2.3 Gambaran Klinis Kebiasaan Menyirih Di Rongga Mulut
Kebiasaan menyirih ditandai dengan perubahan warna merah kecoklatan pada mukosa oral. Perubahan warna ini sering disertai dengan kerak yang berasal dari
komponen menyirih yang tidak mudah dihapus dan dengan kecendrungan deskuamasi dan mengelupas.
21
Menyirih dapat menyebabkan iritasi dan hiperplasia mukosa oral.
22
Kapur dapat bereaksi sebagai iritan, menyebabkan meningkatnya proliferasi sel dari mukosa
oral.
19
Mengunyah campuran sirih juga dapat menyebabkan trauma lokal dan luka pada mukosa oral karena sifat abrasifnya.
23
2.4 Kapur Sirih Sebagai Bahan Karsinogenik
Di Asia Tenggara, Taiwan dan Papua New Guinea, mengunyah sirih “quid” campuran daun sirih, pinang, gambir dan kapur dengan atau tanpa tembakau
diklasifikasikan sebagai bahan karsinogenik dan menyebabkan kanker rongga mulut, penyakit mukosa oral seperti leukoplakia, Oral submucous fibrosis OSF.
Kapur diperoleh dengan cara membakar deposit-deposit dari galian batu kapur Calsium carbonatCaCO3 atau dengan membakar substansi seperti kerang dan batu
karang. Apabila dibakar dengan suhu tertentu kapur akan mengeluarkan gas yang disebut Carbon dioxide CO2 dan menjadi Calsium oxide CaO dari Calsium
carbonate. Calsium oxide ini jika dicampur dengan sedikit air akan mengembang dan menghasilkan Calsium hydroxide serta pelepasan panas. Sebagai komponen
menyirih, kapur digunakan dalam bentuk bubuk yang halus dan dalam bentuk pasta.
19,23
Kapur sirih yang ditambahkan pada komposisi menyirih buah pinang dan gambir akan menyebabkan pembentukan oksigen reaktif Reactive Oxygen Species =
ROS berbentuk superoxide anion O
8,19
2
-, hydroxy radical OH•, dan hydrogen peroxide H
2
O
2
. Penelitian Nair UJ dkk, menunjukkan bahwa Calsium Hydroxide yang berasal dari kapur sirih dicampur dengan pinang berperan penting dalam
pembentukan ROS yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA sel mukosa bukal pengunyah sirih dan menyebabkan kanker rongga mulut.
23,24,25
2.5 Pembentukan ROS Di Rongga Mulut