Latar Belakang Investasi di Sektor Hotel dan Restoran dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Kota Cirebon

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan dan standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya, karena pariwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia pada umumnya. Semakin sejahtera seseorang maka semakin banyak peluang dan keinginan untuk melakukan kegiatan wisata. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki alam dan pemandangan yang indah serta memiliki berbagai potensi yang dapat diberdayakan, antara lain menyangkut sumber daya alam dan pemanfaatan lahan, sumber daya hutan, sumber daya pesisir dan laut serta sumber daya perekonomian serta keragaman budaya. Letak geografis yang berbatasan dengan DKI Jakarta dan sebelah timur dengan provinsi Jawa Tengah, membuat provinsi Jawa Barat merupakan wilayah strategis untuk mengembangkan terutama sektor pariwisata. Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 lebih dari 20 juta orang mengunjungi objek wisata di Jawa Barat, tahun 2010 naik menjadi lebih dari 22 juta, meskipun secara keseluruhan jumlah pengunjung objek wisata mengalami kenaikan tahun 2009 jumlah kunjungan wisatawan menunjukkan peningkatan, Kabupaten Subang sebagai kota kunjungan wisatawan terbesar di Jawa Barat sebesar 19,13 persen dari total wisatawan di Jawa Barat diikuti Kota Cirebon sebesar 16,63 persen dari total wisatawan yang mengunjungi provinsi Jawa Barat, dan Kabupaten Bandung menempati urutan ke tiga dengan 12,93 persen dari total wisatawan yang berkunjung di Jawa Barat. dapat dilihat pada Tabel 1.1. Kota Cirebon yang terletak antara perbatasan antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah dan biasa dipakai sebagai kota transit, memiliki berbagai macam wisata dengan berbagai macam jenis wisata yang terdapat di Kota Cirebon seperti wisata budaya dan seni, wisata alam, wisata kuliner: nasi jamblang, nasi lengko, tahu gejrot, empal gentong, dan lain-lain dan Kota Cirebon merupakan kota yang memiliki nilai historis yang tinggi dapat dilihat dari adanya sistem kerajaan di Kota Cirebon terdahulu terbukti dengan adanya keraton-keraton yang ada di kota tersebut seperti keraton kanoman dan keraton kasepuhan. Salah satu sektor yang terkait erat dengan pariwisata adalah sektor hotel dan restoran, imbas dari meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata di Kota Cirebon, baik domestik maupun asing adalah meningkatnya tingkat okupansi baik hotel berbintang maupun hotel non berbintang. Sektor hotel dan restoran juga memiliki keterkaitan bukan hanya dengan sektor pariwisata tetapi dengan sektor-sektor lain seperti sektor jasa keuangan dan perdangangan, karena dalam mendukung kegiatan usahanya sektor-sektor ini memerlukan hotel sebagai sarana penunjang untuk tempat menginap maupun tempat meting. Berdasarkan hasil studi sebelumnya menunjukkan bahwa sektor hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan yang tinggi, menurut Putri 2010 sektor hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan tertinggi kedua baik kedepan maupun ke belakang dalam perekonomian Kota Jakarta dan berdasarkan Febriawan 2009 sektor hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan ke depan kedua terbesar di Kota Bandung. Dengan demikian peningkatan investasi di sektor hotel dan restoran yang memiliki nilai keterkaitan tinggi diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah, sehingga mampu untuk meningkatkan lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah Kota Cirebon dan mampu untuk mendorong dan menggerakkan sektor ekonomi lainnya. Dana yang dimiliki pemerintah yang terbatas maka pemberian investasi akan lebih efektif apabila diberikan pada sektor yang merupakan sektor unggulan di daerah atau suatu wilayah. Tabel 1.1. Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara di Jawa Barat Tahun 2008-2010 Jumlah Wisatawan Menurut Asal KabupatenKota 2008 2009 2010 Domestik Mancanegara Total Persen Domestik Mancanegara Total Persen Domestik Mancanegara Total Persen Kabupaten Bogor 15.629 1.890.733 1.906.362 11,00 17.529 2.106.108 2.123.637 9,94 17.739 2.156.198 2.173.937 9,24 Sukabumi 10.800 802.502 813.302 4,69 15.400 1.100.234 1.115.634 5,22 18.827 1.080.589 1.099.416 4,67 Cianjur 80.926 974.672 1.055.598 6,09 105.922 900.765 1.006.687 4,71 105.926 1.044.852 1.150.778 4,89 Bandung 64.400 2.467.652 2.532.052 14,61 70.421 2.852.241 2.922.662 13,68 77.200 2.965.258 3.042.458 12,93 Garut 3.189 409.825 413.014 2,38 4.241 789.241 793.482 3,71 5.189 824.825 830.014 3,52 Tasikmalaya 2.457 502.820 505.277 2,91 2.921 718.121 721.042 3,37 3.457 728.209 731.666 3,11 Ciamis 5.153 90.958 96.111 0,55 6.521 102.242 108.763 0,50 8.253 105.958 114.211 0,48 Sumedang 10.621 397.732 408.353 2,35 11.642 479.214 490.856 2,29 12.621 477.732 490.353 2,08 Subang 44.240 3.430.314 3.474.554 20,05 80.125 4.400.421 4.480.546 20,98 69.140 4.430.314 4.499.454 19,13 Puwakarta 854 49.666 50.520 0,29 1.050 64.890 65.940 0,30 1.072 65.666 66.738 0,28 Karawang 106.750 106.750 0,61 167.421 167.421 0,78 176.750 176.750 0,75 Bekasi 222 8.334 8.556 0,04 398 9.872 10.270 0,04 403 10.334 10.737 0,04 Kota Bogor 40.242 1.024.423 1.064.665 6,14 42.478 1.242.985 1.285.463 6,02 42.812 1.524.044 1.566.856 6,66 Sukabumi 154 4.776 4.930 0,03 134 8.890 9.024 0,04 174 10.776 10.950 0,04 Bandung 20.071 1.076.589 1.096.660 6,33 24.856 1.284.842 1.309.698 6,13 25.071 1.376.589 1.401.660 5,96 Cirebon 10.068 2.041.597 2.051.665 11,84 10.189 2.515.408 2.525.597 11,82 1.329 3.908.472 3.909.801 16,62 Bekasi Depok 5.515 1.464.273 1.469.788 8,48 6.421 1.789.241 1.795.662 8,41 7.812 1.864.273 1.872.085 7,96 Cimahi Tasikmalaya 254.886 254.886 1,47 408.567 408.567 1,91 354.886 354.886 1,50 Banjar 8.000 8.000 0,04 9.674 9.674 0,04 11.000 11.000 0,046 Total 314.541 17.006.502 17.321.043 100 400.248 20.950.377 21.350.625 100 397.025 23.116.725 23.513.750 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2010.

1.2. Perumusan Masalah