Prasurvei Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial

3.4.1. Prasurvei

Pada tahap ini, kegiatan dipusatkan pada penelusuran pustaka, deliniasi peta, dan penentuan lokasi contoh penelitian. Penelusuran pustaka dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian. Deliniasi lokasi penelitian Gambar 6 dilakukan berdasarkan batas kawasan DAS Karang Mumus dan peta rupa bumi Indonesia Lembar 1915-13, 1915-41, dan 1915-42. Gambar 6. Lokasi contoh penelitian Lokasi yang menjadi contoh penelitian ditentukan dengan menggunakan metode jalur transek. Metode ini merupakan metode yang efektif digunakan untuk mempelajari suatu kawasan yang luas. Di dalam metode ini, jalur contoh dibuat memotong garis-garis topografi Soerianegara Indrawan, 2002. Kemudian pada jalur ini ditentukan lokasi-lokasi yang menjadi contoh penelitian. Kelurahan yang terpilih menjadi lokasi contoh penelitian adalah Kelurahan Sempaja, Kelurahan Lempake, dan Kelurahan Sungai Siring.

3.4.2. Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial

Data spasial dan nonspasial dikumpulkan dari survei lapang secara langsung, baik melalui wawancara, kuisioner maupun kunjungan lapang. Wawancara dilakukan kepada pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait dengan penentu kebijakan. Penyebaran kuisioner untuk analisis sosial-ekonomi dilakukan terhadap 94 responden dalam lokasi contoh dengan mengikuti metode pengambilan contoh dengan tujuan purposive sampling. Jumlah responden ditentukan berdasarkan teori limit pusat. Dalam teori ini, jumlah responden mencapai 25 atau 30 responden telah dapat menghasilkan bentuk sebaran penarikan contoh mendekati normal berbentuk genta Agresti Finlay, 1997. Penyebaran kuisioner AHP dilakukan terhadap sepuluh ahli pakar dari sepuluh institusi, yaitu Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pengelola DAS Mahakam Berau, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Permukiman dan Pengembangan Kota Samarinda, Dinas Pertanian Kota Samarinda, Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Universitas Mulawarman Samarinda.

3.4.3. Pengolahan Data