3.4 Rancangan Percobaaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap completely randomize design dimana respon diperoleh dari 4 perlakuan cara
pemberian ETRAT 1240. Pemilihan pohon contoh dilakukan berdasarkan pohon- pohon yang berada di Petak Penelitian Permanen Teknologi Penyadapan Getah
Agathis. Pohon contoh yang digunakan sebanyak 20 pohon dengan pengambilan getah panen sebanyak 15 kali.
Untuk pertimbangan diameter yang sesuai, diperoleh dengan cara perhitungan jumlah lebarnya sadapan dalam satu pohon. Lebar pola sadapan
metode quarre yaitu 10 x 10 cm dengan interval antar sadapan yaitu 20 cm atau 2 kali lebar sadapan, maka diameter minimal untuk setiap pohon yaitu 38 cm.
Bagan rancangan percobaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Bagan rancangan percobaan
Pohon Contoh Perlakuan
Kontrol Kayu Luka Sadapan
Kulit 1 Y
I1k
Y
II1k
Y
III1k
Y
IV1k
2 Y
I2k
Y
II2k
Y
III2k
Y
IV2k
3 Y
I3k
Y
II3k
Y
III3k
Y
IV3k
... ... ... ... ...
20 Y
I20k
Y
II20k
Y
III20k
Y
IV20k
Rata-rata Y
I
Y
II
Y
III
Y
IV
Keterangan : Y
ijk
= Produktivitas kopal pada perlakuan ke-
i
, ulangan ke-
j
dan periode panen ke-
k
i = I, II,III dan IV
I : Tanpa perlakuan kontrol II : Penyemprotan ETRAT 1240 pada kayu
III : Penyemprotan ETRAT 1240 pada luka sadapan IV : Penyemprotan ETRAT 1240 pada kulit
j = Pohon
contoh 1,2,3,…,20
k = frekuensi panen kopal 1,2,3,…,15
3.5 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan metode penyadapan kopal terhadap peningkatan produktivitasnya maka dilakukan analisis data dengan menggunakan
analisis ragam atau Analysis of Variance ANOVA untuk rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan. Analisis ragam tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2 Analisis of variance ANOVA
Sumber Keragaman Derajat
bebas dB Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F-Hitung
Perlakuan t-1 JKR
KTR KTRKTS Sisa
r-1 JKS
KTS Total Tr-1
JKT
Hipotesis: Pengujian terhadap pengaruh metode penyadapan
H :
τ
1
= τ
2
= ……. τ
i
= 0 H
1
: sekurangnya ada satu τ
i
≠ 0 Terima H
: Perbedaan taraf perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95
α=0,05. Terima H
1
: Sekurangnya ada taraf perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95
α=0,05. Hasil uji F-hitung yang diperoleh dari ANOVA dibandingkan dengan F-tabel
pada selang kepercayaan 95 α = 0,05 dengan kaidah:
1. Jika F-hitung F-tabel maka H
diterima, H
1
ditolak sehingga perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap produktivitas getah pinus pada
selang kepercayaan 95 α = 0,05.
2. Jika F-hitung F-tabel, maka H
ditolak, H
1
diterima sehingga perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus pada selang
kepercayaan 95 α = 0,05.
Selanjutnya, setelah uji F apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas kopal, maka dilakukan uji lanjut berupa uji Duncan dengan
menggunakan Software SPSS 16 untuk mengetahui pengaruh nyata antar perlakuan berdasarkan produktivitas rata-ratanya.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Hutan Pendidikan Gunung Walat
Pada Tahun 1951 kawasan Hutan Gunung Walat sudah mulai ditanami
pohon damar Agathis loranthifolia. Hutan yang ditanam pada tahun 1951-1952
tersebut saat ini telah berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar basecamp. Institut Pertanian Bogor IPB melakukan penjajakan kerjasama
dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian pada tahun 1967 untuk mengusahakan Hutan
Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan. Tahun 1968 Direktorat Jenderal Kehutanan memberikan bantuan pinjaman Kawasan Hutan Gunung Walat kepada
IPB untuk digunakan seperlunya bagi pendidikan kehutanan yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan IPB. Kemudian tahun 1969 diterbitkan Surat Keputusan
Kepala Jawatan Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 7041IV69 tertanggal 14 Oktober 1969 yang menyatakan bahwa Hutan Gunung Walat seluas
359 Ha ditunjuk sebagai hutan pendidikan yang pengelolaannya diserahkan kepada IPB.
SK Menteri Pertanian RI No. 008KptsDJI73 tentang penunjukan komplek Hutan Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan Gunung Walat
HPGW pada tahun 1973 diterbitkan. Pengelolaan kawasan hutan Gunung Walat seluas 359 Ha dilaksanakan oleh IPB dengan status hak pakai sebagai hutan
pendidikan dan dikelola Unit Kebun Percobaan IPB dengan jangka waktu 20 tahun. Pada tahun 1973 penanaman telah mencapai 53. Tahun 1980 seluruh
wilayah HPGW telah berhasil ditanami berbagai jenis tanaman yaitu damar Agathis loranthifolia, pinus Pinus merkusii, puspa Schima wallichii, kayu
afrika Maesopsis eminii, mahoni Swietenia macrophylla, rasamala Altingia excelsa, sonokeling Dalbergia latifolia, gamal Gliricidae sp., sengon
Paraserianthes falcataria, meranti Shorea sp., dan mangium Acacia mangium. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687Kpts-II1992 tentang
penunjukan komplek hutan gunung walat sebagai hutan pendidikan, pengelolaan kawasan hutan gunung walat sebagai hutan pendidikan dilaksanakan bersama antara
Fakultas Kehutanan IPB dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan KehutananBalai Latihan
Kehutanan BLK Bogor. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 24 Januari 1993. Status hukum kawasan HPGW pada tahun 2005 dikuatkan oleh diterbitkannya SK
Menhut No. 188Menhut-II2005, yang menetapkan fungsi hutan kawasan HPGW sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus KHDTK dan pengelolaannya
diserahkan kepada Fakultas Kehutanan IPB dengan tujuan khusus sebagai Hutan Pendidikan Badan Eksekutif HPGW 2009.
4.2 Letak dan Luas Areal