Uji Multikolinieritas Uji Normalitas

54 Saya selalu memelihara sikap terbuka kepada atasan dan teman sekerja dalam setiap pekerjaan saya 2.5 12.5 47.5 37.5 Sumber: Data primer diolah, 2015 Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat dari 40 responden yang diteliti terlihat bahwa diantara seluruh variabel kinerja yang diteliti memiliki kriteria responden berada pada pernyataan setuju dan sangat setuju. Berdasarkan pernyataan pada kuesioner menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap kinerja umumnya baik.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas independent. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikilonieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95 Ghozali, 2011:105-106. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel. 4.34 55 Tabel. 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant Penempatan Kerja Disiplin Kerja Pemanfaatan TI 0,519 0,828 0,490 1,927 1,208 2,043 Dependent Variable : Kinerja Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015. Berdasarkan data pada Tabel. 4.11 di atas dapat diketahui bahwa syarat untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF Variance Inflation Factor yang tidak lebih dari 10. Pada Table. 4.11 nilai tolerance variabel bebas penempatan kerja sebesar 0,519, disiplin kerja sebesar 0,828, dan pemanfaatan teknologi informasi sebesar 0,490. Sedangkan nilai VIF variabel bebas penempatan kerja sebesar 1,927, disiplin kerja sebesar 1,208, dan pemanfaatan teknologi informasi 2.043. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkorelasi antara variabel independen satu dengan variabel independen yang lainnya.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki 56 distribusi normal. Model data yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2011:160. Untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal. Gambar. 4.2 Hasil Uji Normalitas S Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015. Berdasarkan Gambar. 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan. Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dapat dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5. Jika nilai 57 signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel. 4.12 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015. Berdasarkan uji statistik normalitas pada Tabel. 4.12 di atas menunjukkan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,986 dan signifikansi pada 0.285 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

c. Uji Heteroskedastisitas