Waktu dan Tempat Rancangan Percobaan Pengamatan

32

III. Metode Penelitian

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin dan Budidaya Pertanian dan Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan April hingga November 2009.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Alat pengamatan pertumbuhan bibit:

1. Polibag

2. Timbangan

3. Software SAS 6.012

4. Cone Index Penetrometer, Yamanaka. Fujiwara Seishako, LTD

5. Jangka sorong

6. Penggaris

7. Termometer

8. Kamera digital

Alat pengujian di laboraturium : 1. Oven 2. Desicator 3. Neraca digital 4. Obeng 5. Wadahembercawan 6. Pisau 7. Pengemprot air dan corong 8. Pemadat tanah Proctor test 9. Ayakan 4760 μm sesuai dengan uji pemadatan standar JIS A 1210-1480 10. Piknometer 11. Termometer 12. Mortar 33 13. Cawan evaporasi 14. Wadah air bath 15. Sendok pengaduk 16. Dongkrak hidrolik Bahan: 1. Bibit I : biji jarak B1 2. Bibit II : stek jarak B2 3. Bibit III : Kultur jaringan ex-vitro jarak B3 4. Media tanam I : tanah , pupuk kandang, dan pasir malang M1 5. Media tanam II : tanah dan kulit jarak pagar kering M2 6. Media tanam III : tanah M3

C. Prosedur Penelitian

Perlakuan yang dicobakan untuk pengamatan sifat fisik dan perakaran pada bibit jarak pagar adalah media tanam dan jenis bibit yang berbeda. Tiga jenis bibit yaitu bibit yang berasal dari biji jarak, stek batang, dan kultur jaringan. Jenis media tanam yang digunakan juga berbeda yaitu media tanam berasal dari tanah, media campuran campuran top soil dan pupuk kandang, dan kulit jarak yang dicampur dengan tanah.

1. Persiapan Bibit Jarak Pagar 1

Pembibitan dari Biji Bibit jarak pagar yang berasal dari biji merupakan bibit yang paling mudah diperoleh dalam waktu yang relatif singkat. Biji jarak yang digunakan berasal dari jenis IP-2P yang ditanam di tempat beriklim basah. Gambar 8 berikut ini merupakan skema penyiapan bibit biji jarak pagar. 34 Gambar 9. Skema pembibitan biji jarak pagar 2 Pembibitan dari Stek Tanaman jarak yang dipersiapkan untuk stek adalah tanaman yang sudah cukup tua dan berkayu. Batang tanaman jarak dipotong sepanjang 25-30 cm. Setelah itu, batang hasil stek langsung ditanam pada media persiapan hingga tumbuh akar dan stek dapat dipindahkan ke dalam media pembibitan. 3 Pembibitan dari Ex-vitro Jarak Pagar Pembibitan ex-vitro jarak dikembangkan di Bagian Bioteknologi, Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Puspiptek, Serpong, Tangerang. Ex-vitro jarak bertujuan untuk memperoleh tanaman jarak yang unggul dengan cara yang lebih mudah dan waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan Seleksi biji Biji hasil seleksi dicuci bersih ditiriskan media pembibitan berupa pasir malang disiapkan keadaan lembab biji diletakkan dalam media pembibitan biarkan selama ± 2 malam atau hingga muncul kecambah biji dipindah ke media tanam kultur j penyiap Pen agar ti pembib dipanta busuk a masa pemb tanaman d media Pasta mu direndam dipilih tu jaringan in-v pan bibit ex-v Gamba ngecekan ko ngkat kebe bitan suhu d u, pengecek akar sehingg bibitan dapat d dimasukan ke d a tanam dibuat dibuat dari talc ungkin timbul s m dalam 1 sach ditiriskan hin unas yang baik vitro. Gamb vitro. ar 10. Skema ondisi bibit rhasilan bib an kelembab kan kedua ha a tidak terja dimulai ketika t dalam sungkup d Per dengan kompo c dengan perba saat pemotong het Biosin 20 ngga kering ti P k, segar, dan tid h ar 9 di baw a kegiatan ex ex-vitro jara bit cukup t ban udara m al tersebut di di kegagalan Aklimati tanaman sudah akar. Peminda p. Lakukan pen dan suhu secar rsiapan Med osisi tanah : pa 10x10x1 Pembuatan andingan talc : gan tunas. Past Sterilisa gram yang di idak dijemur la Pengambilan dak keriput dau hanya tersisa da wah ini meru x-vitro jarak ak pagar dil tinggi. Kare merupakan h ilakukan tiap n pertumbuh isasi h mengalami ka ahan ngecekan kelem a berkala dia Tanam sir : kompos = 15. n Pasta : air = 1 : 1. Be ta diberikan pa asi icampur dalam angsung di baw n Tunas un tua yang ada aun muda. upakan skem k pagar lakukan seca ena pada m hal penting y p hari agar ti han. alus pembeng mbaban udara, k 1:1:1 dalam p ertujuan menu da bagian yang m 5 liter air.Kem wah cahaya mat a pada tunas di 35 ma tahapan ara intensif masa awal yang harus idak terjadi gkakan pada ba kelembaban tan polybag ukuran tupi luka yang g dipotong. mudian, tanama tahari ipotong sehing agian nah, n an gga 36

2. Persiapan Media Tanam Bibit Jarak Pagar

1 Media tanam dengan pupuk kandang Menurut hasil penelitian Heri Istiana dan Impron Sadikin 2008 dalam Cara Pengujian Media Tumbuh pada Pembibitan Tanaman Jarak Pagar, diperoleh hasil bahwa media tanam pembibitan jarak pagar yang baik adalah campuran tanah, pasir malang, dan pupuk kandang dengan perbandingan volume 3:1:1. Tanah dicampur dengan pupuk kandang dan pasir pada wadah terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan ke dalam polibag hingga terisi tiga perempat bagiannya. Media tanam yang disediakan untuk masing-masing jenis media tanam sebanyak 45 buah. Gambar 11. Media pupuk kandang 2 Media tanam pupuk kulit jarak Kulit jarak yang diperoleh untuk media ini berasal dari Kebun Induk Jarak Pagar KIJP Pakuwon, Sukabumi Jarak Pagar. Sebelumnya, kulit jarak ini dibusukkan terlebih dahulu selama 9-11 hari. Kulit jarak tersebut kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari dan setelah itu dapat digunakan untuk media tanam. Penggunaan kulit jarak sebagai media tanam telah digunakan pada pembibitan jarak pagar di KIJP Pakuwon. 37 Gambar 12. Pembusukan kulit jarak Gambar 13. Pengeringan kulit jarak Kulit jarak yang telah kering kemudian dicampur dengan tanah dengan perbandingan volume tanah : kulit jarak = 2 : 1. Setelah itu, campuran tanah dan kulit jarak dimasukkan kedalam polibag yang tersedia. 3 Media tanam tanah tanpa campuran apapun Tanah yang digunakan pada media tanam ini berasal dari lapisan top soil, tanpa menggunakan campuran apapun. Tanah dimasukkan ke dalam polibag yang telah disediakan. Gambar 14. Media tanam tanah 38

D. Rancangan Percobaan

Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah RAK Rancangan Acak Kelompok Gomez, 1995 dengan perlakuan jenis bibit yang berbeda yang terdiri dari tiga taraf, yaitu 1 biji jarak, 2 stek jarak pagar, 3 kultur jaringan ex-vitro, dengan media tanam yang diujikan adalah a media pupuk kandang, b media kulit jarak dan c media tanah. Tujuan penggunaan rancangan percobaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan nyata antara jenis bibit dan media tanam yang digunakan selama penelitian dengan tingkat pertumbuhan bibit yang ditinjau dari tinggi tanaman, diameter batang, maupun jumlah daun. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan jenis bibit yang sesuai untuk kegiatan budidaya jarak pagar. Rancangan percobaan jika diilustrasikan berupa : Tabel 3. Rancangan percobaan penelitian M1 M2 M3 P1 P1M1 P1M2 P1M3 P2 P2M1 P2M2 P2M3 P3 P3M1 P3M2 P3M3 di mana: P = jenis perlakuan pembibitan M = media tanam Model linier secara umum dari suatu rancangan satu faktor dengan rancangan acak lengkap dapat dituliskan sebagai berikut: Y ij = μ + τ i + β j + ε ij Dimana: i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 Y ij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j μ = Rataan umum τ i = Pengaruh perlakuan ke-i β j = Pengaruh perlakuan kelompok ke-j ε ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

E. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terhadap sifat fisik tanah dengan parameter sebagai berikut: 1. Densitas partikel merupakan rasio massa padatan dibandingkan dengan volume padatan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 39 ρ s = M s V s = Vo Vin Mo Min + + 2. Bulk density atau kerapatan lindak merupakan rasio massa padatan terhadap volume total. Bulk density dapat dihitung dalam basis basah ρ’ s jika massa air masuk dalam perhitungan dan dalam basis kering ρ b jika dihitung tanpa menggunakan massa air. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ρ s = Vg Vw Vs Mw Mo Min Vt Mw Ms + + + + = + ρ b = Vg Vs Mo Min Vt Ms + + = Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah, bulk density akan semakin tinggi sehingga akan semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman. 3. Porositas merupakan rasio volume dari fluida atau air dan udara terhadap volume total. Porositas dihitung berdasarkan rumus: f t = Vg Vl Vs Vl Vg Vt Vf + + + = 4. Standard Proctor test Uji Proctor digunakan untuk menganalisis maximum dry density dan optimum moisture content kadar air optimum. Dalam analisis ini, media tanam yang lolos saringan 4760 μm dipadatkan dalam suatu cetakan mould yang isinya 1000 cc dengan memakai alat pemukul seberat 2.5 kg yang dijatuhkan dari ketinggian 12 inci 0.3048 m. Cetakan diisi dengan tiga lapisan secara bertahap, dan setiap lapisan dipadatkan dengan 25 pukulan dari alat pemukul tersebut. Gambar 14 berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam uji Proctor. 40 Gambar 15. Alat dan bahan uji Proctor Percobaan diulangi hingga massa tanah dalam cetakan mengalami penurunan setelah diberi penambahan air yang berbeda. Setelah masing-masing contoh tanah diuji, berat isi dari setiap contoh tanah dihitung: Berat isi basah ρ t = tm 3 di mana : m 1 = berat cetakan dan piringan dasar, kg m 2 = berat tanah padat, cetakan, dan piringan dasar, kg v = kapasitas cetakan, cm 3 Berat isi tanah kering ρ d = tm 3 di mana w adalah kadar air Dari data kemudian dibuat hubungan antara berat isi kering ρ d pada ordinat dengan kadar air w pada absis. Dan juga memplotkan kurva jenuh sempurna curve of complete saturation atau kurva pori-pori tanpa udara zero air void curve. Nilai berat isi jenuh ρ d sat untuk membuat kurva ini dihitung dengan rumus: ρ d sat = tm 3 dimana G s : berat isi partikel Puncak dari kurva di atas menunjukkan nilai kadar air optimum dan berat isi maksimum. Skema uji Proctor terlampir pada Lampiran 4. 5. Pert Pen diam a. b. c. d. e. tumbuhan bi ngamatan ini mati yaitu: Jumlah dau seluruh tan pertumbuha Tinggi bibi tanah hingg panjang. G tinggi bibit. G Pertumbuha pertumbuha pengukuran Diameter b bawah, teng Distribusi a atau horizon ibit dan kond i merupakan un : jumlah naman, dihit an daun. t : diukur d ga mencapa ambar 15 d Gambar 16. an akar : an akar dan n panjang aka batang : me gah, dan bagi kar : melipu ntal. disi perakara n pengamatan daun yang tung untu dari pangka ai titik tum di bawah in Cara penguk meliputi p n panjang ar awal dan a eliputi pengu ian atas deng uti pengamat an n pada kond g telah mem uk mengetah al batang ut mbuh batang ni menunjuk kuran tinggi pengamatan akar. Hal i akhir masa p ukuran rata gan menggu tan terhadap t disi fisik tan mbuka semp hui tingkat tama yang m g utama ya kkan cara p i bibit terhadap ini dilakuka pembibitan. a-rata diame unakan jangk p sebaran ak 41 aman yang purna pada kecepatan menyentuh ang paling pengukuran kecepatan an dengan eter batang ka sorong. kar, vertikal 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisik dan Mekanik Media Tanam

Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik media tanam pada penelitian ini berupa densitas partikel, kerapatan lindak dan porositas, tahanan penetrasi, dan uji Proctor.

1. Pengukuran Densitas Partikel

Pengukuran densitas partikel dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah. Nilai densitas partikel sebelum dan sesudah pembibitan sama besar karena merupakan rasio massa padatan media tanam dan volume padatan. Tabel 4 di bawah ini merupakan nilai densitas partikel masing-masing media tanam. Tabel 4. Nilai densitas partikel media tanam Media Massa g Densitas partikel gcc ma mb m kering m cawan ms M1 152.12 165.31 70.64 48.61 22.03 2.57 148.95 157.37 65.13 51.62 13.51 M2 146.34 154.33 54.32 40.3 14.02 2.528 146.82 155.92 52.8 38.44 14.36 M3 148.12 153.58 60.24 51.66 8.58 2.736 147.06 154.74 60.8 48.66 12.14 Nilai densitas partikel M1 dan M2 berturut-turut adalah 2.57 dan 2.528 gcc. Lebih kecil daripada nilai densitas partikel M3 sebesar 2.736 gcc. Perbedaan nilai densitas partikel ini disebabkan oleh adanya bahan organik pada media tanam campuran pupuk kandang dan pupuk kulit jarak. Media tanah M3 tidak mengandung bahan organik tambahan sehingga massa padatan per volume padatannya lebih besar dari kedua jenis media lain. Menurut Sarwono 1989, penambahan bahan organik akan meningkatkan porositas tanah. Selain itu, terjadi juga peningkatan kapasitas pengikatan air oleh media tanam. Semakin banyak bahan organik yang dimiliki media tanam, semakin banyak ruang-ruang tanah yang diisi oleh udara dan air sehingga semakin kecil densitas partikel media tanam. Nilai densitas partikel diperlukan juga untuk menentukan porositas media tanam dan memplotkan kurva jenuh sempurna curve of complete saturation dalam pengujian pemadatan standar standard Proctor test.