2.1.3. Lembaga Pengelola Sumber Daya Air
Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Irigasi,pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dikelola oleh Pemda dan masyarakat petani pemakai air. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer
dan sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakai air. Pengaturan air irigasi dan jaringan irigasi beserta bangunannya
yang berada dalam wilayah daerah, diserahkan kepada Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah yang bersangkutan.
Pemerintah bertanggung jawab dalam penyediaan dan pengadaan pembangunan infrastruktur sumber daya air. Pengembangan sistem irigasi
berperan penting dalam program ketahanan pangan nasional. Air irigasi tidak diberi harga karena merupakan barang publik. Untuk itu menjadi bagian dari
sektor publik yang alokasinya menjadi tugas pemerintah. Lembaga yang termasuk ke dalamnya diantaranya ialah Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gubernur, Bupati atau Walikota, BPDAS Balai Pengelola DAS dibawah koordinasi
Departemen Kehutanan, Perum Jasa Tirta II dan BBWS Citarum Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.
Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A merupakan kelompok yang ada di masyarakat dimana anggotanya adalah petani yang menggunakan air sebagai
sarana pengairan sawah mereka. P3A dibentuk untuk memfasilitasi dan mengatur
pembagian air bagi petani dimana pembentukannya berdasarkan pada luasan areal sawah dan di daerah irigasi setempat. P3A merupakan suatu lembaga formal yang
dibentuk dalam rangka meningkatkan pemanfaatan air irigasi secara efisien. P3A ini ditetapkan dan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah untuk mengelola serta
memelihara jaringan irigasi berserta bangunannya. Pengembangan P3A sangatlah diperlukan. P3A dapat membantu dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan air pada tingkat usaha tani, mengelola pelaksanaan jadwal tanam dan pola tanam yang telah ditentukan oleh pemerintah,
menyalurkan air secara merata serta menghilangkan konflik terkait pembagian air. Namun tidak sedikit pula lembaga P3A yang tidak berfungsi dilapangan. P3A
yang kuat sulit dikembangkan di daerah yang basah atau daerah yang kelebihan air dibandingkan di daerah yang sering kekurangan air.
2.1.4. Budidaya Padi System of rice Intensification