Analisis Kalsium dan Sampel Analisa Data Penelitian Skema Alur Penelitian

4.7.2 Pengumpulan Saliva

Pengumpulan saliva sesuai kriteria dilakukan dengan metode spitting. Subjek diinstruksikan untuk meludah ke pot sampel dan saliva ditampung setelah subjek selesai menyirih.

4.7.3 Persiapan Sampel Saliva

Sampel saliva dikumpulkan dalam pot sampel dan diberi label. Pot sampel dimasukkan dan disusun dalam termos yang berisi es batu. Analisa kadar ion Kalsium dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi USU.

4.7.4 Analisa Kuantitatif Kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom SSA

a. Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium

Larutan baku kalsium 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan Aquabidest hingga garis tanda. Dari larutan tersebut 10 µgml dipipet 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 25 ml dan diencerkan dengan Aquabidest sampai garis tanda dan diperoleh larutan berkonsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 µgml. Larutan tersebut diukur dengan SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422.7 nm dan dibuat kurva kalibrasi untuk larutan standar kalsium.

b. Analisis Kalsium dan Sampel

Larutan sampel saliva dimasukkan 1 ml dengan spuit ke dalam labu takar 25 ml, diencerkan dengan Aquabidest sampai garis tanda dan larutan dihomogenkan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu takar 10 ml dan larutan dihomogenkan. Dari labu 10 ml larutan sampel dipipet 4 ml ke labu 25 ml, diencerkan dengan Aquabidest sampai garis tanda dan dihomogenkan. Larutan sampel diukur absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang maksimum 422.7 nm. Setiap sampel diukur sebanyak 3 kali dan nilai rata-ratanya diambil. Urutan kerja: 1. Penentuan linieritas kurva kalibrasi larutan baku kalsium. 2. Larutan Sampel dipipet 1 ml ke labu ukur 25 ml 3.Pengenceran dengan Aquabidest sampai batas garis, larutan dihomogenkan. 4.Larutan sampel disaring dengan kertas saring dengan corong ke labu ukur 10 ml. 5.Larutan sampel dihomogenkan, hasil pengenceran dipipet 4 ml ke labu 25 ml. 6. Pengenceran dengan Aquabidest sampai batas garis, larutan dihomogenkan. 7.Analisa kadar ion kalsium pada gelombang 422,7 nm

4.8 Analisa Data Penelitian

Data yang telah diperoleh dilakukan analisis data dengan menggunakan sistem SPSS versi 17. Gambaran statistik meliputi rata-rata, standar deviasi, jumlah dan persentase digunakan untuk menjelaskan kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih di lingkungan III kelurahan Padang Bulan. Hubungan lama kebiasaan dan frekuensi menyirih diuji dengan uji statistik regresi linier ganda. Derajat kepercayaan diperkirakan 95. Signifikan statistik diperoleh jika nilai p 0,05.

4.9 Skema Alur Penelitian

Analisa kadar ion kalsium dengan SSA pada gelombang 422,7 nm. Preparasi sampel saliva Sampel dibawa ke Laboratorium Penelitian Farmasi USU Pengumpulan data Analisa data Kesimpulan Penentuan subjek sesuai kriteria inklusi dan pengisian kuesioner Subjek mengisi lembaran informed consent Instruksikan subjek meludah pada pot sampel sebanyak 1 ml setelah selesai mengunyah sirih BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan. Subjek yang diteliti adalah sebanyak 50 dengan kebiasaan menyirih. Setiap subjek yang diteliti diberikan pertanyaan sesuai dengan isi kuesioner terlebih dahulu dan harus memenuhi beberapa kriteria inklusi, yaitu: perempuan penyirih usia 25-60 tahun, lama kebiasaan menyirih harus lebih dari 5 tahun, frekuensi menyirih harus lebih dari 5 kalihari, komposisi menyirih harus menggunakan kapur sirih, dan menyirih dengan cara menguyah. Selanjutnya, subjek yang memenuhi kriteria inklusi diminta untuk meludah pada pot sampel sebanyak 1 ml setelah subjek selesai menyirih. Pot-pot sampel yang telah berisi sampel saliva disimpan dan disusun dalam termos yang berisi es untuk dibawa ke Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU. Sampel saliva dipipet 1ml ke dalam labu ukur 25ml dan dilarutkan dengan Aquabidest sampai batas garis, lalu dihomogenkan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu ukur 10ml, lalu homogenkan. Hasil penyaringan dipipet 4ml kedalam labu ukur 25ml dan dilarutkan dengan Aquabidest sampai batas garis. Hasil preparasi sampel di analisa dengan menggunakan dengan SSA pada gelombang 422,7 nm untuk mengetahui kadar ion kalsium pada sampel. 5.1 Karakteristik Umum Subjek Yang diteliti Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapatkan beberapa karakteristik umum subjek yang diteliti. Tabel 1. GAMBARAN KARAKTERISTIK UMUM SUBJEK YANG DITELITI Variabel n Umur 25-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 56-60 tahun 12 17 18 3 24 34 36 6 Pekerjaan Pedagang Ibu Rumah Tangga 48 2 96 4,0 Pendidikan SMA SMP Tidak bersekolahSD 16 23 11 32 46 22 Total 50 100 Berdasarkan tabel 1, maka dapat dideskripsikan beberapa karakterisitk umum sebagai berikut. Umur perempuan penyirih dengan frekuensi terbanyak adalah pada kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 18 orang 36,0 dan umur perempuan penyirih dengan frekuensi yang paling sedikit adalah pada kelompok 56-60 sebanyak 3 orang 6,0. Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar subjek yang diteliti adalah pedagang sebanyak 48 orang 96,0 dan yang paling sedikit adalah Ibu rumah tangga sebanyak 2 orang 4,0. Tingkat pendidikan yang paling umum adalah SMP sebanyak 23 orang 46,0 dan yang paling jarang adalah tidak bersekolah dan SD sebanyak 11 orang 22,0. Tabel 2. GAMBARAN VARIABEL PENELITIAN Variabel Penelitian n Komposisi Menyirih Daun sirih, pinang, gambir, kapur, tembakau Lainnya 50 - 100 - Cara Menyirih Mengunyah Ditumbuk 50 - 100 - Alasan Menyirih Pikiran Pengobatan Adat istiadat dan isi waktu luang 18 16 16 36 32 32 Umur Pertama Kali Menyirih tahun 20 20-30 31-40 41 8 18 21 3 16 36 42 6 Lama Kebiasaan Menyirih tahun 5-9 10-14 15-20 21 15 18 9 8 30 36 18 16 Frekuensi Menyirih kalihari 5-9 10-14 15-20 21 13 17 18 2 26 34 36 4 Wawasan Perempuan Penyirih Mengenai Efek Mengunyah Sirih Baik Gigi Kuat Pikiran Jadi Nyaman Gabungan Nafas Wangi Buruk Gigi Hitam dan biaya mahal 48 24 15 6 1 2 2 96 48 30 12 2 4 4 Aktivitas Setelah Menyirih Berkumur dengan air Tidak melakukan apapun 30 20 60 40 Frekuensi Menyikat Gigi kalihari 2 1 47 3 94 6 Frekuensi Mengkonsumsi Susu Secara Rutin Tidak rutin Rutin 44 6 88 12 Total 50 100 Berdasarkan tabel 2, Komposisi menyirih yang paling umum digunakan adalah daun sirih, pinang, gambir, kapur, dan tembakau 50 orang 100. Cara menyirih yang umum adalah dengan cara mengunyah 50 orang 100. Alasan menyirih yang terbanyak disebabkan oleh pikiran 18 orang 36,0 dan yang paling sedikit adalah adat istiadat dan isi waktu luang 8 orang, 8 orang 16,0. Umur pertama kali menyirih yang paling banyak frekuensinya adalah umur 31-40 sebanyak 21 orang 42,0 dan yang paling sedikit adalah umur 41 sebanyak 3 orang 6,0. Lama kebiasaan menyirih tahun terbanyak adalah 10-14 sebanyak 18 orang 36,0 dan yang paling sedikit adalah 21 sebanyak 8 orang 16,0. Frekuensi menyirih kalihari terbanyak adalah 15-20 sebanyak 18 orang 36,0 dan yang paling sedikit 21 sebanyak 2 orang 4,0. Wawasan perempuan penyirih mengenai efek mengunyah sirih adalah yang menyatakan memiliki efek baik 48 orang 96,0 dengan alasan gigi kuat 24 orang 48,0, pikiran jadi nyaman 15 orang 30,0, gabungan dari beberapa alasan 6 orang 12 dan nafas wangi 1 orang 2,0 dan yang menyatakan memiliki efek buruk 2 orang 4 orang 4,0 dengan alasan gigi hitam dan biaya mahal. Aktivitas setelah menyirih yang paling sering dilakukan adalah berkumur dengan air sebanyak 30 orang 60,0 dan yang paling sedikit adalah tidak melakukan apapun sebanyak 20 orang 40,0. Frekuensi menyikat gigi yang paling banyak dilakukan subjek yang diteliti adalah sebanyak 2 kalihari sebanyak 47 orang 94,0 dan yang paling sedikit adalah sebanyak 1 kali sehari sebanyak 3 orang 6,0. Frekuensi mengkonsumsi susu secara rutin yang terbanyak adalah tidak secara rutin sebanyak 44 orang 88,0 dan yang paling sedikit adalah secara rutin sebanyak 6 orang 12,0. 5.2 Hasil Pengukuran Kadar Ion Kalsium Saliva Perempuan Penyirih Di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan Hasil penelitian menunjukkan kadar ion kalsium saliva perempuan penyirih di lingkungan III Padang Bulan. Dari 50 orang penyirih, sebanyak 50 orang 100 ditemukan kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih setelah mengunyah sirih lebih tinggi dari kadar ion kalsium normal pada saliva tabel pada lampiran.

5.3 Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata Kadar Ion Kalsium Berdasarkan Lama Kebiasaan Menyirih