Peranan Sektor Hotel dan Restoran Ditinjau dari Struktur Investasi

mengingat bahwa produk dari sektor dan restoran ini tergolong produk yang relatif mewah, sehingga hanya golongan masyarakat tertentu yang dapat mengkonsumsinya. Berdasarkan Tabel 5.3 juga dapat dilihat bahwa total konsumsi pemerintah pada sektor hotel dan restoran sebesar Rp.5.893 juta atau sebesar 2,01 persen dari konsumsi pemerintah, konsumsi pemerintah pada sektor ini relatif sedikit dikarenakan sektor hotel dan restoran dirasa sudah layak dan pemerintah memberikan investasi pada sektor yang dirasa sangat membutuhkan, dan pada tahun 2005 perjalanan dinas pemerintah cenderung sedikit karena adanya krisis pada tahun tersebut. Tabel 5.3. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Sektor-Sektor Perekonomian Kota Cirebon Tahun 2005 juta rupiah Sektor Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Jumlah Persen Jumlah Persen Pertanian 18.053 3,06 202 0,07 Industri pengolahan 320.257 54,26 80.643 27,48 Listrik,gas dan air bersih 331 0,06 526 0,18 Bangunan Pedagang besar dan eceran 9.202 1,56 1.100 0,37 Hotel dan Restoran 23.329 3,95 5.893 2,01 Angkutan dan komunikasi 7.835 1,33 20.590 7,02 Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan 107.189 18,16 132.548 45,17 Jasa sosial dan kemasyarakatan serta jasa-jasa lainnya 103.991 17,62 51.957 17,7 Total 590.189 100 293.462 100

5.1.2.2. Peranan Sektor Hotel dan Restoran Ditinjau dari Struktur Investasi

Berdasarkan Tabel 5.4, nilai investasi seluruh sektor perekonomian Kota Cirebon sebesar Rp.1.246.144 miliar yang merupakan pengalokasian dari pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp.1.276.613 miliar dan sisanya dari perubahan stok sebesar Rp.-30.469, investasi di sektor hotel dan restoran masih rendah menempati urutan kelima dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp.4.553 juta atau 0,37 persen dari seluruh perekonomian Kota Cirebon, nilai investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penjumlahan nilai pembentukan modal tetap bruto dengan perubahan stok. Untuk investasi tertinggi dalam perekonomian diperoleh sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 73,22 persen, perubahan stok yang bernilai positif menunjukkan adanya tambahan persediaan input untuk produksi maupun output yang diperdagangkan pada akhir tahun. Pembentukan modal yang bernilai nol berarti tidak teridentifikasi adanya pengadaan pembuatan modal atau pembelian barang-barang modal baru baik di dalam negeri maupun impor dari luar negeri dan barang modal bekas dari luar negeri. Tabel 5.4. Struktur Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok, dan Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Kota Cirebon Tahun 2005 juta rupiah Sektor Pembentukan Modal Tetap Perubahan Stok Investasi Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Pertanian 217 0,02 -133.481 438,09 -133.263 -10,69 Industri pengolahan 127.286 9,97 98.522 -323,36 225.808 18,12 Listrik,gas dan air bersih 0,00 3.151 -10,34 3.151 0,25 Bangunan 0,00 0,00 0,00 Pedagang besar dan eceran 1.154 0,09 6.872 -22,56 8.026 0,64 Hotel dan Restoran 0,00 4.553 -14,94 4.553 0,37 Angkutan dan komunikasi 219.744 17,21 -10.407 34,16 209.336 16,80 Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan 912.478 71,48 0,00 912.478 73,22 Jasa sosial dan kemasyarakatan serta jasa-jasa lainnya 15.734 1,23 320 -1,05 16.053 1,29 Total 1.276.613 100 -30.469 100 1.246.144 100 Rendahnya nilai investasi yang ditanamkan pada hotel dan restoran yang menurut Kepala Penanaman Modal setempat dikarenakan oleh daya konsumsi masyarakat kurang, kurangnya pengembangan di sektor pariwisata sebagai sektor yang menunjang sektor hotel dan restoran di Kota Cirebon, sumber daya manusia yang rendah, dan infrastruktur yang kurang memadai dalam menunjang kegiatan perekonomian, seperti tidak adanya bandara internasional yang memadai untuk melakukan ekspor maupun impor ke luar negeri.

5.1.2.3. Peranan Sektor Hotel dan Restoran Ditinjau dari Struktur Ekspor dan Impor