogen dan progesteron juga menurun. Jarang sekali pada wanita menopause mengalami mioma uteri.

3.2.5. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga merupakan faktor resiko terjadinya mioma uteri. Peneliti ingin mengetahui ada atau pun tidak ahli keluarga penderita yang menderitai mioma uteri.

3.2.6. Berat Badan

Berat badan yang berlebihan merupakan faktor resiko terjadinya mioma uteri. Berat badan dinilai menggunakan indeks massa tubuh atau body mass index BMI. Universitas Sumatera Utara

3.2.7. Abortus

Abortus sering kali terjadi pada penderita mioma uteri akibat daripada pertumbuhan mioma yang besar dan lokasi mioma di dalam kavum uteri sehingga mengganggu proses penempelan.

3.2.8. Mioma Uteri

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot polos yang sering ditemukan semasa kehamilan. Terdapat beberapa faktor yang akan diteliti dari mioma uteri, yaitu: 1. Jumlah Mioma Uteri: Variable ini disertakan untuk menunjukkan jumlah mioma uteri yang terdapat pada uterus. 2. Lokasi Mioma Uteri: Variable ini disertakan untuk menunjukkan letak mioma uteri merupakan letak tunggal atau bervariasi di uterus. Lokasi mioma bisa di miometrium, kavum uteri, kanalis servikalis dan di bagian- bagian yang lain. 3. Jenis Mioma Uteri: Variable ini ditujukan untuk menilai jenis mioma uteri merupakan mioma subserosa, mioma submukosa, mioma intramural, mioma polips submukosa atau parasitic fibroid. 4. Ukuran Mioma Uteri: Variable ini disertakan untuk menilai ukuran mioma uteri pada setiap mioma yang ada pada uterus. Setiap mioma uteri berbeda-beda ukurannya.

3.3. Cara Ukur dan Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan rekam medis penderita mioma uteri bagi mendapatkan data-data yang diperlukan. Rekam medis di rumah sakit merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama di rawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap. Wildan et al, 2008 Berdasarkan rekam medis pasien, data berat badan dan tinggi badan pasien akan digunakan dengan menggunakan rumus BMI yaitu berat badankg tinggi badanm² untuk menilai berat badan penderita. Hasilnya dievaluasi dan diklasifikasi menjadi : Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Evaluasi BMI pada Wanita BMI Status 18,5 Berat badan kurang 18,5-24,9 Normal untuk sebagian besar wanita 25-29,9 Berat badan berlebih 30-34,9 Obesitas I 35-39,9 Obesitas II ≥40 Obesitas berat Sumber: Buku Saku Kebidanan Sinclair, 2010.

3.4. Skala Pengukuran

3.4.1. Skala Nominal

Pengukuran yang paling lemah tingkatannya dengan mengklasifikasi obyek pengamatan kepada beberapa kelompok dan obyek tersebut hanya masuk ke salah satu kelompok sahaja. Pada penelitian ini yang termasuk dalam skala nominal adalah riwayat keluarga, lokasi mioma uteri dan jenis mioma uteri.

3.4.2. Skala Ordinal

Pengukuran ini membagi obyek menjadi kelompok-kelompok yang tidak tumpang tindih dan antara kelompok itu ada hubungan atau ranking. Pada penelitian ini yang termasuk dalam skala ordinal adalah jumlah paritas dan berat badan.

3.2.3. Skala Interval

Pengukuran ini membagi obyek menjadi kelompok-kelompok tertentu dan dapat diurutkan juga dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut. Pada penelitian ini yang termasuk dalam skala interval adalah usia, usia menarche, menopause dan abortus.

3.4.3. Skala Rasio

Skala ini dapat mengelompokkan data, kelompok dapat diurutkan dan jarak antara urutan dapat ditentukan. Skala ini juga mempunyai titik ”nol” absulat. Pada penelitian ini yang termasuk dalam skala ratio adalah jumlah mioma uteri dan ukuran mioma uteri. Universitas Sumatera Utara

3.5. Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian adalah terdapat hubungan antara jumlah paritas dengan mioma uteri. Hipotesa nol dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah paritas dengan mioma uteri. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian