Kromatografi Gas Gas Chromatography Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

2.3 Pengukusan

Pengukusan merupakan cara memasak dengan menggunakan banyak air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan produk. Bahan makanan dibiarkan dalam panci tertutup dan dibiarkan mendidih. Pengukusan sebelum penyimpanan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan baku sehingga tekstur bahan baku tersebut menjadi kompak. Pengolahan pangan bertujuan untuk mendapatkan bahan pangan yang aman untuk dimakan sehingga nilai gizi yang dikandung bahan pangan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal Apriyantono 2002. Pengukusan yang sering digunakan, yaitu pengukusan dengan uap panas, pengukusan dengan gelombang mikro, dan pengukusan dengan gas panas. Pengukusan dengan uap panas menghasilkan retensi zat gizi larut air yang lebih besar dibandingkan dengan pengukusan menggunakan air karena adanya pemanasan yang hampir sama diseluruh bagian bahan. Pengukusan konvensional pada bahan di bagian tepi akan mengalami pengukusan yang berlebihan, sedangkan pada bagian tengah hanya mengalami pengukusan yang sedikit Susangka et al. 2006. Pengurangan zat gizi pada pengukusan tidak sebesar pada proses perebusan. Pengukusan juga sering dilakukan industri sebelum proses pengalengan bahan makanan dilakukan dengan tujuan untuk menonaktifkan enzim, bukan untuk membunuh mikroba Harris dan Karmas 1989.

2.4 Kromatografi Gas Gas Chromatography

Analisis asam lemak dalam suatu bahan pangan dapat diuji dengan Gas Chromatography GC. Bidang pangan menggunakan kromatografi gas untuk menetapkan kadar antioksidan dan bahan pengawet makanan, serta untuk menganalisis sari buah, keju, aroma makanan, minyak, produk susu, dan lain-lain Fardiaz 1989. Proses setelah analisis asam lemak pada lemak yang diekstrak dari daging ikan harus melalui tahap esterifikasi. Persiapan yang biasa dilakukan untuk sejumlah kecil metil ester dari asam lemak untuk kromatografi gas adalah dengan menggunakan campuran methanol dan boron trifluorida BF 3 Fogerty 1971. Reaksi esterifikasi asam lemak dalam bahan pangan adalah: R 1 COOH + R 2 OH R 1 COOR 2 + H 2 O 3 METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari-April 2012 di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Preservasi dan Pengolahan Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; dan Laboratorium Terpadu Ilmu Nutrisi dan Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan; serta Laboratorium Terpadu Baranang Siang, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bahan utama, yaitu ikan cobia Rachycentron canadum dari Perairan Lampung. Bahan untuk analisis proksimat meliputi akuades, tablet kjeldahl atau selenium untuk mempercepat terjadinya reaksi, HCl 0,1 N merck sebagai titrasi, NaOH 40 merck berfungsi untuk menetralkan dan pembentukan nitrogen, H 2 SO 4 merck berfungsi menjadikan sampel dalam suasana asam dan pendektruksi sampel, H 3 BO 3 2 merck untuk menampung larutan sampel, kertas saring, kapas bebas lemak, pelarut heksana sebagai bahan ekstraksi, bromocresol green 0,1 merck dan methyl red 0,1 merck sebagai indikator. Bahan yang digunakan untuk analisis asam lemak adalah NaOH 0,5 N merck dalam metanol sebagai proses penyabunan, boron trifluorida BF 3 20 merck sebagai katalis mempercepat reaksi, NaCl jenuh merck untuk menghindari emulsi, isooktan untuk media distribusi metil ester, syringe dan Na 2 SO 4 anhidrat merck berfungsi untuk menjerat air yang masih ada di dalam isooktan. Bahan yang digunakan untuk analisis kolesterol yaitu, etanol dan n-heksana yang berfungsi melarutkan lemak, alkohol, asetat anhidrat merck dan H 2 SO 4 pekat merck sebagai pereaksi. Standar asam lemak yang digunakan adalah standar campuran yang mengandung 37 komponen asam lemak produk Supelco meliputi butirat C4:0, kaprinoat C6:0, kaprilic C8:0, kaprat C10:0, undekanoat C11:0, laurat C12:0, tridekanoat C13:0, miristat C14:0, miristoleat C14:1, pentadekanoat C15:0, cis-10-pentadekanoat C15:1, palmitat C16:0, palmitoleat C16:1, heptadekanoat C17:0, cis-10-heptadekanoat C17:1, stearat C18:0, elaidat C18:1n9t, oleat oleat C18:1n9c, linolelaurat C18:2n6t, linoleat C18:2n6c, linolenat C18:3n3, g-linolenat C18:3n6, arakidat C20:0, cis-11-eikosenoat C20:1, Cis-11,14-eikosedienoat C20:2, cis-8,11,14-eikosetrienoat C20:3n6, cis-11,14,17-eikosetrienoat C20:3n3, arakidonat C20:4n6, EPA C20:5, heneikosanoat C21:0, behenat C22:0, erukat C22:1n9, dokosadienoat C22:20, DHA C22:6, trikosanoat C23:0, lignoserat C24:0, dan nervonat C24:1. Alat yang digunakan untuk preparasi bahan baku antara lain cool box dan timbangan digital Sartoruis TE 1502S. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat adalah alumunium foil, timbangan digital Sartoruis TE 1502S, oven Yamato Drying Oven DV 41, tanur Yamato Muffle Furnace FM 38, kjeldahl Labentech, dan Soxhlet Sibata Water Bath SB-6. Alat yang digunakan untuk analisis asam lemak adalah timbangan digital Sartoruis TE 1502S dan perangkat kromatografi gas identifikasi asam lemak dengan merk Shimadzu GC 2010. Alat yang digunakan untuk analisis kolesterol adalah timbangan digital AND GR-300 dan vortex mixer VM 300.

3.3 Metode Penelitian