Hasil Pengujian Hipotesis HASIL DAN PEMBAHASAN

variabel dependen. Tabel 4.8 Uji t Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.817457 3.065388 -1.571565 0.1269 FDR 0.017447 0.022583 0.772585 0.4460 BOPO 0.015660 0.007247 2.160980 0.0391 NOM -0.121415 0.087564 -1.386590 0.1761 ROA -0.073062 0.093986 -0.777370 0.4432 INFLASI -0.173234 0.030779 -5.628422 0.0000 DPK 0.366387 0.049561 7.392619 0.0000 Untuk uji signifikansi parameter individual diperlukan nilai dari t tabel. Pada uji ini, didapat nilai t tabel sebesar 2,0452. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa variabel FDR memiliki nilai t hitung sebesar 0,772 2,0452. Ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel FDR tidak berpengaruh terhadap variabel NPF yang berarti H diterima. Sedangkan untuk variabel BOPO memiliki nilai t hitung sebesar 2,1609 2,0452 yang berarti BOPO berpengaruh secara parsial terhadap NPF H 1 diterima. Nilai t hitung untuk NOM ialah sebesar -1,386 2,0452 menunjukkan variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yang berarti H diterima. Selanjutnya nilai t hitung untuk variabel ROA sebesar -0,773 2,0452 menunjukan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF yang berarti H diterima. Untuk variabel inflasi didapatkan nilai t hitung sebesar - 5,6284 2,0452. Hal ini menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap variabel NPF yang berati H 1 diterima. Dan selanjutnya variabel DPK memiliki nilai t hitung sebesar 7,3926 2,0452 yang berarti memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependennya yang berarti H 1 diterima dan H ditolak. c. Hasil Uji F Uji Signifikansi Simultan Pada uji F hasil menunjukkan bahwa apakah variabel independen memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependennya. Apabila F hitung F tabel maka tingkat kepercayaan tertentu H 1 diterima, yang artinya variabel independen bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen. Namun apabila F hitung nilai F tabel maka tingkat kepercayaan tertentu Ho diterima, yang artinya variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Uji F R-squared 0.944644 Mean dependent var 3.875556 Adjusted R-squared 0.933191 S.D. dependent var 0.906461 S.E. of regression 0.234297 Akaike info criterion 0.108212 Sum squared resid 1.591958 Schwarz criterion 0.416118 Log likelihood 5.052189 Hannan-Quinn criter. 0.215679 F-statistic 82.48013 Durbin-Watson stat 1.511505 ProbF-statistic 0.000000 Berdasarkan tabel diatas, uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 82,480 yakni lebih besar dari F tabel 2,4324. Dengan demikian, hipotesis H ditolak dan H 1 diterima maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan secara simultan antara variabel FDR, BOPO, NOM, ROA, Inflasi, dan DPK terhadap variabel NPF. d. Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R 2 atau Adjusted R 2 . Berikut hasil dari pengujian koefisien determinasi: Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi Dependent Variable: NPF Method: Least Squares Date: 072616 Time: 14:16 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.817457 3.065388 -1.571565 0.1269 FDR 0.017447 0.022583 0.772585 0.4460 BOPO 0.015660 0.007247 2.160980 0.0391 NOM -0.121415 0.087564 -1.386590 0.1761 ROA -0.073062 0.093986 -0.777370 0.4432 INFLASI -0.173234 0.030779 -5.628422 0.0000 DPK 0.366387 0.049561 7.392619 0.0000 R-squared 0.944644 Mean dependent var 3.875556 Adjusted R-squared 0.933191 S.D. dependent var 0.906461 S.E. of regression 0.234297 Akaike info criterion 0.108212 Sum squared resid 1.591958 Schwarz criterion 0.416118 Log likelihood 5.052189 Hannan-Quinn criter. 0.215679 F-statistic 82.48013 Durbin-Watson stat 1.511505 ProbF-statistic 0.000000 Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai R 2 sebesar 0,944 yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah sebesar 94,4. Sedangkan, nilai Adjusted R 2 sebesar 0,933 menunjukan bahwa hanya sebesar 93,3 variasi variabel dependen NPF yang dijelaskan oleh variasi variabel independen FDR, BOPO, NOM, ROA, Inflasi, dan DPK dalam penelitian ini, Sedangkan sisanya 67 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian.

E. Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian pengaruh manajemen pembiayaan terhadap tingkat likuiditas, profitabilitas, inflasi, dan DPK pada BUS dan UUS di Indonesia periode 2013-2015, maka didapatkan hasil sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas 1. Variabel FDR Financing to Deposit Ratio menunjukan bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen pembiayaan dalam hal ini adalah NPF Non Performing Financing. Hal ini menjelaskan bahwa jika kondisi bank syariah lebih likuid maka cenderung bank syariah lebih fleksibel dalam menyalurkan pembiayaan meskipun tingkat kemacetan sedang meningkat. 2. Variabel BOPO Biaya Operasional per Pendapatan Operasional menunjukan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap manajemen pembiayaan pada BUS dan UUS. Hal ini menjelaskan bahwa apabila tingkat BOPO nya rendah yang artinya biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari pendapatan maka hal ini dapat meminimalisirkan pembiayaan bermasalah sehingga mengindikasikan bahwa manajemen pembiayaan bank syariah tersebut mampu bekerja secara optimal. b. Rasio Profitabilitas 1. Variabel NOM Net Operating Margin menunjukan bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPF yang diproksikan untuk manajemen pembiayaan BUS dan UUS. Hal ini menjelaskan bahwa faktor pendapatan operasional dari pembiayaan tidak akan menurunkan atau menaikan besarnya pembiayaan bermasalah yang dihadapi. 2. Variabel ROA Return on Assets menunjukan bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen pembiayaan BUS dan UUS di Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa apabila kinerja keuangan naik yang mengakibatkan pengembalian atas aset bank yang digunakan untuk pembiayaan naik tidak lantas dapat mengatasi pembiayaan bermasalah. c. Inflasi Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen pembiayaan. Hal ini menjelaskan bahwa tingginya tingkat inflasi memengaruhi harga dan resiko dari produk pembiayaan di bank tersebut. Apabila nasabah melakukan pembiayaan seiring dengan lajunya inflasi maka return yang harus dibayarkan oleh nasabah tersebut juga relatif naik sehingga hal ini mendorong terjadinya pembiayaan bermasalah. Dengan tingginya pembiayaan bermasalah maka manajemen pembiayaan pada bank tersebut pun berjalan tidak optimal. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Saekhu 2015 yang mana menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap kinerja pembiayaan bank syariah. d. DPK Sama halnya dengan BOPO dan Inflasi, DPK Dana Pihak Ketiga BUS dan UUS di Indonesia selama periode penelitian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen pembiayaan yang dalam hal ini diproksikan dengan NPF. Manajemen pembiayaan yang baik dapat mengelola dana pihak ketiga yang masuk dengan semaksimal mungkin terutama dalam hal pembiayaan. Sehingga apabila terjadi kredit macet, bank dapat menutupi hal tersebut dengan dana pihak ketiga yang terhimpun sehingga tingkat likuiditasnya tetap terjaga. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh manajemen pembiayaan terhadap tingkat likuiditas, profitabilitas, inflasi, dan DPK bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia. Data bersumber dari laporan keuangan gabungan BUS dan UUS pada Statistik Perbankan Syariah. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program E-views 8.0. Total data sebanyak 36 data yakni dari laporan keuangan gabungan periode bulanan dari tahun 2013 hingga 2015 seluruh BUS dan UUS yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan OJK. Pada uji regresi linear berganda yakni uji hubungan simultan, terlihat bahwa secara simultan seluruh variabel independen yakni FDR, BOPO, NOM, ROA, Inflasi, dan DPK memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen pembiayaan yang diproksikan dengan NPF. Pada uji parsial, FDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap NPF dikarenakan jumlah pembiayaan yang disalurkan tidak sebanding dengan jumlah pembiayaan bermasalah. Bank syariah akan lebih giat menangani pembiayaan bermasalah apabila kondisi likuiditas sedang menurun. BOPO memiliki pengaruh terhadap manajemen pembiayaan yang diproksikan dengan NPF. Biaya operasional yang dikeluarkan bank syariah

Dokumen yang terkait

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2009-2013.

0 1 17

Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO dan DPK Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah di Indonesia.

0 0 1

Pengaruh Inflasi, BI Rate, CAR, dan NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia 1. cover

0 0 21

PENGARUH NPF DAN DPK TERHADAP PEMBIAYAAN BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA : LAPORAN KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA PERIODE 2009-2015.

0 0 90

ANALISIS PENGARUH FDR, BOPO, NPF DAN DPK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISIS PENGARUH FDR, BOPO, NPF DAN DPK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 15