33
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pulau Sempu merupakan salah satu kawasan konservasi di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yang mempunyai keanekaragaman hayati dan
pesona keindahan alam yang sangat menarik. Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu CAPS beberapa tahun terakhir menghadapi masalah pengelolaan disebabkan
banyaknya pengunjung yang masuk kawasan untuk melakukan kegiatan wisata. Saat ini kawasan CAPS sudah menjadi salah satu tujuan wisata alam bagi
wisatawan yang datang ke Kabupaten Malang. Menurut Yoeti 1999 dalam Ziaulhaq 2006 Cagar Alam Pulau Sempu merupakan salah satu daerah tujuan
wisata alam populer yang banyak dikunjungi orang.
Kondisi demikian kegiatan ekowisata di dalam kawasan CAPS tidak sesuai dengan UU No. 5 tahun 1990 karena status kawasan. Kondisi yang terjadi,
sampai sekarang adalah kegiatan ekowisata terus berjalan di dalam kawasan bahkan volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Adanya peningkatan
kegiatan ekowisata di dalam kawasan cagar alam akan membawa dampak baik, secara langsung maupun tidak langsung serta menjadi ancaman terhadap
kelestarian kawasan apabila tidak ada pengelolaan yang baik. Salah satu wacana pengelolaan kawasan yang menjadi isu menarik di masyarakat, pengelola kawasan
dan para pelaksana wisata alam pada akhir-akhir ini adalah rencana perubahan status sebagian kawasan cagar alam menjadi taman wisata alam. Penelitian ini
menganalisis keseluruhan potensi yang ada di kawasan terkait dengan adanya kegiatan ekowisata sekaligus merumuskan strategi pengelolaan untuk
menyelesaikan permasalahan pengelolaan di kawasan CAPS.
Penilaian Potensi Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu
Penilaian potensi kawasan CAPS untuk ekowisata mengacu pada pedoman analisis daerah operasi obyek daya tarik wisata alam ADO-ODTWA yang
ditetapkan oleh Dirjen PHKA tahun 2003. Instrumen kriteria penilaian potensi kawasan meliputi aspek: potensi daya tarik obyek wisata darat dan pantai,
aksesibilitas, kondisi masyarakat sekitar, elemen institusi, potensi pasar, akomodasi, pengelolaan dan pelayanan, iklim, keamanan kawasan, sarana dan
prasarana, ketersediaan air bersih, hubungan dengan obyek wisata lain, penurunan kualitas lingkungan, daya dukung kawasan dan pangsa pasar. Penilaian potensi
tersebut dikelompokkan dalam potensi sumberdaya alam dan potensi unsur penunjang, berdasarkan hasil penilaian dan perhitungan obyek daya tarik wisata
alam Lampiran 1. Hasil penilaian potensi ODTWA kawasan CAPS ditunjukkan pada Tabel 5.1 yang merupakan indeks dari hasil penilaian potensi ekowisata
terhadap jumlah nilai setiap obyek dan daya tarik wisata alam yang dinilai.
34 Tabel 5.1 Hasil penilaian potensi ODTWA CAPS
Potensi Kriteria
Jumlah nilai
1
ODTWA Nilai
2
potensi A×B
Indeks nilai
3
potensi Klasifikasi
4
ODTWA Daya tarik
SDA Daya tarik obyek wisata
pantai 1.260
1.050 83,33
Tinggi Daya tarik obyek wisata
darat 1.440
1.230 85,41
Tinggi
Unsur penunjang
Kondisi masyarakat sekitar 1.200
1.000 83,33
Tinggi Kadar hubungan
aksesibilitas 850
550 64,71
Sedang Elemen institusi
1950 975
50 Rendah
Potensi Pasar 950
925 97,37
Tinggi Akomodasi
90 30
33,33 Rendah
Pengelolaan dan pelayanan 360
220 61,11
Sedang Iklim
480 280
58,33 Sedang
Sarana dan Prasarana Penunjang
450 315
70 Sedang
Ketersediaan air bersih 900
540 60
Sedang Hubungan dengan obyek
wisata di sekitarnya 100
90 90
Tinggi Penurunan kualitas
lingkungan 180
120 66,67
Sedang Daya dukung kawasan
450 375
83,33 Tinggi
Pangsa pasar 270
225 83,33
Tinggi
Potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam
Pada hakekatnya ekowisata dapat melestarikan dengan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat. Pembangunan ekowisata yang berwawasan
lingkungan lebih menjamin dalam melestarikan alam dibandingkan dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan ekowisata tidak mengeksploitasi
alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan. Dari aspek inilah
ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan pasar Fandeli, 2000a.
Pulau Sempu memiliki beberapa obyek daya tarik wisata alam ODTWA. Berdasarkan hasil inventori yang dilakukan dalam penelitian ini, maka disusun
daftar ODTWA Pulau Sempu. Penyusunan ini sebagai dasar untuk melihat diversifikasi obyek dan produk ekowisata yang dapat dikembangkan dan
ditawarkan pada ekowisatawan apabila kawasan CAPS bisa dirubah statusnya. Hasil inventori potensi ODTWA dan obyek sosial budaya masyarakat sekitar
kawasan serta lokasi ODTWA dikawasan CAPS dan masyarakat sekitar disajikan pada Tabel 5.2 sebagai berikut.
1
Jumlah nilai setiap obyek daya tarik wisata alam yang dinilai
2
Hasil penilaian obyek daya tarik wisata alam
3
Indeks hasil penilaian potensi terhadap total nilai dalam persentase
4
Klasifikasi obyek daya tarik wisata alam hasil penilaian A : Nilai setiap unsur dalam kriteria potensi
B : Bobot dari setiap kriteria potensi
35 Tabel 5.2 Hasil inventori potensi ODTWA
Potensi Lokasi
ODTWA Kegiatan ekowisata
Obyek Wisata
Alam Pantai Pulau
Sempu Pantai Waru-waru, Raas, Air
tawar, Goa macan, Teluk semut, Tanjung, Setumbut,
Setigen, Karetan, Pondok Kobong, Plawangan,
Gladakan, Baru-baru, Segara Anakan, Pasir Kembar 1,
Kembar 2, Pasir panjang. Menikmati
pemandangan alam, susur pantai, bina cinta
alam, fotografi, pembelajaran
konservasi, olah raga, snorkeling, memacing,
Pelatihan SAR.
Pulau Sempu Ekosistem hutan Mangrove,
ekosistem Hutan pantai, ekosistem Danau, ekosistem
Hutan tropis dataran rendah, Goa macan, Telaga lele,
Telaga sat, Telaga panjang, Danau Segara Anakan,
Gejala alam, Sumber air tawar, Keanekaragaman flora
dan fauna. Penelitian, Pengenalan
vegetasi mangrove, pengenalan flora,
pengenalan satwa liar animal watching,
birdwatching, fotografi, bina cinta
alampembelajaran konservasi, menikmati
pemandangan, tracking.
Obyek Budaya
Masyarakat Sendang
Biru Desa Tambakrejo
Tradisi “Petik Laut” masyarakat Sendang Biru,
Tradisi pengambilan air setelah Hari Raya Ketupat di
sumber air tawar pulau sempu, wisata kampung
nelayan. Pengenalan budaya
masyarakat, belajar pembuatan perahu, alat
penangkap ikan dan pengolahan hasil laut
Berdasarkan hasil penilaian potensi ODTWA Tabel 5.1 dan Gambar 5.1 dapat dipahami bahwa Pulau Sempu mempunyai potensi yang sangat besar
untuk dikembangkan kegiatan ekowisata, dengan potensi daya tarik sumber daya alam berupa obyek wisata pantai mempunyai nilai yang tinggi sebesar 83,33
dan obyek wisata darat 85,41. Sedangkan unsur penunjang yang mempunyai nilai yang tinggi adalah kondisi masyarakat sekitar 83,33, potensi pasar nilai
97,37, hubungan dengan obyek wisata di sekitarnya dengan nilai 90, daya dukung kawasan 83,33 dan pangsa pasar nilai 83,33. Sedangkan potensi unsur
penunjang yang mempunyai nilai rendah adalah elemen institusi 50 dan akomodasi 33,33. Potensi unsur penunjang berupa aksesibilitas, pengelolaan
dan pelayanan, iklim, sarana dan prasarana, ketersediaan air bersih, penurunan kualitas lingkungan mempunyai nilai klasifikasi yang tergolong sedang. Hal ini
berarti bahwa kawasan CAPS berdasarkan hasil penilaian secara keseluruhan yaitu potensi daya tarik sumber daya alam berupa obyek wisata pantai dan darat
serta unsur penunjangnya menunjukkan kawasan CAPS sangat layak untuk dikembangkan kegiatan ekowisata dengan kegiatan utamanya adalah berupa
education, trecking, animal watching, birdwatching. Potensi obyek wisata darat dan pantai harus bisa dikembangkan secara bersama-sama, sehingga pengelolaan
ekowisata harus direncanakan dengan baik dan bersinergi antara RPJP CAPS dengan RTRW daerah Kabupaten Malang.
36
Gambar 5.1 Peta potensi obyek daya tarik wisata alam di Pulau Sempu Potensi Daya Tarik Obyek Wisata Pantai
Pulau Sempu merupakan kawasan konservasi yang mempunyai keunikan dan keindahan alamnya. Salah satu obyek daya tarik wisata yang ada di Pulau
Sempu adalah pantainya. Untuk melakukan penilaian potensi daya tarik wisata pantai digunakan kriteria yaitu keindahan, keselamatan dan keamanan pantai,
jenis dan warna pasir, variasi kegiatan, kebersihan, lebar pantai dan kenyamanan.
Pulau Sempu mempunyai beberapa pantai dengan pemandangan alam yang indah. Keindahan pantai Pulau Sempu di sebelah utara yang berbatasan
dengan teluk Sendang Biru, dengan akses yang cukup mudah pengunjung menyeberang menggunakan jasa angkutan perahu dari pantai Sendang Biru
selama ± 15 menit sudah tiba di pingir pantai yang cukup indah. Sedangkan pantai yang berada di sebelah selatan dan timur untuk mencapainya harus melalui jalur
trek melewati hutan tropis yang masih utuh untuk mencapai pantainya.
Gambar 5.2 Pulau Sempu dipisahkan dengan selat Sendang Biru
37 Pada Gambar 5.2 ditunjukan posisi kawasan CAPS yang terlihat
dipisahkan oleh selat Sendang Biru yang yang berjarak ± 350-450 m dari Pulau Jawa. Selat Sendang Biru berombak tenang merupakan tempat bersandarnya
perahu-perahu nelayan. Setiap hari selat Sendang Biru selalu ramai dengan perahu nelayan yang hilir mudik pada saat berangkat dan pulang mencari ikan di laut.
Beberapa lokasi pantai Pulau Sempu Tabel 5.2 yang menarik perhatian pengunjungekowisatawan adalah sebagai berikut :
a. Pantai Waru-waru