Bilangan Asam Kualitas Biodiesel

26 lemak penyusunnya, viskositas biodiesel berkurang seiring bertambahnya ketidakjenuhan Allen et al., 1999. Menurut Jain dan Sharma 2010 komposisi minyak jarak pagar didominasi oleh asam lemak tidak jenuh Gambar 14 yaitu asam oleat 36.5-41 dan asam linoleat 35.3-42.1, oleh karena itu viskositas biodiesel jarak pagar lebih rendah dibandingkan dengan biodiesel minyak nabati lainnya, seperti minyak kelapa. Asam lemak dominan pada minyak kelapa merupakan asam lemak jenuh yaitu asam laurat 46.7 dan asam miristat 18.3. Gambar 14. Asam lemak dominan penyusun minyak jarak pagar

a. Bilangan Asam

Berdasarkan penelitian ini, bilangan asam biodiesel yang dihasilkan berkisar antara 0.20 – 0.26 mg KOHg. Berdasarkan Standar Biodiesel Indonesia untuk bilangan asam biodiesel ditentukan maksimal 0.8 mg KOHg, sehingga biodiesel yang dihasilkan dari penelitian ini sudah memenuhi standar dan layak untuk digunakan. Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa waktu reaksi, kecepatan pengadukan, serta rasio metanolheksanbahan tidak memberikan pengaruh terhadap bilangan asam biodiesel. Nilai bilangan asam biodiesel hampir semuanya bernilai 0.2 mg KOHg kecuali pada perlakuan A2B1C3 dan A2B2C3 yang bernilai 0.26 mg KOHg. Perbedaan nilai ini tidak terlalu signifikan. Tingginya nilai bilangan asam pada perlakuan A2B2C3 dan A2B1C3 dapat dikarenakan sebagian trigliserida yang terdapat pada bahan belum terkonversi menjadi metil ester secara sempurna. H CH 2 7 COOH C cis C H CH 2 7 CH 3 Asam oleat H CH 2 7 COOH C cis C H CH 2 H C cis C CH 3 CH 2 4 H Asam linoleat 27 Keterangan: A : waktu reaksi A1 = 4 jam dan A2 = 6 jam B : kecepatan pengadukan B1 = 200 rpm dan B2 = 600 rpm C : rasio metanolheksanbahan C1 = 3:3:1, C2 = 4:2:1, dan C3 = 5:1:1 Gambar 15. Bilangan asam biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar pada berbagai perlakuan Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap bilangan asam, waktu reaksi, kecepatan pengadukan, dan rasio metanolheksanbahan tidak berpengaruh nyata terhadap bilangan asam. Perlakuan yang menghasilkan rendemen biodiesel tertinggi perlakuan A2B2C1 memiliki bilangan asam sebesar 0.20 mg KOHg dan telah memenuhi Standar Biodiesel Indonesia. Sedangkan perlakuan yang berdasarkan biaya produksi, konsumsi energi, serta efek lingkungan terendah perlakuan A1B1C2 juga memiliki bilangan asam sebesar 0.20 mg KOHg dan telah memenuhi Standar Biodiesel Indonesia. Dari hasil ini dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan nilai bilangan asam pada kedua perlakuan tersebut, sehingga untuk produksi biodiesel pada skala pilot dipilih perlakuan A1B1C2. Hal ini dikarenakan perlakuan ini lebih efektif dan efisien.

b. Bilangan Penyabunan