Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopal

3. Kopal bua yaitu kopal yang tidak disadap, kopal keluar secara alami, sering terjadi setelah bertahun-tahun tertimbun di dalam tanah dan tercampur dengan kotoran sehingga berwarna coklat kehitam-hitaman.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopal

Menurut Riyanto 1980, potensi kopal secara kuantitatif pada dasarnya dipengaruhi dua faktor pokok, yaitu: 1. Faktor pasif yang terdiri dari kualitas tempat tumbuh, umur pohon, kerapatan tegakan, sifat genetik dan ketinggian tempat tumbuh dari permukaan laut 2. Faktor aktif yang terdiri dari kuantitas dan kualitas tenaga sadap, perlakuan kimia, dan pelakuan mekanis, seperti penutupan luka dengan plastik. Lempang 1997 menyatakan bahwa kelas ukuran diameter batang memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Semakin besar diameter batang semakin besar hasil kopal. Hal ini dapat dimengerti karena semakin besar diameter batang, maka lebar dan ketebalan kulit batang akan juga semakin besar. Dengan demikian semakin besar diameter batang akan semakin banyak jumlah jaringan epitel pada kulit batang yang memproduksi getah. Selain pada faktor alat sadap, produksi kopal juga dipengaruhi oleh kondisi iklim pada lokasi penelitian, dimana kopal akan meningkat pada saat hari tidak hujan atau keadaan iklim yang relatif cerah. Hal ini diduga dengan kondisi iklim yg cerah atau hari tidak hujan maka proses keluarnya kopal menjadi lancar sehingga kopal akan tertampung sepenuhnya pada gelas penampung. Hal ini berbeda ketika kondisi hari hujan, kopal yang keluar dari jaringan kulit batang mengalir tidak tertampung pada gelas penampung melainkan meluap hingga jatuh ke permukaan tanah akibat gelas penampung terpenuhi oleh air hujan. Hal ini akan memberikan hasil yang berbeda pada saat dilakukan penimbangan dimana berat kopal cenderung jadi berkurang Wratsongko 2005. Menurut Sumantri dan Endom 1985, keluarnya kopal dipengaruhi oleh tutup luka sadapan, arah sadapan dan lamanya penyadapan. Menurut Siswandoyo 1999, perbedaan waktu penyadapan dan macam penutupan luka yang digunakan menyebabkan produksi tersebut menjadi berbeda. Produksi getah paling banyak diperoleh bila penyadapan dilakukan pada pagi hari dan ditutup dengan plastik hitam. Hasil rata-rata produksi perpohon dengan cara ini mencapai 17,41 gram. Hal ini disebabkan kelembaban yang masih tinggi serta suhu udara rendah pada pagi hari dan sinar matahari belum mampu menembus kekebalan kabut yang ada, sehingga getah tidak cepat beku dan produksi getah lebih banyak.

2.6 Penyadapan Getah Agathis spp.