TINJAUAN PUSTAKA PENGALAMAN BEKERJA

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penempatan Kerja

Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaaninstansi utamanya ditentukan oleh kinerja dari karyawanpegawai. Karenanya perusahaaninstansi berusaha mendapatkan pegawai yang baik sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaaninstansi dan menempatkannya sesuai dengan kriteria yang dimiliki. Penempatan pegawai dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Rivai penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya Veithzal Rivai, 2011:198. Sementara itu Mathis Jackson mengatakanPenempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat. Seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan. Mathis Jackson 2009:75. Penempatan placement berkaitan dengan penyesuaian kemampuan dan bakat seseorang dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. Seseorang diberikan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan persyaratan pekerjaan Wilson Bangun 2012:159 14 Sementara itu Siswanto 2003:162 mendefinisikan penempatan tenaga kerja sebagai suatu proses pemberian tugas kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan- kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawabnya. Penempatan pegawai menurut Schuler dan Jackson 1997:276 harus memenuhi beberapa kriteria antara lain adalah: Pertama, pengetahuan; Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, informal, membaca buku, dan lain-lain. Pengetahuan yang dimiliki karyawan diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.Kedua, keterampilan; Keterampilan berasal dari kata trampil yang artinya cakap, mampu, dan cekatan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan. Karyawan yang mengusasi ketrampilan tertentu dalam bekerja diharapkan tidak perlu pengawasan karena hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat teratasi.Ketiga, kemampuan; kemampuan merupakan suatu kompetensi yang diperlihatkan dalam kinerja melalui perilaku yang dapat diamati atau seluruh perilaku mengarah pada suatu hasil yang diamati. Kemampuan menunjukkan kesanggupan, kecakapan seseorang untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.Keempat, sikap; sikap merupakan kesiapan mental, yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman danmempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyeknyapekerjaan dan situasi yang berhubungan dengannya. 15 Dengan demikian, penempatan kerja adalah menempatkan seorang pekerja pada posisi atau pekerjaan yang tepat sesuai dengan kriteria yang dimiliki. Penempatan yang tepat dapat mempengaruhi kuantitas serta kualitas pekerjaan seseorang.

2. Disiplin Kerja

Disiplin merupakan kunci keberhasilan tujuan organisasi. Perusahaaninstansi yang menerapkan kedisiplinan serta memiliki karyawan yang berdisiplin tinggi akan mudah bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang optimal. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku Veithzal Rivai, 2009:825. Ambar Teguh 2009:290 menjelaskan disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Disiplin sebagai proses latihan pengendalian diri untuk bekerja efektif, efisien, dan produktif. Tujuan disiplin adalah latihan pengendalian diri untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga tercapai tujuan organisasi Darsono, 2011:128. 16 Menurut Hasibuan 2012:193 kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Menurut Hasibuan 2012:194 indikator-indikator tersebut adalah Pertama, tujuan dan kemampuan; tujuan pekerjaan yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Kedua, teladan pimpinan; teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatannya. Ketiga, balas jasa; balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaanpekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Keempat, keadilan; keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa pengakuan atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Kelima, Waskat; waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegahmengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 17 Keenam, sanksi hukuman; sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Ketujuh, ketegasan; ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Kedelapan, hubungan kemanusiaan; hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis. Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah alat utuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan karyawan dalam mentaati semua peraturan dan norma didalam perusahaan, serta bersungguh-sungguh meningkatkan prestasi kerja agar tujuan organisasi dapat tercapai.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Menurut Wardiningsih 2009:69 teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi yang digunakan untuk memperoleh, manipulasi, menyajikan dan memanfaatkan data. Perkembangan teknologi informasi dapat menunjang pembuatan-pembuatan keputusan di dalam organisasi- 18 organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien. Menurut Information Technlogy Association of America ITAA dalam Sutarman 2009:13, teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman. Menurut Irwansyah 2003:12 teknologi informasi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang disediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaikan tugasnya. Jin Tjhai Fung 2003 mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan. Sementara itu Triandis, 1980:126 dalam Diana Rahmawati 2008:110 mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi adalah Pertama, faktor sosial; Faktor sosial diartikan sebagai 19 tingkat di mana seorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan teknologi informasi. Faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan rekan kerja, atasan, dan organisasi. Kedua, perasaan individu Affect; perasaan individu dapat diartikan bagaimana perasaan individu, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi. Ketiga, kesesuaian tugas; kesesuaian tugas dengan teknologi informasi secara lebih spesifik menunjukkan hubungan pemanfaatan teknologi informasi dengan kebutuhan tugas. Tugas diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input menjadi output. Karakteristik tugas mencerminkan sifat dan jenis tugas yang memerlukan bantuan teknologi. Keempat, konsekuensi jangka panjang; konsekuensi jangka panjang diukur dari output yang dihasilkan apakah mempunyai keuntungan pada masa yang akan datang, seperti peningkatan karier dan peningkatan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting. Kelima, kondisi yang memfasilitasi; menurut Triandis 1980 dalam Bangun Kinarwanto 2012 kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi meliputi faktor objektif yang ada di lingkungan kerja yang memudahkan pemakai dalam melakukan suatu pekerjaan. Keenam, kompleksitas; kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sesuatu yang relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan Thompson et al, 1991:126 dalam Diana Rahmawati 2008:111. 20 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dan data serta layanan yang diharapkan bermanfaat untuk membantu pemakai dalam menyelesaikan tugas secara cepat, akurat dan efisien.

4. Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Robert L Mathis – Jhon H. Jackson, 2009:113. Rivai menjelaskan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya Veithzal Rivai, 2009:549. Menurut Wirawan 2009:5 kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik maupun material maupun non material pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat di deskripsi pekerjaan atau jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu. Wirawan mengungkapkan secara umum dimensi kinerja dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Pertama, hasil kerja; hasil kerja 21 adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitas. Indikator yang digunakan adalah kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kedua, perilaku kerja; ketika berada ditempat kerjanya seorang karyawan mempunyai dua perilaku, yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi adalah perilaku yang tidak ada hubungannya denga pekerjaan. Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Indikator yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah ketelitian, memanfaatkan waktu dan kerjasama . Ketiga, dimensi lain kinerja adalah Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan, diperlukan sifat pribadi tertentu. Sifat pribadi yang dinilai dalam evaluasi kinerja hanya sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaannya. Indikator yang digunakan adalah semangat kerja, pengetahuan, dan kejujuran Wirawan 2009:55 Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan yang diberikan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan jabatan yang dimiliki dalam rangka upaya pencapaian tujuan perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu : 22 Tabel 2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Atkhan, et al 2010 Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur  Penelitian sama-sama menggunakan variable penempatan sebagai variabel independen dan variabel kinerja sebagai variabel dependen  Menggunakan analisis linier berganda  Peneliti terdahulu meneliti dinas perkebunan daerah Kalimantan Timur sedangkan peneliti meneliti pegawai Ditjen Perkeretaap ian Kementeria n perhubunga n RI. Terdapat pengaruhhubungan yang positif antara penempatan pegawai yang tepat terhadap kinerja pegawai. Penempatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pegawai yang dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukkan persentase 81,22 dan 18,78 dipengaruhi oleh faktor lain. 2. Eduard L Pesiwarissa 2008 Pengaruh Kesesuaian Penempatan Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai Studi pada Pegawai KantorBAPPEDAKabupaten Nabire,Papua  Menggunakan analisis linier berganda  Menggunakan penempatan sebagai variabel independen.  Peneliti terdahulu menggunak an variabel Y berupa prestasi kerja sedangkan peneliti menggunak an kinerja Variabel kesesuaian pengetahuan X1, keterampilan X2 dan sikap X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sementara variabel kesesuaian pengetahuan memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. 3. Zesbendri dan Ariyanti 2009 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor  Menggunakan analisis linier berganda  Menggunakan disiplin kerja sebagai variabel independen dan kinerja  Peneliti terdahulu menggunak an seluruh pegawai sebagai obyek penelitian.  Peneliti Terdapat hubungan positif sangat kuat antara disiplin kerja dengan kinerja pada Kantor BPS Kab. Bogor. Terdapat pengaruh disiplin kerja dengan kinerja, dimana 68,2 23 No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian sebagai variabel dependen terdahulu meneliti kantor BPS bogor sementara peneliti meneliti Kementeria n Perhubung an RI. kinerja dipengaruhi oleh disiplin kerja sedangkan sisanya 31,8 dipengaruhi oleh faktor lain. 4. Amran 2009 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo  Sama-sama menggunakan disiplin kerja sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen.  Peneliti terdahulu menggunak an metode analisis Path  Peneliti meneliti menggunak an analisis regresi berganda. Variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja, dimana disiplin kerja memiliki pengaruh 70,19 terhadap kinerja sedangkan 17,81 dipengaruhi oleh variabel lain. 5. Lindawati dan Irma Salamah 2012 Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual Karyawan Pada 9 BPR di Palembang.  Sama-sama meneliti tentang pemanfaatan teknologi informasi dan kinerja.  Menggunakan Analisis Regresi SPSS  Peneliti terdahulu melakukan penelitian pada 9 BPR di Palembang sedangkan peneliti meneliti hanya di satu tempat yaitu Kementeria n Perhubunga n RI.  Peneliti terdahulu juga menggunak an Moderated Variabel kesesuaian tugas- teknologimempunyai hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual,persepsi kemanfaatan dan kecemasan berkomputer mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan. Sedangkan, variabel kompleksitas dan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap 24 No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Regression Analysis MRA untuk menganalisi s variabel moderating dalam penelitian. kinerjaindividual karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keahlian sebagai variabel moderating secara signifikan mempengaruhi hubungan antara kecemasan berkomputerdengan kinerja individual karyawan. 6. Azwir Nasir dan Ranti Oktari 2010 Pengaruh PemanfaatanTeknologi Informasi dan Pengendalian Intern TerhadapKinerja Instansi Pemerintah Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar  Sama-sama meneliti tentang pemanfaatan teknologi informasi.  Menggunakan analisis linier berganda  Peneliti terdahulu meneliti kinerja pada 55 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar  Peneliti meneliti kinerja pegawai Dirjen Perkeretaap ian Kemenhu RI. Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,063 dengan signifikansi 0,177alpha 0,05 7. Astuti Handaiyani Siregar dan I Ketut Suryanawa 2008 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat  Sama-sama meneliti tentang pemanfaatan teknologi informasi sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen.  Peneliti terdahulu menggunak an menggunak an regresi linier sederhana Pemanfaatan teknologi informasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja individu. 25 No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian  Menggunakan analisis linier berganda

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh penempatan kerja, disiplin kerja, pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja. 26 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Penempatan Kerja, Disiplin Kerja, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Pegawai Pegawai Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI Variabel Dependen Variabel Independen Penempatan Kerja X1 Disiplin Kerja X2 Pemanfaatan Teknologi Informasi X3 Kinerja Y Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik Uji Regresi Berganda Adj R² Uji t Uji F Kesimpulan dan Implikasi 27

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Ho = Penempatan kerja tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai. H = Penempatan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai. 2. Ho = Disiplin kerjatidak berpengaruh signifikans ecara parsial terhadap kinerja pegawai. H = Disiplin kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai. 3. Ho = Pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai. H = Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. 4. Ho 4 = Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai. H 4 = Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi informasi, berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai. 6. Ho 5 = Masing-masing variabel Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi informasi diduga tidak memiliki pengaruh kontribusi berbeda dalam tingkatannya terhadap kinerja pegawai. 28 H 5 = Masing-masing variabel Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi informasi diduga memiliki pengaruh kontribusi berbeda dalam tingkatannya terhadap kinerja pegawai. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN