Tanda-tanda Berat badan lahir rendah :

2.2.5 Penanganan bayi berat lahir rendah

a. Mempertahankan suhu dengan ketat, bayi berat lahir rendah mudah mengalami hipotermia. Oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karena sangat rentan. Salah satu cara pencegahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi. c. Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada bayi dengan berat lahir rendah belum sempurna, oleh karena itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan hati-hati. d. Penimbangan ketat, penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat karena peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizinutrisi bayi dan erat kaitannya dengan dengan daya tahan tubuh Syafruddin, 2009.

2.2.6 Upaya menurunkan terjadinya Bayi berat lahir rendah

1.Pencegahan kejadian bayi berat lahir rendah Menurut Ika 2010 pada kasus BBLR pencegahanpreventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah: a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali. b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. c. Ibu dapat merencanakan persalinannya pada umur reproduksi sehat 20-34 tahun. d. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga. 2. Mengurangi Resiko kelainan bawaan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan tersebut yaitu : a. Tidak merokok dan menghindari asap rokok b. Menghindari alcohol c. Menghindari obat-obatan terlarang d. Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal e. Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup f. Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin g. Menjalani vaksinansi sebagai perlindungan terhadap infeksi.

2.3. Konsep Rokok

2.3.1 Definisi

Menurut Jaya 2009 Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hngga 120 mm dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Yang dimaksud terpapar asap rokok disini adalah jika ibu terpapar asap rokok dari keluarga yang satu tempat tinggal dengan ibu atau dari perokok yang satu tempat kerja dengan ibu. Sehingga disimpulkan bahwa 100 ibu terpapar asap rokok sebagai perokok pasif. Menurut Bustan 2000 seseorang yang dikatakan perokok berat adalah bila mengkonsumsi rokok 21-30 batang sehari dengan waktu 6-30 menit. Perokok sedang