2.5 Pembentukan ROS Di Rongga Mulut
Mengunyah sirih quid dengan tembakau telah ditetapkan sebagai faktor etiologi utama dalam tingginya insiden kanker rongga mulut di India dan beberapa
negara lainnya di benua Asia lainnya. ROS telah terbukti dapat menginduksi oksidatif dan kerusakan kromosom yang dapat terlibat dalam beberapa tahapan proses
karsinogenik pada mukosa oral. Konsentrasi ROS akan meningkat di rongga mulut penyirih segera setelah
pinang bersama dengan kapur larut dalam saliva. Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan ROS pada mukosa bukal, merusak enzim sebagai pelindung rongga
mulut dan dengan demikian menyebabkan kerusakan langsung ke jaringan.
25
Pembentukan ROS dapat juga menyebabkan proliferasi sel, sel penuaan atau apoptosis. Selama paparan kronis, peristiwa ini dapat menyebabkan lesi preneoplastik
di rongga mulut dan selanjutnya menjadi maligna.
23
23
2.6 Efek Buruk Kebiasaan Menyirih.
2.6.1 Penyakit Ginjal Kronis.
Mengunyah sirih dikaitkan dengan peningkatan produksi Reactive oxygen species dan mediator inflamasi yang dapat berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal
tepatnya glomerulus dan meningkatkan UAER Urinary Albumin Excretion Rate. Menyirih dapat memberi efek simpatomitetik yang dapat meningkatkan tekanan
darah yang menyebabkan UAER meningkat.
26
Dapat disimpulkan bahwa, penambahan Calcium hydroxide dalam menyirih adalah penyebab utama terhadap
penyakit batu kemih pada penyirih.
27
Di Taiwan menyirih berhubungan dengan meningkatnya UAER dan albuminuria.
26
Berdasarkan penelitian Chang W menunjukkan bahwa, seseorang dengan kebiasaan menyirih memiliki risiko tinggi
terhadap penyakit ginjal kronis.
28
2.7 Efek Buruk Kebiasaan Menyirih Pada Rongga Mulut 2.7.1 Periodontitis.
Berdasarkan penelitian, kebiasaan menyirih berhubungan dengan periodontitis dan kehilangan gigi. Menyirih memiliki efek berbahaya pada jaringan periodontal,
karena kebiasaan menyirih dapat menyebakan kerusakan jaringan periodontal dan kalkulus sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva dan membran
peiodontal. Berdasarkan penelitian Chatrchaiwiwatana S, keparahan periodontitis
meningkat pada kebiasaan menyirih dari pada tidak menyirih.
17
17
Berdasarkan penelitian Parmar G dkk, kasus periodontitis, lesi pada gingiva dan resesi gingiva
yang diamati secra klinis lebih tinggi pada penyirih dari pada tidak menyirih.
12
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartati Suproyo terlihat bahwa persentase keparahan penyakit periodontal cukup tinggi pada mereka yang
mempunyai kebiasaan mengunyah sirih dibandingkan dengan tidak mengunyah sirih.
Selain itu, menyirih menyebabkan berkurangnya gigi karies karena meningkatkan buffer saliva, tingginya pH kapur sirih menetralkan pembentukan
asam, efek kalsium dari kapur sirih dapat menghambat rusaknya struktur enamel, tingginya fluoride pada komponen meyirih.
7
2.7.2 Oral submucous fibrosis OSF
17
Mengunyah sirih quid adalah penyebab utama Oral Leukoplakia OL dan Oral submucous fibrosis OSF C-H Lee et al., 2003. Risikonya dapat meningkat
dengan frekuensi kebiasaan menyirih seperti sebelumnya di Pakistan, India, Taiwan dan China Mehta et al, 1981; Maher dkk, 1994; Tang et al, 1997; Shiu et al, 2000.
Oral submucous fibrosis merupakan lesi premaligna pada mukosa rongga mulut yang diakibatkan oleh mengunyah campuran sirih. Ciri khas dari Oral
submucous fibrosis adalah fibrosis pada mukosa lamina propria, submukosa dan sering meluas hingga ke bagian muskulus yang mengakibatkan terbentuknya jaringan
fibrous yang bertambah padat.
20
Penelitian Hazare et al., 1988, pengunyah sirih memiliki risiko lebih tinggi terhadap OSF dibandingkan dengan tidak menyirih. Selain itu, frekuensi mengunyah
sirih berhubungan langsung dengan OSF Shah dan Sharma, 1988. OSF banyak
23
terdapat pada orang yang mengkonsumsi quid, tembakau atau kombinasi dari beberapa bahan tersebut, dengan atau tanpa sirih selama
≥ 5 tahun dari pada penyirih yang mengkonsumsi dalam jangka waktu lebih pendek. OSF bukanlah penyakit
terbatas pada rongga mulut saja, tetapi kerongkongan juga dapat terlibat dalam sekitar dua pertiga penderita.
2.7.3 Oral Leukoplakia OL
23
Risiko kanker rongga mulut dan Oral leukoplakia OL relatif lebih tinggi terjadi pada pengunyah sirih quid dengan tembakau dari pada pengunyah sirih quid
tanpa tembakau Gupta et al, 1982. OL dan OSF adalah lesi prekanker klinis berbeda yang mendahului perkembangan kanker rongga mulut. Kanker rongga mulut
merupakan salah satu penyebab utama kematian di Taiwan sejak 1982. OL didefinisikan sebagai bercak putih atau plak predominan pada mukosa
oral yang tidak dapat dikarateristikkan secara klinis maupun patologis sebagai suatu penyakit dan tidak dikaitkan dengan bahan kimia lain kecuali tembakau.
20
23
2.8 Metode Untuk Menghitung Kadar Ion Kalsium Dalam Saliva. 2.8.1 Spektrofotometer Serapan Atom SSA
Spektrofotometer Serapan Atom SSA adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam, pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas Skoog et al., 2000.
30,31
Gambar 3. Spektrofotometri Serapan Atom Dokumentasi
Analisa sampel dilakukan melalui pengukuran absorbansi. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya Spektrofotometri Serapan Atom SSA. Sebuah sampel cairan biasanya berubah menjadi gas atom melalui tiga
langkah : a.
Desolvation pengeringan : larutan pelarut menguap dan sampel kering. b.
Penguapan : sampel padat berubah menjadi gas c.
Atomisasi : senyawa berbentuk gas berubah menjadi atom bebas. Cara kerja SSA berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam
yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengasorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang mengandung
unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya.
Gas dari panas mengalir ke dalam pembakaran sehingga menarik cairan ke dalam tabung dari ruang sampel. Cairan ini diubah dimana ion mengalami atomisasi.
Atom menyerap cahaya dari sumber. Analisis kuantitatif ini dapat dicapai dengan kadar serapan larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Kurva kalibrasi dan
persamaan garis dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi berdasarkan serapannya. Warna nyala pada unsur logam berbeda-beda pada kalsium warna nyala
merah. Untuk keperluan analisa kuantitatif dengan SSA, maka sampel harus dalam
bentuk larutan. Untuk menyiapkan larutan, disesuaikan dengan jenis sampel. Larutan smapel yang akan dianalisa haruslah sangat encer, jernih, stabil dan tidak
mengganggu zat-zat yang akan dianalisa.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Pada penyirih salah satu komponen utamanya adalah kapur CaOH
2
. Saat mengunyah sirih kapur dapat terakumulasi dalam gingiva dan pada interdental
penyirih yang dapat mengalir dengan saliva. Penelitian Ghullam Jillani Khan dkk 2005 menunjukkan adanya hubungan signifikan terhadap meningkatnya konsentrasi
kalsium antara saliva penyirih dengan tidak penyirih.
2
Kalsium diserap dalam duodenum dalam bentuk terionisasi. Saat mengunyah sirih kapur sirih ikut tertelan
bersama saliva, sehingga asupan kadar ion kalsium meningkat. Kalsium pada saliva berperan penting dalam proses remineralisasi enamel gigi
dan dentin.
18
15,16
Menyirih menyebabkan berkurangnya gigi karies karena meningkatkan buffer saliva, tingginya PH kapur sirih menetralkan pembentukan
asam, efek kalsium dari kapur sirih dapat menghambat rusaknya struktur enamel, tingginya fluoride pada komponen meyirih.
Interaksi antara plak dan saliva mempunyai peranan penting dalam mineralisasi plak, karena saliva merupakan sumber utama ion anorganik kalsium
yang berperan membantu proses kalkulus. Hal ini disebabkan, kalsium pada saliva dengan mudah diambil oleh plak dan kalkulus yang terbentuk akan menjadi retensi
perlekatan plak dan bakteri. Iritasi yang lama dari mikroba akan memicu terjadinya inflamasi dan gingivitis serta tidak hanya dianggap sebagai penyebab periodontitis
tetapi juga secara signifikan berkaitan dengan kesehatan gigi.
17
Kapur sirih yang ditambahkan pada komposisi menyirih buah pinang dan gambir akan menyebabkan pembentukan oksigen reaktif Reactive Oxygen Species =
ROS berbentuk superoxide anion O
3,13
2
-, hydroxy radical OH•, dan hydrogen peroxide H
2
O
2
. Penelitian Nair UJ dkk, menunjukkan bahwa Calsium Hydroxide yang berasal dari kapur sirih dicampur dengan pinang berperan penting dalam
pembentukan ROS yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA sel mukosa bukal pengunyah sirih.
23,24,25
Konsentrasi ROS akan meningkat di rongga mulut penyirih segera setelah pinang bersama dengan kapur larut dalam saliva. Hal