14
3. METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di kawasan CAPS dengan luas kawasan ± 877 Ha, s
ecara geografis terletak pada koordinat 112º40’45’’– 112º42’45’’ BT dan 8º27’24’’ – 8º24’54’’ LS. Secara administratif masuk dalam wilayah dusun
Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Peta kawasan CAPS disajikan pada Gambar 3.1.
Penelitian dilaksanakan selama ± 6 bulan, mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013, meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data penelitian,
pengolahan data dan penulisan tesis.
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, Geografis Position Sistem GPS, kamera dan komputer. Sedangkan bahan yang diperlukan
pada penelitian ini adalah kuesioner, panduaan wawancara dan peta kerja.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif melalui survei dengan cara pengamatan lapangan observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada di
lokasi penelitian, wawancara mendalam indepth interview terhadap stakeholders pemerintah, masyarakat lokal dan pengunjung dan studi pustaka Slamet, 2011
15 Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar kawasan CAPS
Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang dan pengunjung kawasan CAPS. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
secara purposive sampling yang merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Penentuan jumlah responden
untuk masyarakat lokal dan pengunjung di kawasan CAPS didekati dengan rumus Solvin Siregar, 2011 yaitu :
Keterangan : n = Jumlah responden
N = Ukuran populasi dalam waktu tertentu e = Perkiraan tingkat kesalahan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, pengisian kuesioner dan wawancara, berupa potensi ekowisata potensi obyek
daya tarik wisata alam, atraksi alam, budaya dan jenis kegiatan wisata lainnya, akomodasi, fasilitas, pelayanan dan infrastruktur, persepsi pengunjung, persepsi
masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan CAPS. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari hasil penelitian, laporan, dokumen
dan sumber pustaka yang berkaitan dengan tujuan penelitian, berupa kondisi fisik kawasan topografi, geologi, iklim, potensi jenis flora dan fauna dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat lokal serta peta kawasan. Jenis data primer dan data sekunder beserta sumber data dan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan
dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jenis data, sumber dan teknik pengumpulan data
No. Jenis Data
Aspek-aspek Sumber data
Teknik pengumpulan
data 1. Daya tarik
wisata darat a.
Keindahan alam b.
Keunikan sumberdaya alam c.
Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol
d. Keutuhan sumber daya alam
e. Kepekaan sumber daya alam
f. Jenis kegiatan wisata alam
g. Kebersihan lokasi
h. Keamanan kawasan
Observasi lapangan
BBKSDA Jatim
Masyarakat Observasi
lapangan Wawancara
2. Daya tarik wisata pantai
a. Keindahan
b. Keselamatankeamanan pantai
c. Jenis dan warna pasir
d. Variasi kegiatan
e. Kebersihan pantai
f. Lebar pantai diukur waktu surut
terendah g.
Kenyamanan Observasi
lapangan BBKSDA
Jatim Observasi
lapangan Wawancara
16 Tabel 3.1 Lanjutan jenis data, sumber dan teknik pengumpulan data
No. Jenis Data
Aspek-aspek Sumber data
Teknik pengumpulan
data 3. Aksesibilitas
a. Kondisi dan jarak jalan darat
dari ibukota propinsi b.
Pintu gerbang udara internasionaldomestik
c. Waktu tempuh dari ibukota
provinsi d.
Frekwensi kendaraan dari pusat informasi ke obyek
Observasi lapangan
BBKSDA Jatim
Observasi lapangan
Wawancara
4. Pengelolaan dan pelayanan
a. Jenis fasilitas yang tersedia
b. Bentuk pelayanan yang ada
c. Bentukjenis pengamanan
dalam kawasan Observasi
lapangan BBKSDA
Jatim Observasi
lapangan Wawancara
5. Akomodasi a.
Jenis dan jumlah penginapan b.
Jumlah kamar yang tersedia BBKSDA
Jatim Dinas
pariwisata Observasi
lapangan Wawancara
6. Elemen institusi
a. Status kawasan
b. SDM yang tersedia dalam
bidang ekowisata c.
Kompetensi SDM yang tersedia BBKSDA
Jatim Observasi
lapangan Wawancara
7. Daya Dukung a.
Jumlah pengunjung b.
Kepekaan tanah c.
Kemiringan lahan d.
Jenis kegiatan dan luas zona pemanfaatan
Observasi lapangan
BBKSDA Jatim
Observasi lapangan
Wawancara
8. Keamanan a.
Ada tidaknya binatang pengganggu
b. Ada tidaknya arus bahaya dan
tanah labil c.
Ada tidaknya gangguan kamtibmas
Observasi lapangan
BBKSDA Jatim
Observasi lapangan
Wawancara
9. Kualitas lingkungan
a. Jenis permasalahan lingkungan
yang terjadi b.
Gangguan keamanan kawasan c.
Perubahan status kawasan d.
Penurunan kualitas lingkungan Observasi
lapangan BBKSDA
Jatim Dinas
pariwisata Observasi
lapangan Wawancara
10. Potensi Pengunjung
a. Karakteristik pengunjung
b. Pola kunjungan
c. Motivasi pengunjung
d. Persepsi penggunjung
e. Jumlah pengunjung
Petugas lapangan
Pengunjung BBKSDA
Jatim Observasi
lapangan Wawancara
11. Iklim a.
Jumlah bulan kering rata-rata pertahun
b. Suhu udara musim kemarau
BMKG Malang
Studi pustaka 12. Hubungan
dengan OWA di sekitarnya
a. Sejenis
b. Tak sejenis
Observasi lapangan
Dinas pariwisata
Observasi lapangan
Studi pustaka
17 Tabel 3.1 Lanjutan jenis data, sumber dan teknik pengumpulan data
No. Jenis Data
Aspek-aspek Sumber data
Teknik pengumpulan
data 13.
Sosekbud Masyarakat
sekitar kawasan
a. Tingkat ketergantungan
masyarakat dengan kawasan b.
Hubungan sosial budaya masyarakat dengan kawasan
c. Persepsi masyarakat terhadap
ekowisata di CAPS d.
Harapan masyarakat terhadap ekowisata di CAPS
e. Tingkat pendidikan
f. Mata pencaharian penduduk
g. Tanggapan masyarakat terhadap
pengembangan OWA Masyarakat
sekitar kawasan
Data kependuduk
an desa Observasi
lapangan Wawancara
14. Kebijakan Pengelolaan
Bentuk kebijakan BBKSDA Jatim tentang pengelolaan kawasan di CAPS
serta kebijakan Pemda Kab.Malang BBKSDA
Jatim Pemda Kab
Malang Wawancara
15. Kondisi umum lokasi
penelitian a.
Kondisi fisik b.
Kondisi biologi c.
Kondisi sosial, ekonomi, budaya BBKSDA
Jatim Masyarakat
sekitar kawasan
Studi pustaka Observasi
lapangan Wawancara
16. Peta
Peta kawasan CAPS BBKSDA
Jatim Studi pustaka
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan cara mentabulasikan dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis dan tujuan penggunaannya.
Analisis Penilaian Potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam
Analisis daerah operasi obyek daya tarik wisata alam ADO-ODTWA merupakan suatu kegiatan analisis terhadap suatu obyek wisata alam dengan
menggunakan instrumen kriteria penilaian dan pengembangan untuk mendapatkan penilaian dapat atau tidaknya suatu obyek dikembangkan menjadi obyek wisata.
Analisis potensi obyek daya tarik wisata alam menggunakan sistem nilai skoring dan pembobotan berdasarkan pedoman analisis ADO-ODTWA yang ditetapkan
Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam tahun 2003.
Analisis Daya Dukung Kawasan
Analisis daya dukung berdasarkan kriteria yang berhubungan dengan penerapan konsep ekowisata. Indikator dan kriteria tersebut berdasarkan data dan
analisis di lapangan dengan perhitungan sebagai berikut :
18 1.
Daya Dukung Fisik physical carrying capacity adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik tercukupi oleh ruang yang disediakan pada
waktu tertentu. Untuk menghitung PCC digunakan rumus Cifuentes 1992 dimodifikasi Fandeli dan Muhammad 2009 sebagai berikut:
PCC
= A × 1B × Rf Keterangan :
A = Luas areal yang digunakan untuk wisata
B = Luas areal yang dibutuhkan oleh seorang wisatawan untuk
berwisata dengan tetap memperoleh kepuasan Rf
= Faktor rotasi 2.
Daya Dukung Riil real carrying capacity adalah jumlah pengunjung maksimum yang diperkenankan berkunjung ke obyek dengan faktor koreksi
Cf yang diambil dari karakteristik obyek diterapkan pada PCC. Faktor koreksi diperoleh dengan mempertimbangkan variabel biofisik, lingkungan,
ekologi dan manajemen. RCC dihitung dengan rumus sebagai berikut:
RCC = PCC × 100-Cf
1
100 × 100-Cf
2
100 × …..× 100-Cf
n
100 Adapun untuk menghitung faktor koreksi Cf : faktor koreksi diperoleh
dengan mempertimbangkan variabel yang diperoleh berdasarkan data lapangan yaitu : kelerengan, kepekaan tanah terhadap erosi, potensi lanskap,
koreksi iklim dan koreksi pada gangguan terhadap musim kawin satwa liar. Kemudian dihitung faktor koreksinya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: Cf
= M
i
M
t
× 100 Keterangan :
M
i
= Batas besaran varibel M
t
= Batas variabel total Faktor-faktor koreksi yang digunakan dalam perhitungan daya dukung riil
adalah: a.
Faktor koreksi RCC dalam bentuk gangguan terhadap musim kawin monyet ekor panjang Macaca fascicularis Santoso, 1996.
Cf = GnGt × 100
Keterangan : Gn
= Jumlah bulan terjadinya musim kawin Gt
= Jumlah bulan dalam satu tahun b.
Faktor koreksi RCC dalam bentuk indeks kelerengan Untuk mengetahui faktor kelerengan Indeks tingkat kelerengan,
klasifikasi kelerengan dinilai berdasarkan kelas lereng sebagaimana pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Klasifikasi dan nilai skor faktor kelerengan kawasan
Kelas lereng Kelerengan
Keterangan Nilai
1 0 - 8
Datar 20
2 8 - 15
Landai 40
3 15 - 25
Agak curam 60
4 25 - 45
Curam 80
5 45
Sangat curam 100
Sumber : SK. Menteri Pertanian No.837KPTSUM111980
19 c.
Faktor koreksi RCC dalam bentuk potensi lanskap Untuk mengetahui faktor koreksi pada potensi lanskap didasarkan pada
kriteria unsur lanskap yaitu : bentuk, vegetasi, air, warna dan pemandangan Fandeli dan Muhammad, 2009 sebagaimana Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Indeks penilaian terhadap potensi lanskap
Unsur Lanskap. Kriteria
Skor Bentuk lahan
Bukit rendah dan berombak; bukit di kaki gunung atau dasar lembah yang datar atau bahkan bukan
ciri-ciri lanskap yang menarik. 1
Ngarailereng yang curam; kerucut gunung api atau pola-pola erosiabrasi oleh angin yang menarik;
atau variasi ukuran dan bentuk lahan atau ciri-ciri detail yang dominan.
3
Relief vertikal yang tinggi yang ditunjukkan adanya puncak
mencolok; puncak
seperti menara;
singkapan batuan raksasa atau variasi permukaan yang menakjubkan; formasi-formasi yang mudah
tererosi atau ciri dominan dan sangat mencolok. 5
Vegetasi Sedikit atau tidak ada perbedaan vegetasi.
1 Beberapa jenis vegetasi tetapi hanya 1,2 atau 3 jenis
yang dominan 3
Banyak tipe dan vegetasi yang menarik, yang ditunjukkan dalam pola, tekstur dan bentuk
5 Air
Tidak terdapat air atau terdapat tetapi tidak kelihatan dengan jelas.
1 Mengalir dengan tenang tetapi bukan hal yang
dominan dalam suatu lanskap. 3
Jernih, bersih, mengalir, beriak atau komponen apa saja dari air yang dominan.
5 Warna
Variasi warna yang halus dan kontras, umumnya bersifat mati.
1 Terdapat jenis-jenis warna, ada pertentangan dari
tanah, batu dan vegetasi tetapi bukan pemandangan yang dominan.
3 Kombinasi warna yang beragam jenis atau
pertentangan yang indah dan warna tanah, batu, vegetasi air dan lain-lain.
5 Pemandangan
Pemandangan di
dekatnya sedikittidak
berpengaruh terhadap kualitas pemandangan. 1
Pemandangan di dekatnya sangat banyak yang menarik
3 Sumber : Fandeli dan Muhammad, 2009
d. Faktor koreksi RCC dalam bentuk indeks kepekaan tanah terhadap erosi
Untuk mengetahui faktor kepekaan tanah terhadap erosi indeks tingkat erosi, kepekaan tanah terhadap tingkat erosi dinilai berdasarkan jenis
tanah sebagaimana Tabel 3.4.
20 Tabel 3.4 Indeks kepekaan tanah terhadap erosi di CAPS
Kelas tanah Jenis tanah
Keterangan Nilai skor
1 Alluvial, Tanah Glei Olanosol
Hidromorf Kelabu, Literita Air Tanah
Tidak peka 15
2 Latosol
Agak peka 30
3 Brown Forest Soil, Non Calcis
Brown, Mediteran Kurang peka
45 4
Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik
Peka 60
5 Regosol, Litosol, Organosol,
Renzina Sangat peka
75 Sumber : SK. Menteri Pertanian No.837KPTSUM111980
e. Faktor koreksi RCC dalam bentuk indeks iklim
Untuk mengetahui faktor koreksi iklim menggunakan rasioindeks nilai Q bulan keringbulan basah selama 10 tahun terakhir :
Keterangan : -
Bulan kering : bulan dengan curah hujan 60 mm -
Bulan lembab: bulan dengan curah hujan 60 – 100 mm -
Bulan basah : bulan dengan curah hujan 100 mm Lakitan, 1997. 3.
Daya Dukung Efektif effective carrying capacity adalah jumlah kunjungan maksimum dimana obyek tetap lestari pada tingkat manajemen yang tersedia.
Kapasitas manajemen merupakan penjumlahan dari semua kondisi pada kawasan perlindungan yang dapat difungsikan secara obyektif dan sesuai
dengan tujuan dari pengelolaan kawasan, Wiratno 2000 dalam Fandeli 2000. Kapasitas manajemen dibatasi oleh kriteria : sistem pengelolaan,
jumlah staf pengelola dengan perhitungan sebagai berikut :
ECC = RCC x faktor koreksi mc MC Management Capacity adalah jumlah petugas pengelola kawasan
MC Keterangan :
Rn adalah sumber daya yang aktif di lokasi Rt adalah jumlah sumber daya tetap pengelola
Analisis Stakeholders
Dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap stakeholders yang berpengaruh dalam pengelolaan kawasan CAPS dengan adanya ekowisata.
Menurut Reed et al. 2009 analisis stakeholders dilakukan dengan cara 1 Melakukan identifikasi stakeholders; 2 Mengelompokkan dan mengkatagorikan
stakeholders dan 3 Menyelidiki hubungan antar stakeholders. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peranan dan kepentingan masing-
21 masing stakeholders dalam pengelolaan kawasan dengan adanya kegiatan
ekowisata di kawasan CAPS, disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Analisis stakeholders adanya ekowisata di CAPS
Stakeholders Peranan
Tuntutan Kepentingan
BBKSDA Jatim Pemda Kab. Malang
Masyarakat jasa pemandupenyebrangan
Masyarakat lokal Pihak swasta
Pengunjung
Analisis Potensi Pengunjung
Data pengunjung hasil wawancara dan data sekunder pengunjung dianalisis dengan mentabulasikan, menghitung frekwensi dan menguraikan secara deskriptif
Wiratno, 2000. Analisis ini akan berhubungan dengan daya dukung obyek dan analisis kecenderungan trend analyisis. Analisis potensi pengunjung yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, asal pengunjung, lama kunjungan, motivasi, pendapat mengenai
kawasan CAPS dan tujuan kunjungan pendidikan, penelitian, rekreasi.
Analisis Strategi Pengelolaan
Arahan strategi pengelolaan dan pengembangan ekowisata di kawasan CAPS dirumuskan dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti
2000 bahwa analisis SWOT mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Tahapan yang dilakukan dalam
analisis SWOT sebagai berikut :
1. Identifikasi dan pemberian bobot faktor internal dan eksternal.