Tabel 5.2 Distribusi frekuensi data berdasarkan status perokok pasif No
Status Perokok pasif Jumlah
Persentase
1 Perokok pasif
12 100
Jumlah 12
100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang diteliti berstatus sebagai perokok pasif 12 orang 100.
5.3 Analisis bivariat
Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi spearman sebagai berikut:
5.3.1 Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirnagdi medan
Hasil penelitian yang menggunakan uji korelasi pearson ini diperoleh nilai sig 0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan Berat badan
bayi bermakna. Nilai korelasi pearson 0,40 dan menunjukkan korelasi positif yang artinya kekuatan korelasinya sedang..
Tabel 5.3 Hasil uji person untuk hubungan perokok pasif dengan berat badan bayi.
Variabel Jumlah
Nilai sign Person korelasi
Perokok pasif 12
0.000 0,40
Berat badan bayi 12
0,000 0,40
5.4 Pembahasan
Setelah dilakukan analisi data dan melihat hasilnya maka terdapat beberapa hal yang dibahas, yaitu berat badan bayi, perokok pasif dan hubungan ibu hamil
perokok pasif dengan kejadian berat badan bayi.
5.4.1 Berat badan bayi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu perokok pasif yang melahirkan berat badan bayi normal 7 orang, bayi berat lahir rendah 4 orang 80
dan bayi berat lahir sangat rendah 1 20. Peneliti berasumsi bahwa ibu perokok pasif yang melahirkan bayi berat lahir rendah selama kehamilan tidak teratur
memeriksakan kehamilannya selama hamil dan gizi selama hamil juga tidak tercukupi. Jika asupan makanan yang dikonsumsi ibu tidak sesuai dengan ibu
selama hamil maka dapat menyebabkan terjadinya kelainan anemia pada bayi. Jika anemia terjadi pada bayi selama kandungan maka berat berat badan yang akan
dilahirkan kurang dari berat badan bayi normal.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Anita 2013 menyatakan bahwa terjadinya bayi berat lahir rendah karena adanya komplikasi-komplikasi yang sering
terjadi pada ibu dimasa kehamilan diantaranya adalah faktor makanan ibu jika asupan makanan yang dikonsumsi ibu tidak sesuai dengan kebutuhan selama
kehamilan maka dapat menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan kurang dari berat badan normal.
Menurut Imelda 2010 konsumsi makanan yang tepat sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi ibu dan bayi. Makanan yang mengandung
nutrisi tepat bagi pertumbuhan dan kombinasi makanan yang tepat dapat menjamin asupan makanan yang tepat. Selama masa hamil, seluruh kebutuhan nutrisi termasuk
protein, vitamin, dan mineral meningkat. Kebutuhan energy, vitamin, dan mineral meningkat sekitar 10-50. Kebutuhan vitamin C dan seng meningkat sekitar 40 .
Sedangkan zat besi meningkat 50 . Karena itulah, ibu harus mengkonsumsi makanan yang cukup gizi. Ibu hamil juga harus menghindari nikotin, tar, dan karbon
monoksida adalah zat kimia yang berhubungan dengan rokok. Jika ibu merokok sebelum atau sesudah bayi lahir, hal itu akan membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
Semakin cepat ibu menghentikan kebiasaan rokok, maka semakin baik kesehatan janin.
5.4.2 Perokok pasif
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 12 orang ibu sebagai perokok pasif 100. Peneliti berasumsi bahwa selama hamil ibu terpapar asap rokok dengan
waktu 15-60 menit dan jumlah rokok perbatang yang dikonsumsi oleh perokok aktif