III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Barat dan
didasarkan pada letak Kota Cirebon yang berada antara perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah sehingga memiliki nilai dan fungsi yang strategis. Waktu Penelitian
dilaksanakan di kota Cirebon dari bulan Februari 2011 hingga Juli 2011 yang meliputi pengumpulan data-data sekunder dari instansi terkait, pengolahan data, analisis data dan
penulisan dalam bentuk skripsi. Pemilihan lokasi dan sektor dilakukan dengan mempertimbangkan sektor hotel
dan retoran memiliki peranan penting sebagai sarana pendukung pariwisata seiring dengan berkembangnya Kota Cirebon sebagai kota tujuan wisata, tersedianya Tabel
Input-Output Kota Cirebon dan belum ada penelitian skripsi mengenai sektor hotel dan
restoran di kota Cirebon. 3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input- Output Kota Cirebon Tahun 2005, dan dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain:
Badan Pusat Statistik BPS Pusat, BPS Jawa Barat, BPS Kota Cirebon, Badan Perencanaan Daerah Bapedda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar, Dinas
Tenaga Kerja Disnaker, Dinas pendapatan Daerah Dispenda Kota Cirebon. Selain itu data pendukung lainnya diperoleh dari sumber-sumber yang relevan dengan topik
penelitian, baik sumber cetak maupun elektronik. Data pokok yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari Tabel Input-Output Kota Cirebon tahun
2005.
3.3. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam studi ini menggunakan Model Input- Output I-O. Model I-O dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam
perencanaan pembangunan sektoral. Dari hasil analisis I-O dapat diputuskan sektor- sektor mana saja yang dijadikan sebagai leading sector dalam pembangunan ekonomi.
Suatu sektor yang terindikasi sebagai pemimpin dianggap memiliki kemampuan daya sebar dan kepekaan yang sangat tinggi dalam suatu perekonomian, sehingga efek yang
diberikannya bersifat berganda. Tabel I-O yang sudah tersedia maka dapat diketahui peranan sektor hotel dan
restoran terhadap pembentukan output, nilai tambah bruto, dan permintaan akhir. Untuk mengetahui peranan peranan sektor hotel dan restoran sebagai sektor penyedia input
maupun sektor pemakai input serta mengetahui dampak yang ditimbulkan peranan sektor hotel dan restoran terhadap perekonomian Kota Cirebon dapat dikaji berdasarkan
analisis keterkaitan dan multiplier. Dalam melakukan pengolahan data, penelitian ini didukung oleh program Input-Output Analisis for Practitioners IOAP dan Microsoft
Excel. Dengan menggunakan model I-O terdapat beberapa analisis yang dilakukan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
3.3.1. Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor. Keterkaitan ini terdiri dari, keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung ke
belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, serta keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang. Keterkaitan ke depan digunakan untuk melihat derajat
keterkaitan antara suatu sektor yang menghasilkan output yang digunakan sebagai input di sektor lain. Keterkaitan ke belakang digunakan untuk melihat derajat keterkaitan
suatu sektor terhadap sektor lain yang memasok input.
1. Keterkaitan Langsung Ke Depan Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu
terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total
Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut : .................................................................................. 1
Dimana : F d
i
= keterkaitan langsung ke depan sektor i = unsur matriks koefisien teknis
n = jumlah sektor
2. Keterkaitan Langsung Ke Belakang
Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara
langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut :
.................................................................................. .2 Dimana :
B d
j
= keterkaitan langsung ke belakang sektor i = unsur matriks koefisien teknis
n = jumlah sektor
3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat dari
suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.
Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut : .......................................................................... .3
Dimana : F d + i
i
= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief terbuka n
= jumlah sektor
4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari
suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan
permintaan total. Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut :
......................................................................... .4 Dimana :
B d + i
j
= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor i
ij
= unsur matriks kebalikan Leontief terbuka n
= jumlah sektor
3.3.2. Analisis Dampak Penyebaran
Indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang belum memadai jika dipakai sebagai landasan pemilihan sektor-sektor kunci.
Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antar sektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu, kedua indeks tersebut harus
dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dengan analisis dampak penyebaran yang dibagi menjadi dua, yaitu koefisien
penyebaran dan kepekaan penyebaran. 1. Koefisien Penyebaran Daya Penyebaran Ke BelakangDaya Menarik
Konsep koefisien penyebaran daya penyebaran ke belakangdaya menarik bermanfaat untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor
terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan
pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai koefisien penyebaran yang tinggi apabila Pd
j
mempunyai nilai lebih besar dari satu, dan sebaliknya jika nilai
Pd
j
lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai koefisien penyebaran adalah :
Dimana : = koefisien penyebaran sektor j
= unsur matriks kebalikan Leontief n
= jumlah sektor 2 .Kepekaan Penyebaran Daya Penyebaran Ke DepanDaya Mendorong
Konsep kepekaan penyebaran daya penyebaran ke depandaya mendorong berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya
melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai
input dari sektor ini. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sd
i
lebih besar dari satu, dan sebaliknya jika nilai Sd
i
lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kepekaan penyebaran adalah :
Dimana : = kepekaan penyebaran sektor i
= unsur matriks kebalikan Leontief n
= jumlah sector
3.3.3. Analisis Pengganda Multiplier
Berdasarkan matriks kebalikan Leontief, baik untuk model terbuka
ij maupun untuk model tertutup
ij dapat ditentukan nilai-nilai dari pengganda output,
pendapatan dan tenaga kerja berdasarkan rumus yang tercantum dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Rumus Pengganda Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja
Nilai Pengganda
Output Pendapatan
Tenaga Kerja
Efek Awal
1 h
i
e
i
Efek Putaran Pertama
∑
i
a
ij
∑
i
a
ij
h
i
∑
i
a
ij
e
i
Efek Dukungan
Industri
∑
i ij
-1- ∑
i
a
ij
∑
i ij
h
i
- h
i
- ∑
i
a
ij
h
i
∑
i ij
e
i
- e
i
- ∑
i
a
ij
e
i
Efek Induksi
Konsumsi
∑
i ij
- ∑
i ij
∑
i ij
h
i
- ∑
i ij
h
i
∑
i ij
e
i
- ∑
i ij
e
i
Efek Total
∑
i ij
∑
i ij
h
i
∑
i ij
e
i
Efek Lanjutan
∑
i ij
- 1 ∑
i ij
h
i
- h
i
∑
i ij
e
i
- e
j
Sumber: Daryanto, 2010
dimana: a
ij
= koefisien output h
i
= koefisien pendapatan rumah tangga e
i
= koefisien tenaga kerja
ij
= matriks kebalikan Leontief terbuka
ij
= matriks kebalikan Leontief tertutup Sedangkan untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit
pengukuran dari sisi output, pendapatan, dan tenaga kerja, maka dihitung dengan menggunakan rumus pengganda tipe I dan tipe II sebagai berikut:
Tipe I = efek awal + efek putaran pertama + efek dukungan industri efek awal
Tipe II = efek awal + efek putaran pertama + efek dukungan industri + efek konsumsi
efek awal
Koefisien Pendapatan Koefisien pendapatan rumah tangga merupakan suatu bilangan yang
menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
dimana: h
i
= koefisien pendapatan sektor i S
i
= jumlah upah dan gaji sektor i X
i
= jumlah output total sektor i
Koefisien Tenaga Kerja
e
i
Koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien
tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
e
i
=
T
i X
i
dimana: e
i
= koefisien tenaga kerja sektor i T
i
= jumlah tenaga kerja sektor i X
i
= jumlah output total sektor i
3.3.4 Analisis Dampak Investasi di Sektor Hotel dan Restoran
Walaupun dengan menggunakan analisis Input-Output dapat dihitung dan dianalisis peranan sektor hotel dan restoran terhadap perkonomian Kota Cirebon tahun
2005, tetapi akan lebih lengkap dengan mengamati dampak dari analisis investasi sektor hotel dan restoran terhadap pengembangan sektor hotel dan restoran di Kota Cirebon.
Dalam penelitian ini, untuk rumus perhitungan mengenai dampak investasi dapat dilihat dibawah ini :
a Dampak Terhadap Pembentukan Output
b Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
dimana : = dampak terhadap pembentukan output
= dampak terhadap pendapatan rumah tangga = investasi sektoral
= matriks kebalikan Leontief terbuka = koefisien pendapatan
3.4. Konsep dan Definisi Operasional