Pengukuran Densitas Partikel Pengukuran Kerapatan Lindak dan Porositas

42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisik dan Mekanik Media Tanam

Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik media tanam pada penelitian ini berupa densitas partikel, kerapatan lindak dan porositas, tahanan penetrasi, dan uji Proctor.

1. Pengukuran Densitas Partikel

Pengukuran densitas partikel dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah. Nilai densitas partikel sebelum dan sesudah pembibitan sama besar karena merupakan rasio massa padatan media tanam dan volume padatan. Tabel 4 di bawah ini merupakan nilai densitas partikel masing-masing media tanam. Tabel 4. Nilai densitas partikel media tanam Media Massa g Densitas partikel gcc ma mb m kering m cawan ms M1 152.12 165.31 70.64 48.61 22.03 2.57 148.95 157.37 65.13 51.62 13.51 M2 146.34 154.33 54.32 40.3 14.02 2.528 146.82 155.92 52.8 38.44 14.36 M3 148.12 153.58 60.24 51.66 8.58 2.736 147.06 154.74 60.8 48.66 12.14 Nilai densitas partikel M1 dan M2 berturut-turut adalah 2.57 dan 2.528 gcc. Lebih kecil daripada nilai densitas partikel M3 sebesar 2.736 gcc. Perbedaan nilai densitas partikel ini disebabkan oleh adanya bahan organik pada media tanam campuran pupuk kandang dan pupuk kulit jarak. Media tanah M3 tidak mengandung bahan organik tambahan sehingga massa padatan per volume padatannya lebih besar dari kedua jenis media lain. Menurut Sarwono 1989, penambahan bahan organik akan meningkatkan porositas tanah. Selain itu, terjadi juga peningkatan kapasitas pengikatan air oleh media tanam. Semakin banyak bahan organik yang dimiliki media tanam, semakin banyak ruang-ruang tanah yang diisi oleh udara dan air sehingga semakin kecil densitas partikel media tanam. Nilai densitas partikel diperlukan juga untuk menentukan porositas media tanam dan memplotkan kurva jenuh sempurna curve of complete saturation dalam pengujian pemadatan standar standard Proctor test. 43

2. Pengukuran Kerapatan Lindak dan Porositas

Pengukuran nilai kerapatan lindak dan porositas media tanam dilakukan pada saat sebelum dan sesudah masa pembibitan. Hasil pengukuran kerapatan lindak dan porositas sebelum tanam dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Nilai kerapatan lindak dan porositas media sebelum pembibitan Media Ulangan Volume cc Massa g ρb gcc Densitas partikel gcc Porositas M1 1 1193.99 800.00 0.67 2.57 0.74 2 1193.99 870.00 0.69 0.73 3 1127.65 820.00 0.69 0.73 M2 1 1260.32 880.00 0.70 2.528 0.72 2 1260.32 870.00 0.69 0.73 3 1193.99 830.00 0.70 0.73 M3 1 1260.32 970.00 0.77 2.736 0.72 2 1193.99 910.00 0.76 0.72 3 1193.99 900.00 0.75 0.72 Nilai kerapatan lindak M1 sebelum masa pembibitan berkisar antara 0.67- 0.69 gcc dan porositas media tanam sebesar 73-74. Nilai kerapatan lindak M2 sedikit lebih besar dari M1 yaitu 0.7 gcc dan porositas rataannya adalah 72.6. Nilai rataan kerapatan lindak M3 dari tiga ulangan adalah 0.76 gcc dan porositas rataannya 72. Nilai kerapatan lindak media yang memiliki kandungan bahan organik M1 dan M2 lebih kecil daripada media berupa tanah saja M3. Porositas media tanam M1 dan M2 menjadi lebih besar daripada M3. Setelah masa pembibitan kembali dilakukan pengukuran nilai kerapatan lindak dan porositas dari masing-masing media. Tabel 6 berikut merupakan tabel pengukuran kerapatan lindak dan porositas setelah masa pembibitan. Tabel 6. Kerapatan lindak dan porositas media tanam sesudah pembibitan Media Ulangan Volume cc Massa g ρb gcc Densitas partikel gcc Porositas M1 1 795.99 551.67 0.70 2.57 0.73 2 844.63 698.33 0.83 0.68 3 804.83 735.00 0.91 0.65 M2 1 955.19 716.67 0.75 2.528 0.70 2 857.90 693.33 0.82 0.68 3 818.10 711.67 0.89 0.65 M3 1 726.56 625.00 0.86 2.736 0.69 2 765.03 625.00 0.86 0.69 3 961.82 1005.00 1.06 0.61 44 Sesudah masa pembibitan, nilai kerapatan lindak dan porositas masing- masing media tanam mengalami perubahan. Nilai rataan kerapatan lindak M1 naik menjadi 0.81 gcc sehingga porositas rataannya turun menjadi 68. Nilai rataan kerapatan lindak M2 juga mengalami kenaikan menjadi 0.82 gcc dan porositasnya menjadi 68. Nilai kerapatan lindak M3 naik menjadi 0.926 gcc dan porositasnya menjadi 66. Nilai kerapatan lindak mempengaruhi kemampuan akar menembus tanah. Menurut Taylor et al. 1966 dalam Arkin et al. 1981 akar tanaman akan sulit menembus tanah dengan struktur masif ketika tahanan mekanis media tanam meningkat. Semakin besar nilai kerapatan lindak, porositas media tanam semakin kecil dan membentuk struktur media yang lebih masif sehingga menurunkan kemampuan akar menembus tanaman.

3. Tahanan Penetrasi