disekitarnya 10 batang perhari. Dan ditempat umum ibu juga terpapar asap rokok selama 15-60 menit, seperti di café, mall, angkutan umum.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Cheng 2005 yang bertujuam untuk menilai distribusi jaringan dan kemampuan nikotin mencapai jaringan dan
kemampuannya untuk meningkat protein dan DNA pada level paparan tertentu dari sebatang rokok. Penelitian ini menggunakan radioaktif yang berlabel nikotin sebagi
tiruan dan sampel dianalisis dengan accelerator mass spectrometry. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa label nikotin muncul pada liver, paru-paru, testis, otak, dan
plasenta. Kadar tertinggi muncul pada plasenta. Level kerusakan jaringan terlihan 15- 60 menit setelah paparan dan menurun setelahanya.
Menurut Bustan 2000 seseorang yang dikatakan perokok berat adalah bila mengkonsumsi rokok 21-30 batang sehari dengan waktu 6-30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11-21 batang perhari dengan waktu 31-60 menit. Perokok ringan menghabiskan rokok 10 batang perhari dengan waktu 60 menit.
5.5 Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi
Berdasarkan karakteristik demografi mayoritas umur ibu 20 tahun 50. Peneliti berasumsi umur merupakan salah satu faktor untuk mengetahui berat badan
bayi yang dilahirkan seperti terjadinya BBLR karena umur muda yang kurang dari 16 tahun memiliki resiko melahirkan BBLR. Hal ini disebabkan karena usia reproduktif
sehat 20-35 tahun, karena pada usia remaja perkembangan organ repsroduksi belum matang sehingga akan menyebabkan kompetisi dalam mendapatkan nutrisi antara ibu
yang masih dalam tahap perkembangan dan janinnya. Disamping itu, secara psikologis wanita usia remaja belum siap menghadapi tuntunan beban moral, mental,
dan emosional yang menyebabkan stress psikologis yang dapat mengganggu janin. Hasil dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan BBLR, Hal ini
terjadi karena mayoritas responden merupakan golongan umur yang tidak beresiko untuk melahirkan BBLR yaitu 6 orang 50 20 tahun. Menurut Pantiawati 2010
faktor penyebab BBLR yaitu usia ibu yang 16 tahun dan usia 35 tahun. Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden mayoritas ibu rumah tangga
50. Peneliti berasumsi bahwa faktor pekerjaan juga mempengaruhi terhadap berat badan bayi yang dilahirkan. Apabila seorang ibu hamil memiliki pekerjaan atau
melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan ibu stress maka kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin tidak baik sehingga beresiko melahirkan bayi berat lahir
rendah. Suryati 2011 menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya bayi berat lahir
rendah adalah pekerjaan dan aktivitas sehari-sehari misalnya aktivitas yang meningkatkan stress dan mengangkat sesuatu yang berat. Hasil penelitian ini tidak
sama dengan konsep teori karena responden pada penelitian ini mayoritas sebagai ibu rumah tangga 50.
Berdasarkan karakteristik riwayat kehamilan mayoritas gravida dan partus responden 3 kali 83. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan riwayat
kehamilan dengan kejadian bayi berat lahir rendah karena mayoritas responden jarak kelahirannya tidak terlalu dekat yaitu tidak dibawah dua tahun.
Ika 2010