Gambaran Umum Objek Penelitian
Tabel 4.2 Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Dev NPF
36 2.490000
5.100000 3.875556
0.906461 FDR
36 91.50000
104.8300 98.65917
3.854108 BOPO
36 70.43000
94.22000 81.33750
7.037998 NOM
36 0.020000
1.980000 0.670833
0.606952 ROA
36 0.080000
2.520000 1.291667
0.659764 INFLASI
36 3.350000
8.790000 6.589167
1.445014 DPK
36 14.87000
22.06000 19.14694
2.270758
Sumber : data diolah. Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah 36 sampel data yang diambil dari Laporan Keuangan Gabungan Bulanan BUS dan UUS dalam kurun waktu
Januari 2013 s.d. Desember 2015. Data rasio NPF terendah minimum adalah 2,49 yaitu pada Januari
2013 dan rasio tertinggi maximum adalah 5,1 yaitu pada Februari 2015, kemudian rata-rata NPF ialah 3,8755. Hal ini menunjukkan bahwa selama
periode penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa rasio NPF yang diproksikan dengan manajemen pembiayaan BUS dan UUS di Indonesia
termasuk peringkat 2 baik menurut kriteria peringkat yang ditetapkan Bank Indonesia. Sementara standar deviasi 0,9064 lebih kecil dibanding
dengan nilai mean-nya 3,8755 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa simpangan data NPF dikatakan baik.
Rasio FDR Financing to Deposit Ratio diperoleh nilai minimum sebesar 91,50 yaitu pada Desember 2014 dan memperoleh nilai maximum
sebesar 104,83 pada Juli 2013. Sedangkan untuk rata-rata rasio FDR pada penelitian ini ialah sebesar 98,659 yang menyatakan bahwa pada
penelitian ini rasio FDR termasuk peringkat 3 sedang sesuai dengan kriteria peringkat Bank Indonesia. Untuk standar deviasi rasio ini ialah
3,854 lebih kecil dari nilai mean-nya 98,659, maka dapat disimpulkan simpangan data FDR dikatakan baik.
Rasio BOPO diperoleh rata-rata sebesar 81,337 dengan data terendah sebesar 70,43 yaitu pada periode Januari 2013 dan yang tertinggi
sebesar 94,22 yaitu pada periode Juni 2015. Secara statistik, dengan rata- rata tersebut rasio BOPO dalam waktu penelitian dapat disimpulkan
bahwa tingkat efisiensi operasional yang dimiliki perbankan syariah BUS dan UUS melalui Laporan Keuangan Gabungan Bulanan, masih relatif
terjaga yaitu tergolong peringkat 1 ≤ 83. Sementara untuk standar deviasi sebesar 7,037 jauh lebih kecil dari pada nilai mean-nya, sehingga
simpangan data pada rasio BOPO ini dapat dikatakan baik. Pada rasio NOM Net Operating Margin nilai terendah minimum
diperoleh sebesar 0,02 yakni pada periode Februari 2014 sedangkan nilai tertinggi maximum diperoleh sebesar 1,98 pada periode November
2015. Sementara itu, nilai rata-rata mean dari rasio NOM ini ialah sebesar 0,67 dan ini termasuk pada peringkat 5 sangat rendah pada kriteria Bank
Indonesia. Pada nilai standar deviasi NOM didapat sebesar 0,606 lebih kecil dari nilai mean-nya maka simpangan data rasio ini dapat dikatakan
relatif baik. Rasio ROA diperoleh nilai rata-rata mean ialah sebesar 1,291
termasuk peringkat 2 tinggi pada kriteria Bank Indonesia. Selain itu, diperoleh juga nilai minimum ialah sebesar 0,08 pada periode Januari
2014 dan nilai maksimum sebesar 2,52 pada periode Januari 2013. Sedangkan untuk nilai dari standar deviasi rasio ROA ialah diperoleh
sebesar 0,6597 lebih kecil dari nilai mean-nya ini menunjukkan bahwa simpangan data pada rasio ini dikatakan baik.
Data inflasi diperoleh nilai terendah minimum 3,35 pada Desember 2015 dan nilai tertinggi maksimum 8,79 pada Agustus 2013.
Nilai rata-rata inflasi ialah sebesar 6,589. Sedangkan untuk standar deviasi pada data inflasi ialah diperoleh sebesar 1,445 lebih kecil dari nilai mean-
nya. Ddengan demikian simpangan data ini dikatakan baik. Nilai rata-rata untuk rasio DPK diperoleh sebesar 19,146, sedangkan
untuk nilai minimunnya ialah diperoleh sebesar 14,87 pada Januari 2013 dan nilai maksimumnya ialah sebesar 22,06 pada November 2015. Selain
itu, standar deviasi untuk rasio DPK ini ialah 2,270 lebih kecil bila
dibandingkan dengan nilai mean-nya. Oleh karena itu, simpangan data ini dapat dikatakan baik.