Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Definisi Operasional Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observational. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di : 1. Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan 2. Laboratorium Penelitian Farmasi USU Waktu penelitian : Bulan Mei sampai bulan Juni 2012. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi penelitian ini adalah perempuan penyirih di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian diperoleh dari populasi saliva penyirih di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan yang memiliki kebiasaan menyirih dengan frekuensi menyirih ≥ 5 kali per hari dan lama kebiasaan ≥ 5 tahun.

4.3.2.1 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus, yaitu : Keterangan: n = banyak sampel α = level of significant = 5 = 1,96 β = power of test = 10 = 1,282 σ 2 µ = variance -µ a Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah sampel adalah 50 orang. = 10 ditentukan oleh peneliti 4.4 Kriteria Sampel 4.4.1 Kriteria inklusi : 1. Subjek bersedia untuk berpartisipasi. 2. Perempuan penyirih 3. Usia 25-60 tahun. 4. Frekuensi menyirih ≥ 5 kali per hari. 5. Lama kebiasaan menyirih ≥ 5 tahun. 6. Komposisi menyirih menggunakan kapur sirih.

4.4.2 Kriteria eksklusi :

1. Penyakit sistemik. 2. Sedang menderita sakit gigi.

4.4.3 Variabel Penelitian

4.5 Definisi Operasional

a. Saliva perempuan penyirih adalah saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva perempuan penyirih dengan kebiasaan menyirih menggunakan kapur sirih. b. Lama kebiasaan menyirih adalah kondisi yang menunjukkan lamanya seseorang melakukan kebiasaan menyirih dimulai dari waktu pertama kali sampai saat penelitian dilakukan dalam tahun. c. Frekuensi menyirih adalah kondisi yang menunjukkan beberapa kali seseorang menyirih dalam satu hari. e. Berat komposisi sirih adalah jumlah berat setiap bahan maupun ramuan yang digunakan saat menyirih. d. Kadar ion kalsium pada saliva adalah jumlah kadar ion kalsium yang terdapat pada saliva. Variabel Bebas • Saliva perempuan penyirih setelah mengunyah sirih. Variabel Tergantung • Kadar ion kalsium pada saliva. Variabel Terkendali • Perempuan penyirih dengan menggunakan kapur sirih di Kelurahan Padang Bulan Medan. • Usia 25-60 tahun. • Frekuensi menyirih ≥ 5 kali per hari. • Lama kebiasaan menyirih ≥ 5 tahun. Variabel Tidak Terkendali • Berat komposisi sirih • Oral hygiene f. Perempuan penyirih dengan menggunakan kapur sirih adalah perempuan penyirih yang memilki kebiasaan menyirih dengan komponen utama adalah kapur sirih dan komponen lainnya daun sirih, gambir, pinang, tembakau. 4.6 Alat dan Bahan Penelitian 4.6.1 Alat-alat : 1. Spektrofotometer Serapan Atom SSA 2. Potwadah sampel 3. Label potwadah sampel 4. Termos tempat sampel 5. Labu Ukur 10 ml, 25 ml 6. Corong 7. Kertas saring 8. Spuit 5 cc 9. Beaker glass 250 ml dan 500 ml 10. Pipet Tetes

4.6.2 Bahan:

1. Es batu 2. Saliva perempuan penyirih 3. Larutan Aquabidest 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Pengisian Kuesioner Pemilihan subjek dilakukan melalui wawancara langsung mengenai data pribadi dengan bantuan kuesioner. Kemudian subjek diminta mengisi lembar informed consent dan diberikan pengarahan mengenai prosedur penelitian yang dilakukan.

4.7.2 Pengumpulan Saliva

Pengumpulan saliva sesuai kriteria dilakukan dengan metode spitting. Subjek diinstruksikan untuk meludah ke pot sampel dan saliva ditampung setelah subjek selesai menyirih.

4.7.3 Persiapan Sampel Saliva

Sampel saliva dikumpulkan dalam pot sampel dan diberi label. Pot sampel dimasukkan dan disusun dalam termos yang berisi es batu. Analisa kadar ion Kalsium dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi USU.

4.7.4 Analisa Kuantitatif Kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom SSA

a. Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium

Larutan baku kalsium 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan Aquabidest hingga garis tanda. Dari larutan tersebut 10 µgml dipipet 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 25 ml dan diencerkan dengan Aquabidest sampai garis tanda dan diperoleh larutan berkonsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 µgml. Larutan tersebut diukur dengan SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422.7 nm dan dibuat kurva kalibrasi untuk larutan standar kalsium.

b. Analisis Kalsium dan Sampel