masalah yang serius, menurut Nair UJ dkk adanya pembentukan oksigen reaktif Reactive Oxygen Species akibat kapur sirih yang ditambahkan pada komposisi
menyirih buah pinang dan gambir yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA sel mukosa bukal penyirih dan menyebabkan kanker rongga mulut.
Berdasarkan penelitian Chatrchaiwiwatana S, kebiasaan menyirih berhubungan dengan meningkatnya periodontitis dan kehilangan gigi. Menyirih dapat
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal karena adanya efek kolinergik dan kalsium dari komposisi menyirih dalam saliva yang mengalami hipersalivasi dan
menyebabkan deposit kalkulus kemudian kerusakan jaringan gingiva dan membran periodontal.
19,23,24
17
Berdasarkan penelitian Sah N dkk, meningkatnya kelompok periodontitis memiliki hubungan yang signifikan dengan tingginya kalsium pada
saliva. Berkumur dengan air minum dipilih sebagai persentase terbanyak disebabkan
cara ini lebih mudah dan cepat membersihkan rongga mulut dari ampas-ampas bekas menyirih bila dibandingkan dengan menyikat gigi. Saat penelitian terlihat bahwa
kebanyakan para penyirih ini selalu menyediakan botol air minum saat beraktivitas. Frekuensi mengkonsumsi susu yang dijumpai pada penelitian ini adalah tidak rutin
karena sebagaian besar subjek pada penelitian ini tidak mampu untuk membeli susu dan sebagian subjek tidak sempat untuk minum susu secara rutin karena pekerjaannya
sebagai pedagang.
3
Menyirih dapat menyebabkan iritasi dan hiperplasia mukosa oral.
22
Kapur sirih dapat bereaksi sebagai iritan, menyebabkan meningkatnya proliferasi sel dari
mukosa oral.
20
Mengunyah campuran sirih juga dapat menyebabkan trauma lokal dan luka pada mukosa oral karena sifat abrasifnya.
6.2 Kadar Ion Kalsium Pada Saliva Perempuan Penyirih Di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan
23
Penelitian mengenai kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di lingkungan III Kelurahan Padang
Bulan, Sumatera Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan kadar ion kalsium pada saliva tinggi setelah mengunyah sirih sebanyak 50 orang 100. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Khan GJ dkk menunjukkan adanya hubungan signifikan terhadap tingginya konsentrasi kalsium pada saliva penyirih dengan kebiasaan menyirih.
2
Menurut Ginayah M dkk, kadar ion kalsium normal pada saliva adalah 1-1,4 mmoll.
1
Dari hasil penelitian ditemukan kadar ion kalsium mulai dari 2,18 mmol- 16,48 mmoll. Bila dianalisis dari lama kebiasaan menyirih, pada subjek dengan
kadar ion kalsium 2,18 mmoll adalah dengan lama kebiasaan menyirih 5 tahun. Pada subjek dengan kadar ion kalsium 16,48 mmoll adalah dengan lama kebiasaan
menyirih 19 tahun. Jika dianalisis dari frekuensi menyirih, pada subjek dengan kadar ion kalsium
2,18 mmoll adalah dengan frekuensi menyirih 5 kalihari. Pada subjek dengan kadar ion kalsium 16,48 mmoll adalah dengan frekuensi menyirih 10 kalihari.
Tingginya kadar ion kalsium pada semua subjek saliva perempuan penyirih pada penelitian ini disebabkan oleh pada penyirih salah satu komponen utamanya
adalah kapur CaOH
2
dan pada saat mengunyah sirih kapur dapat terakumulasi dalam gingiva dan pada interdental penyirih yang dapat mengalir dengan saliva
Khan GJ dkk.
2
Kalsium diserap dalam duodenum dalam bentuk terionisasi. Saat mengunyah sirih kapur sirih ikut tertelan bersama saliva, sehingga asupan kadar ion
kalsium akan mencapai hingga 52 mmolhari. Untuk menentukan nilai kadar ion kalsium harus dibandingkan dengan asupan kalsium per hari dan absorbsi normal per
hari. Tingginya kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih pada subjek
yang diteliti juga dipengaruhi oleh jenis kapur sirih yang digunakan berbeda dengan penyirih lainnya, karena saat penelitian ini ditemukan beberapa subjek penyirih
menggunakan jenis kapur sirih yang berbeda-beda seperti kapur berbentuk pasta, ada yang berbentuk serbuk kapur, dan kapur sirih yang sudah diolah terlebih dahulu yaitu
dicampur dengan gambir menjadi serbuk. Sehingga dapat dijadikan salah satu saran untuk penelitian selanjutnya agar mengklasifikasikan jenis kapur sirih yang
digunakan setiap penyirih.
18
Tingginya kadar ion kalsium pada saliva menyebabkan, kalsium pada saliva dengan mudah diambil oleh plak dan kalkulus yang terbentuk akan menjadi retensi
perlekatan plak dan bakteri. Iritasi yang lama dari mikroba akan memicu terjadinya inflamasi dan gingivitis serta tidak hanya dianggap sebagai penyebab periodontitis
tetapi juga secara signifikan berkaitan dengan kesehatan gigi.
3,13
Berdasarkan penelitian Sah N dkk. 2012 menunjukkan bahwa meningkatnya kelompok
periodontitis memiliki hubungan yang signifikan dengan tingginya kalsium pada saliva penyirih.
Kapur sirih yang ditambahkan pada komposisi menyirih buah pinang dan gambir akan menyebabkan pembentukan oksigen reaktif Reactive Oxygen Species =
ROS berbentuk superoxide anion O
3
2
-, hydroxy radical OH•, dan hydrogen peroxide H
2
O
2
. Penelitian Nair UJ dkk, menunjukkan bahwa Calsium Hydroxide yang berasal dari kapur sirih dicampur dengan pinang berperan penting dalam
pembentukan ROS yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA sel mukosa bukal pengunyah sirih.
23,
Konsentrasi ROS akan meningkat di rongga mulut penyirih segera setelah pinang bersama dengan kapur larut dalam saliva. Hal ini dapat mengakibatkan
pembentukan ROS pada mukosa bukal, merusak enzim sebagai pelindung rongga mulut dan dengan demikian menyebabkan kerusakan langsung ke jaringan.
24,25
23
6.3 Hubungan lama kebiasaan menyirih dengan kadar ion kalsium