Tabel 5 Komposisi asam lemak pada ikan layur, tenggiri, tongkol, dan cobia Asam
lemak Layur
Tenggiri Tongkol
Cobia Asam lemak jenuh
Miristat 0,24
16,79 20,89
3,36 Palmitat
10,51 37,74
37,73 16,64
Stearat 4,00
0,00 0,00
7,77 Arakhidat
0,00 1,52
3,17 0,52
Behenat 0,00
2,87 0,00
0,32 Total
14,75 58,92
61,79 28,61
Asam lemak tak jenuh Palmitoleat 0,28 14,96
20,40 5,04
Oleat 34,21
5,92 4,60
14,24 Nervonat
0,00 2,77
0,00 0,27
Linoleat 48,36
0,00 0,00
0,79 EPA
2,41 17,44
12,27 1,83
DHA 0,00
0,00 0,00
6,12 Total
85,26 41,09
37,27 28,29
ikan cobia hasil penelitian
Tabel 5 menunjukkan kandungan asam lemak pada berbagai jenis ikan tidak jauh berbeda seperti pada ikan cobia, ikan tongkol, ikan layur dan ikan tenggiri.
Ikan cobia termasuk ikan dengan kandungan asam lemak sedang yang dibandingkan dengan ikan layur, tenggiri, dan tongkol. Kadar lipid dan komposisi
asam lemak dapat berbeda-beda tergantung pada spesies, jenis kelamin, usia, musim, ketersediaan makanan, salinitas dan suhu air.
4.5 Kolesterol Ikan Cobia Rachycentron canadum
Kandungan kolesterol ikan cobia segar adalah 310 mg100g menurun menjadi 260 mg100 g setelah pengukusan yaitu menurun sebesar 50 mg100 g.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengukusan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kolesterol. Hasil analisis ragam uji statistik kolesterol
daging ikan cobia disajikan pada Lampiran 5. Penurunan kolesterol daging ikan cobia setelah dikukus disebabkan proses pengukusan yang menyebabkan kadar air
menurun.
Tabel 6 Komposisi kolesterol pada makanan No Jenis makanan
Kolesterol mg100 g 1
Fresh water clam 125
2 Short necked clam
76 3
Hard clam 69
4 Japanese oyster
76 5
Scallap 50
6 Udang
132 7
Kepiting 53
8 Telur ayam kuning telur
1030 9
Daging sapi 54
10 Tuna 50
11 Skipjack 64
12 Cobia 310
daging ikan cobia hasil penelitian Sumber : Okuzumi dan Fujii 2000
Kadar kolesterol daging ikan cobia ini lebih rendah dibandingkan dengan kandungan kolesterol kuning telur yang mencapai 1.030 mg100 g Okuzumi dan
Fujii 2000. Kadar kolesterol daging ikan cobia lebih tinggi apabila dibandingkan dengan makanan lainnya seperti udang, tuna, dan kepiting. Morris et al. 2004
mengatakan bahwa proses pemanasan menyebabkan perubahan kandungan lemak dan turunannya termasuk kolesterol. Perbedaan kolesetrol disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu spesies, ketersediaan makanan, umur, seks, suhu air, lokasi geografis, keadaan habitatnya, dan musim Chou et al. 2006.
Konsumsi kolesterol yang dianjurkan WHO kurang dari 300 mg sehari. Penyakit jantung koroner dapat dihindari dengan mempertahankan kadar
kolesterol dimana kurang dari 200 mg Achadi 2006. Colpo 2005 menyatakan dalam penelitiannya bahwa ikan pada umumnya memiliki jenis kolesterol yang
baik yaitu HDL High Density Lipoprotein dengan kandungan EPA dan DHA, serta mengandung sedikit kolesterol jahat LDL Low Density Lipoprotein
sehingga ikan termasuk ikan cobia merupakan sumber pangan yang sangat bermanfaat bagi manusia dan sebagai pengganti sumber pangan yang lain.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan