44 Sesudah masa pembibitan, nilai kerapatan lindak dan porositas masing-
masing media tanam mengalami perubahan. Nilai rataan kerapatan lindak M1 naik menjadi 0.81 gcc sehingga porositas rataannya turun menjadi 68. Nilai
rataan kerapatan lindak M2 juga mengalami kenaikan menjadi 0.82 gcc dan porositasnya menjadi 68. Nilai kerapatan lindak M3 naik menjadi 0.926 gcc
dan porositasnya menjadi 66. Nilai kerapatan lindak mempengaruhi kemampuan akar menembus tanah.
Menurut Taylor et al. 1966 dalam Arkin et al. 1981 akar tanaman akan sulit menembus tanah dengan struktur masif ketika tahanan mekanis media tanam
meningkat. Semakin besar nilai kerapatan lindak, porositas media tanam semakin kecil dan membentuk struktur media yang lebih masif sehingga menurunkan
kemampuan akar menembus tanaman.
3. Tahanan Penetrasi
Pengujian tahanan penetrasi, merupakan salah satu cara sederhana untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan oleh akar atau alat pertanian untuk
menembus tanah. Pada pengujian ini, semua sampel media tanam diuji tahanan penetrasinya. Setiap sampel tanaman dikenakan 3 ulangan. Pada ulangan pertama
dan kedua, penetrometer mengukur besarnya indeks CI pada bagian atas media tanam. Ulangan ke-3, penetrometer mengukur indeks CI pada bagian bawah
polibag. Pada ulangan ke-3, nilai CI yang dihasilkan jauh lebih besar karena pada bagian bawah polibag media tanam lebih padat daripada bagian atas.
Histogram pengukuran tahanan penetrasi pada Gambar 17 berikut ini menunjukkan gaya nilai CI pada bagian permukaan media tanam dan dasar
polibag tanaman B1 biji jarak.
45 Gambar 17. Nilai CI B1
Nilai CI pada permukaan media tanam berturut-turut sebesar 0.9, 0.95, dan 0.4 kgcm
2
. Jika dikonversikan dalam satuan kilo Paskal maka diperoleh nilai CI berturut-turut 88.25 kPa, 93 kPa, dan dan 39 kPa. Nilai CI pada bagian dasar
polibag berturut-turut sebesar 2.06 kgcm
2
202 kPa, 233 kgcm
2
228.5 kPa, dan 1.52 kgcm
2
149 kPa. Dari hasil pengukuran nilai CI, terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai CI biji jarak yang cukup besar antara bagian permukaan media
tanam dan dasar polibag. Pengujian tahanan penetrasi untuk jenis bibit stek jarak B2 menunjukkan hasil seperti yang terdapat pada Gambar 18 di bawah ini.
Gambar 18. Nilai CI B2
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60 1,80
2,00 2,20
2,40 2,60
1 2
3
CI kgcm
2
Jenis Media
Permukaan Dasar
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60 1,80
2,00 2,20
2,40 2,60
2,80
1 2
3
CI kgcm
2
Jenis Media
Permukaan Dasar
46 Nilai CI di permukaan media tanam stek jarak pada berbagai media berturut-
turut sebesar 0.43, 0.40, dan 0.56 kgcm
2
. Jika dikonversikan, nilai CI stek jarak tersebut berturut-turut 42.16 kPa, 39.26 kPa, dan 55 kPa. Nilai CI pada bagian
dasar polibag berturut-turut sebesar 1.99 kgcm
2
195.15 kPa, 2.52 kgcm
2
247.12 kPa, dan 2.36 kgcm
2
231.4 kPa. Jika dibandingkan dengan media tanam yang ditanami biji jarak, terdapat perbedaan nilai CI stek jarak yang cukup
besar antara permukaan media tanam dan bagian dasar polibag. Grafik nilai CI pada berbagai media untuk tanaman yang ditanam dengan
menggunakan B3 ex-vitro jarak terlihat pada Gambar 19 di bawah ini.
Gambar 19. Nilai CI B3 Nilai CI ex-vitro jarak pada permukaan media tanam berturut-turut sebesar
0.19 kgcm
2
18.6 kPa, 0.08 kgcm
2
7.8 kPa, dan 0.21 kgcm
2
20.5 kPa. Sedangkan nilai CI bagian dasar polibag berturut-turut sebesar 1.08 kgcm
2
105.9 kPa, 0.57 kgcm
2
55.89 kPa, dan 0.41 kgcm
2
40.2 kPa. Nilai CI media tanam ex-vitro ini lebih kecil daripada jenis bibit lainnya.
Berdasarkan hasil pengukuran nilai CI terlihat bahwa media 1 tanah, pupuk kandang, dan pasir malang dan media 2 tanah dan pupuk kulit jarak
memberikan reaksi mekanis yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan media yang hanya berupa tanah. Penyebab lebih rendahnya reaksi mekanis media 1 dan
2 adalah karena kedua media tersebut memiliki struktur yang lebih lengas dan
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
1 2
3
CI k
g cm
2
Jenis Media
Permukaan Dasar
47 berpori daripada media 3 akibat adanya unsur organik yang terkandung dalam
tanah. Media 3 juga memiliki unsur organik alami karena berasal dari lapisan top soil. Akan tetapi, kandungan bahan organik media 3 jauh lebih kecil daripada
media 1 dan 2. Besarnya kerapatan lindak media tanam mempengaruhi nilai tahanan penetrasinya. Semakin besar nilai kerapatan lindaknya, nilai tahanan
penetrasi yang ditunjukkan penetrometer semakin tinggi. Nilai kerapatan lindak, porositas, dan CI mempengaruhi kemampuan akar
untuk menembus tanah. Akar tanaman akan berhenti tumbuh jika dikenai gaya sebesar 850 kPa Arkin, 1981. Nilai CI maksimum yang diperoleh dari semua
jenis media tanam sebesar 247.12 kPa. Dapat disimpulkan bahwa akar tanaman masih terus tumbuh pada tekanan tersebut. Meskipun demikian, pertumbuhan akar
tanaman akan berkurang seiring dengan pertambahan tekanan lihat Gambar 8. Jika gaya tekan akar lebih besar daripada kerapatan lindak, pertumbuhan akar
terus berlangsung. Sebaliknya, jika gaya tekan akar lebih kecil daripada kerapatan lindak, pertumbuhan akar terhenti, akar tanaman tumbuh ke arah horizontal dan
terjadi peningkatan diameter akar. Pada pembahasan pembibitan jarak pagar akan disajikan data perakaran dan pertumbuhan akar jarak yang nantinya dapat
dihubungkan dengan besarnya nilai CI. Tabel pengukuran grafik tahanan penetrasi pada semua media terdapat pada Lampiran 3.
4. Kerapatan Lindak terhadap Kadar Air Uji Proctor Standar