31
dan A1B2C3. Sedangkan semakin tinggi kecepatan pengadukan viskositas biodiesel relatif semakin turun, kecuali pada perlakuan A2B2C2. Tingginya
viskositas juga dipengaruhi oleh kesempurnaan reaksi transesterifikasi. Tingginya viskositas pada perlakuan dengan rasio metanolheksanbahan sebesar
3:3:1, menunjukkan bahwa reaksi pembentukan metil ester tidak berjalan dengan sempurna. Jika reaksi tidak berjalan dengan tuntas, akan terdapat banyak
trigliserida yang tidak diubah menjadi metil ester. Keadaan ini berdampak pada tingginya nilai viskositas karena trigliserida lebih kental daripada metil ester.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap viskositas, waktu reaksi, kecepatan pengadukan, dan rasio metanolheksanbahan tidak
berpengaruh nyata terhadap viskositas biodiesel. Perlakuan yang menghasilkan rendemen biodiesel tertinggi perlakuan A2B2C1 memiliki viskositas sebesar
4.21 cSt. Sedangkan perlakuan yang berdasarkan biaya produksi, kosumsi energi, dan efek lingkungan terendah perlakuan A1B1C2 memiliki viskositas
yang lebih rendah yaitu 3.52 cSt. Berdasarkan hal tersebut, kondisi proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar dipilih sesuai perlakuan A1B1C2 waktu
reaksi 4 jam, kecepatan pengadukan 200 rpm, dan rasio metanolheksanbahan sebesar 4:2:1.
e. Kadar Abu
Kadar abu menunjukkan adanya senyawa organologam Cu, Fe, Mg maupun mineral yang terdapat dalam bahan. Dari hasil analisis mutu biodiesel
Tabel 6, didapatkan kadar abu biodiesel bernilai 0 kecuali pada perlakuan A1B1C3 0.008, A1B2C3 0.018, dan A2B2C3 0.02. Standar Nasional
Indonesia untuk mutu biodiesel menetapkan bahwa kadar abu biodiesel maksimal bernilai 0.02, sehingga biodiesel hasil penelitian ini sudah
memenuhi standar. Tingginya kadar abu pada biodiesel dapat disebabkan terlarutnya
sejumlah logam yang berasal dari peralatan transesterifikasi ataupun pada peralatan pengujian kadar abu. Pengujian kadar abu biodiesel merupakan
pengujian yang sangat peka, kebersihan peralatan akan sangat menentukan nilai kadar abu yang diperoleh, juga air yang digunakan untuk mencuci peralatan
tersebut. Tingginya kadar abu dalam biodiesel sebagai bahan bakar akan berbahaya dikarenakan senyawa organologam tersebut akan mengendap dan
menyebabkan karat serta kerak pada mesin diesel. Biodiesel harus mengandung senyawa organologam atau mineral serendah mungkin untuk meningkatkan
kinerja motor pada mesin diesel, karena abu dapat mengkikis unit-unit injektor pada motor.
32
Tabel 6. Kadar abu biodiesel hasil transesterifikasi in situ
No. Perlakuan
Kadar abu
1. A1B1C1
0.00 2.
A1B2C1 0.00
3. A1B1C2
0.00 4.
A1B2C2 0.00
5. A1B1C3
0.008 6.
A1B2C3 0.018
7. A2B1C1
0.00 8.
A2B2C1 0.00
9. A2B1C2
0.00 10.
A2B2C2 0.00
11. A2B1C3
0.00 12.
A2B2C3 0.02
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap kadar abu, waktu reaksi, kecepatan pengadukan, dan rasio metanolheksanbahan tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar abu biodiesel. Perlakuan yang menghasilkan rendemen biodiesel tertinggi perlakuan A2B2C1 memiliki kadar abu sebesar
0. Sedangkan perlakuan yang berdasarkan biaya produksi, kosumsi energi, dan efek lingkungan terendah perlakuan A1B1C2 memiliki kadar abu juga
sebesar 0. Berdasarkan hal tersebut, kondisi proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar dipilih sesuai perlakuan A1B1C2 waktu reaksi 4 jam, kecepatan
pengadukan 200 rpm, dan rasio metanolheksanbahan sebesar 4:2:1. Berdasarkan analisis statistik terhadap parameter-parameter rendemen, bilangan
asam, bilangan penyabunan, bilangan ester, dan viskositas biodiesel jarak pagar, dapat diperkirakan kondisi optimum transesterifikasi in situ jarak pagar. Mengacu pada standar
mutu biodiesel, maka kondisi yang diinginkan pada tahap reaksi adalah kondisi yang menghasilkan biodiesel dengan rendemen yang tinggi dan bilangan asam serta viskositas
yang rendah. Berdasarkan dari segi biaya produksi, konsumsi energi, dan efek lingkungan yang ditimbulkan maka kondisi optimum yang direkomendasikan adalah waktu reaksi
selama 4 jam, kecepatan pengadukan sebesar 200 rpm, dan rasio metanolheksanbahan sebesar 4:2:1. Rendemen biodiesel yang dihasilkan pada kondisi ini adalah sebesar
85.66. Adapun nilai bilangan asam sebesar 0.20 mg KOHg. Bilangan penyabunan dan bilangan ester berturut-turut adalah 189.20 dan 189 mg KOHg. Viskositas biodiesel
sebesar 3.52 cSt dan kadar abu biodiesel adalah 0.
3. By product