menyebabkan produksi tersebut menjadi berbeda. Produksi getah paling banyak diperoleh bila penyadapan dilakukan pada pagi hari dan ditutup dengan plastik
hitam. Hasil rata-rata produksi perpohon dengan cara ini mencapai 17,41 gram. Hal ini disebabkan kelembaban yang masih tinggi serta suhu udara rendah pada
pagi hari dan sinar matahari belum mampu menembus kekebalan kabut yang ada, sehingga getah tidak cepat beku dan produksi getah lebih banyak.
2.6 Penyadapan Getah Agathis spp.
Pohon Agathis yang diambil getahnya harus diambil dari pohon yang sehat. Pohon-pohon yang tidak sehat atau tidak normal busuk batang, kanker batang,
dan terpuntir 30 sebaiknya tidak disadap walaupun menghasilkan getah yang lebih banyak, karena akan lebih mudah terserang penyakit sehingga akan
menurunkan kualitas kayunya. Pohon Agathis yang diambil getahnya adalah pohon yang berdiameter 30 cm ke atas. Penyadapan getah juga dilakukan pada
pohon yang telah berumur 21 tahun Hidayati 2005. Menurut Riyanto 1980 bahwa ada beberapa cara penyadapan kopal,
diantaranya: 1.
Cara primitif Cara ini dilakukan dengan memukul kulit kayu menggunakan kayu atau
alat pemukul pada batang setinggi 1-1,5 meter. Kulit yang terluka samar mengeluarkan getah dan mengalami peradangan. Cara ini menyebabkan
pembusukan batang atau kanker batang. 2.
Cara tradisional Alat yang digunakan adalah kudi. Untuk membuat luka sadapan
dipergunakan bagian perut kudi yang telah diasah tajam. Perut kudi dibacokkan berulang-ulang secara tidak teratur disekeliling pohon pada
ketinggian 1-1,5 meter. Setelah 6 hari getah mengental dan dipungut sambil memperbaharui luka. Cara ini menimbulkan bekas-bekas berupa callus yang
tumbuh tidak teratur dan dapat menimbulkan busuk batang.
3. Cara baru
Cara ini menggunakan perlukaan-perlukaan tertentu, baik dalam pembuatan luka sadap, penutupan luka sadap, maupun pemberian bahan-
bahan kimia untuk memperlambat penutupan luka sadap. Bentuk luka sadap yang pernah digunakan adalah:
a. Luka sadap bentuk vertikal dan sempit. Pembuatan luka sadap bentuk
vertikal dan sempit, aliran getah baik dan luka cepat kering sehingga harus dilakukan pembaharuan luka. Karena luka yang dibuat sempit
mengakibatkan getah akan mengalir melalui kulit sehingga mudah menjadi kotor.
b. Luka sadap potongan miring. Pada penyadapan pola miring dapat
meningkatkan hasil kopal sebesar 15 dibandingkan dengan pola datar. c.
Luka sadap bentuk V dan V terbalik. Bentuk luka V meningkatkan hasil getah 85 daripada bentuk V terbalik Sumantri dan Endom 1985.
4. Cara perum perhutani
Pelukaan awal dibuat 10 cm di atas permukan tanah dengan lebar 10 cm dan dalam 1 cm, banyaknya koakan perpohon tergantung dari keliling pohon.
Bagian-bagian sadap pada suatu pohon tidak boleh terlalu rapat, jarang satu dengan yang lainnya sekurang-kurangnya 0,8-1 cm, sedalam 1 cm dan lebar
10 cm dilakukan bersama dengan pemungutan getah.
2.7 Peranan Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh