Penelitian rencana pengelolaan lanskap agroforestri di DAS Karang Mumus dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis spasial dan temporal,
evaluasi kesesuaian lahan, analisis sosial ekonomi, evaluasi sedimentasi, analisis kebijakan, dan proses hirarki analitik analytical hierarchy processAHP.
Berdasarkan hasil analisis kemudian dilakukan penyusunan rekomendasi rencana
pengelolaan penggunaan lahan berbasis lanskap agroforestri. Melalui penelitian ini diharapkan bahwa pengelolaan lanskap agroforestri dapat menjadi alternatif
dalam mengatasi permasalahan di kawasan DAS Karang Mumus.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah 1. mengevaluasi dan menganalisis karakter lanskap DAS Karang Mumus;
2. menganalisis faktor-faktor pendorong pengelolaan lanskap agroforestri; dan 3. menyusun rekomendasi rencana pengelolaan penggunaan lahan berbasis
lanskap agroforestri.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat 1. digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar informasi
alternatif skala regional untuk pertimbangan penerapan lanskap agroforestri sebagai salah satu penggunaan lahan yang berkelanjutan, dan
2. dijadikan acuan dalam usaha peningkatan kualitas lingkungan sebagai bentuk harmonisasi kawasan hulu dan hilir melalui jasa lingkungan environmental
services .
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lanskap
Lanskap dapat didefinisikan sebagai area lahan heterogen yang tersusun dari suatu kelompok ekosistem yang saling berinteraksi yang berulang dalam bentuk
yang serupa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengembangan atau pembentukan lanskap diakibatkan oleh bekerjanya tiga mekanisme di dalam batas lanskap, yaitu
berbagai proses geomorfologi khusus yang berlangsung dengan waktu yang lama, pola-pola kolonisasi dari berbagai organisme, dan gangguan-gangguan lokal dari
berbagai ekosistem dengan waktu yang lebih singkat Forman Godron, 1986. Menurut Porteous 1996, lanskap adalah bagian dari pemandangan alam
yang membutuhkan kesenangan dan pendidikan untuk mengapresiasikannya. Tipe-tipe lanskap berdasarkan apresiasi dibagi menjadi pegunungan, alam bebas,
perdesaan, taman-taman, dan lanskap perkotaan. Selanjutnya menurut Antrop 2000, lanskap adalah konsep yang sangat
kompleks, keadaan alam yang holistik yang dikenal dalam banyak ilmu geografi dan ekologi lanskap sebagai kumpulan fenomena alam yang luas, saling
berhubungan, dan juga dinamis. Lebih lanjut definisi lanskap mengacu pada lingkungan manusia, lanskap merupakan suatu konsep yang abstrak, tidak
memiliki batasan-batasan, dan mengacu pada bentuk seperti pemandangan, sistem, dan struktur. Pada penggunaan yang nyata, lanskap-lanskap dibagi dalam
satu atau lebih bagian lahan yang telah ditentukan atau dibatasi. Lanskap adalah keadaan dan kondisi bentuk bentang alam di atas permukaan
bumi natural dan atau yang merupakan hasil campur tangan budidaya manusia terhadap bentuk alami artificial Subroto, 2004. Sebagai salah satu contoh
deskripsinya adalah lanskap perdesaan. Lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakter tertentu, yang
beberapa unsurnya dapat digolongkan menjadi unsur utama atau unsur mayor dan unsur penunjang atau unsur minor. Unsur utama atau unsur mayor adalah unsur
yang relatif sulit untuk diubah, sedangkan unsur penunjang atau unsur minor adalah unsur yang relatif kecil dan mudah untuk diubah Simond Starke, 2006.
2.2. Agroforestri 2.2.1. Definisi