Humas PB XIII Hangabehi

2. Humas PB XIII Hangabehi

Keberadaan Lembaga Kehumasan di dalam Kraton yang notabene adalah sebuah struktur lembaga adat, tidak hanya dimiliki oleh pihak PB XIII Tedjowulan. Pihak PB XIII Hangabehi juga memiliki Lembaga Kehumasan yang mulai dilembagakan secara resmi pada masa pemerintahan PB XIII Hangabehi atau sejak dinobatkannya PB XIII Hangabehi menjadi raja Kraton Surakarta Hadiningrat. Keberadaan Lembaga Kehumasan yang ada di dalam tembok Kraton, sebenarnya bukanlah suatu hal baru, sebelum masa pemerintahan PB XIII Hangabehi keberadaan Humas di dalam Kraton Surakarta Hadiningrat pun sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum. Hanya saja pada waktu itu keberadaannya bukan sebagai Humas melainkan hanya sebagai juru penerang Kraton. Seperti yang diungkapkan oleh Humas Kraton Surakarta, BRM. Bambang Irawan, yang selanjutnya akan disebut sebagai Informan 4 berikut seputar awal mula keberadaan Humas Kraton : “ Oke begini, jadi sebetulnya dulu itu tidak ada kantor PR ya mbak, yang ada hanya Kantor Penerangan Kraton, jadi itu tahun 1961 itu ketika Museum Kraton didirikan, didirikan Kantor Penerangan Kraton karena berkaitan dengan guide. Mulai itu seolah-olah Kraton memiliki PR. Padahal sebetulnya Kraton sendiri, bukan PR itu, tapi juru penerang. Karena perlu menerangkan kepada masyarakat apa-apa yang perlu diketahui masyarakat tentang Kraton. Terutama tata cara upacara adat.” Keberadaan juru penerang Kraton yang dijelaskan oleh Informan 4 diatas, diperjelas oleh keterangan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Kraton Surakarta, KRA Winarnokusuma, yang selanjutnya akan disebut sebagai Informan 5 yang menyatakan bahwa terdapat beberapa kali pergantian juru penerang Kraton hingga akhirnya dinamakan Humas Kraton Surakarta Hadiningrat. “Humas Kraton Surakarta Hadiningrat, setahu saya dulu pada waktu almarhum Sinuhun PB XII itu yang menjadi juru penerang Kraton itu RT Taryokusumo, itu yang pertama. Kemudian setelah RT Taryokusumo meninggal dunia, digantikan KRMH Yosodipuro. Lha KRMH Yosodipuro itu kemudian meninggal dunia, sebenarnya yang di-SK-ni ya itu Kanjeng Lintang Sasongko itu, mas Bambang Irawan…” Keberadaan juru penerang Kraton yang pada masa lalu seolah-olah menjadi “Humas” Kraton Surakarta, tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Kantor Penerangan Kraton yang menjadi induk dari juru penerang Kraton tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 5 berikut : “O.. Itu sejak dulu memang ya secara resmi memang sejak jaman PB II itu sudah ada. Hanya strukturnya memang tidak sebagus setelah disusun secara tertib oleh PB X. Jadi PB X itu yang melengkapi segala-galanya…” Berbicara tentang keberadaan juru penerang Kraton yang merupakan cikal bakal adanya Humas Kraton tersebut, tidak bisa lepas dari sosok KRMH Yosodipiro. Karena beliau-lah keberadaan juru penerang Kraton menjadi sangat terkenal di masyarakat luas, sehingga masyarakat luas pada waktu itu sering menganggap bahwa juru penerang adalah Humas Kraton. Padahal yang sebenarnya terjadi, pada saat itu belum ada Humas Kraton yang seperti sekarang ini. Seperti yang dijelaskan oleh Informan 3 berikut ini : “…Lha sebetulnya kan apa yang ada di dalam kraton sendiri pasti ada pergeseran, ada e.. karena kebutuhan dari kraton itu sendiri untuk e.. disampaikan kepada public kan gitu. Jadi e.. akhirnya kan, kalau zaman bapak saya dulu PB XII e.. ada KRMH Yosodipuro karena beliau juga ini kan disamping juru penerang Kraton itu juga bertugas dari Kraton untuk mengisi e.. ceramah atau siaran tentang kebudayaan kraton di RRI gitu…” Pernyataan Informan 3 tersebut juga diperkuat oleh keterangan Informan 4 yang mengatakan bahwa pada masa itu keberadaan juru penerang Kraton identik dengan Kanjeng Yosodipuro. Sehingga seakan-akan pada masa itu KRMH Yosodipuro adalah Humas Kraton yang sebenarnya. “Humas ya, iya. Dulu orang luar menyebut Humas Kraton, waktu sebelum ini PB XIII. Tapi sebetulnya itu adalah Kantor Penerangan Kraton, yang menyebut orang luar karena identik dengan Kanjeng Yosodipuro itu. Karena Kanjeng Yosodipuro kebetulan mantan penyiar RRI…” Informan 5 juga menyatakan bahwa secara tidak langsung keberadaan Kantor Penerangan Kraton dan juru penerang Kraton yang ada pada zaman dulu merupakan cikal bakal adanya Humas Kraton yang sekarang. Karena sebagian tugas dan fungsi Humas Kraton sekarang, adalah tugas dan fungsi juru penerang Kraton pada masa lalu. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 5 berikut ini : “Iya, karena istilahnya dulu itu Pujangga. Pujangga itu kan disamping juga mereka mencatat apa kegiatan dan memberikan penjelasan-penjelasan itu memang Pujangga pada saat itu berkompeten. Lha sekarang sejak zaman setelah PB X kan sudah tidak ada lagi yang namanya Pujangga, lha Humas itu. Tapi sejak awal sudah ada, karena Pujangga itu sekarang fungsinya ini Humas, juru penerang. Lha monggo istilahnya apa itu.” Sekarang, dibawah pemerintahan PB XIII Hangabehi keberadaan juru penerang Kraton, yang sudah tidak lagi dijabat oleh KRMH Yosodipuro, dilembagakan secara resmi di bawah Sasana Wilapa dan disebut sebagai Humas Kraton Surakarta Hadiningrat. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 4 sebagai berikut : “Jadi mulai disitu, sampai sekarang Kantor Penerangan Kraton ternyata tidak ada. Karena guide sudah melebur jadi satu di apa namanya loket Kraton. Itu yang terjadi dan ketika setelah PB XIII ini baru PR dilembagakan dibawah Kantor Sasana Wilapa ya...” Penjelasan Informan 4 juga sama dengan keterangan yang diberikan oleh Informan 3 yang menjelaskan bahwa baru pada PB XIII ini-lah Humas dilembagakan secara resmi, tidak seperti yang terjadi pada masa PB XII yang memang belum ada lembaga yang berfungsi dan diberi nama sebagai Humas Kraton Surakarta. Seperti penjelasan Informan 3 berikut ini : “…Ya mulai pemerintahannya Sinuhun yang sekarang gitu. Kalau dulu e.. seperti Kanjeng Yosodipuro itu juga secara kelembagaan tidak, tidak menjadi abdi dhalem di-dinas gitu, kalau di Kraton di salah satu kadipaten. Tapi dia juga berhubungan langsung dengan Sasana Wilapa dan dengan Sinuhun pada waktu itu.” Seperti penjelasan pada poin Lembaga Kehumasan PB XIII Tedjowulan diatas, keberadaan Kraton sebagai lembaga adat tentu juga mempengaruhi mekanisme pengangkatan dan atau penunjukan seseorang menjadi juru penerang atau Humas. Seperti itulah juga yang terjadi di dalam mekanisme pengangkatan dan penunjukkan juru penerang ataupun petugas Humas di dalam Kraton Surakarta. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 3 berikut ini : “Ya belum. Belum tapi sudah, sudah seperti tugas itu sendiri secara lisan gitu. Karena dianggap Kanjeng Yosodipuro ini menguasai permasalahan apa saja yang diinginkan informasi dari Kraton oleh masyarakat gitu.” Di dalam struktur lembaga Kraton yang memang berdasarkan adat, pengangkatan seseorang atau penunjukkan seseorang untuk menjalankan tugas tertentu atau menempati posisi jabatan tertentu di dalam Kraton memang tidak harus selalu di wujudkan dalam bentuk SK tertulis. Dalam struktur lembaga Kraton, dawuh dhalem atau perintah lisan dari raja sudah bisa dikategorikan sebagai SK yang harus ditaati oleh seseorang yang sudah diberi tugas tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Informan 7 yang memang pernah mennjadi juru penerang budaya Kraton Surakarta setelah KRMH Yosodipuro meninggal dunia. Seperti yang dikatakan oleh Informan 7 dalam wawancara dengan Peneliti berikut ini : “…Setelah juru penerang budaya-nya kraton, Kanjeng Yosodipuro sedo. Pertanyaaan-pertanyaan itu dilontarkan kepada saya. Maka sejak itulah saya sering memberikan keterangan-keterangan kehumasan. Lha hal itu tanpa ada SK, tapi diakui…” Keberadaan Humas Kraton yang mulai dilembagakan di masa PB XIII Hagabehi ini, bukanlah tanpa alasan. Adanya hal-hal yang perlu diluruskan dan disampaikan kepada masyarakat luas menjadi salah satu alasan kenapa Humas akhirnya dilembagakan di masa pemerintahan PB XIII Hangabehi ini. seperti yang diungkapkan oleh Informan 3 berikut ini : “Ya sebetulnya begini, kalau itu kan jelas. Jadi apa yang sudah berjalan e.. mulai ada Sinuhun baru tahun 2004 itu kan karena terjadi permasalahan yang memerlukan penerangan yang sejelas-jelasnya dari Kraton kepada masyarakat tentang apa yang terjadi dan tentang apa yang harus di e.. dilakukan oleh lembaga Kraton ini sendiri kan akhirnya kan kita butuh untuk menyampaikan kepada masyarakat sesuai dengan keadaan yang ada di dalam Kraton ngaten…” Selain itu, pergeseran kebudayaan yang terjadi baik di dalam ataupun di luar Kraton juga membuat Kraton harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 3 berikut : “…Lha sebetulnya kan apa yang ada di dalam kraton sendiri pasti ada pergeseran, ada e.. karena kebutuhan dari kraton itu sendiri untuk e.. disampaikan kepada public kan gitu…” Kebutuhan akan suatu lembaga yang menjalankan fungsi Kehumasan membuat PB XIII Hangabehi bersama-sama dengan lembaga Kraton tersebut memutuskan untuk melembagakan Humas yang tugasnya berbeda dengan juru penerang yang saat ini terdapat di Museum Kraton. Seperti kutipan wawancara dengan Informan 3 berikut ini : “Ya bersama lembaga ini gitu. Jadi apa yang kita butuhkan itu apa dalam satu e.. badan yang di dalam Kraton itu apa saja ini o.. berarti perlu ada PR- nya gitu. Juru penerang disini lain dengan juru penerang yang ada di Museum gitu.” Informan 4 juga memberikan pernyataan seputar alasan di-lembagakan-nya Humas pada masa pemerintahan PB XIII Hangabehi, berikut ini kutipannya : “Ya, lebih baik kan itu supaya, supaya maksudnya ke depan nanti fungsinya bisa dijalankan lebih optimal gitu. Meskipun sekarang, belum optimal juga.” Seperti juga struktur yang lain yang ada di Kraton, Humas juga mempunyai tugas dan fungsi yang harus dijalankan oleh petugas Humas. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 5 berikut : “Ya yang penting memberikan penjelasan tentang keberadaan Kraton. Mungkin melayani siapapun yang datang meminta penjelasan tentang keberadaan Kraton gitu. Penjelasan tentang bangunan-bangunan, tentang sejarah Kraton secara singkat dan lain sebagainya…” Informan 4 juga memberikan keterangan yang hampir sama seputar tugas dan fungsi Humas Kraton, berikut kutipannya : “Ya tadi sebagai juru penerang. Kadang-kadang di Kratom diundang untuk memberikan penerangan dimana-mana. Seminar dimana gitu. Ya seperti itu, sekedar kebudayaan seperti itu.” Namun, Informan 4 juga memberikan keterangan tambahan bahwa secara organisasional sebenarnya belum ada job describtion untuk Humas Kraton ini. “Jadi job descriptionnya, belum ada secara organisasional. Yang jelas bahwa kalau apa namanya yang perlu e.. yang kita share kepada masyarakat itu sebetulnya bahwa ini harus dipahami…”

C. PERANAN HUMAS TEDJOWULAN DAN HANGABEHI

Dokumen yang terkait

PER Peran Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Public relations Hotel Lor In Solo dalam Mempertahankan Citra Positif Perusahaan).

0 2 16

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN Peran Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Public relations Hotel Lor In Solo dalam Mempertahankan Citra Positif Perusahaan).

0 4 13

PENDAHULUAN Peran Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Public relations Hotel Lor In Solo dalam Mempertahankan Citra Positif Perusahaan).

0 2 31

PER PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Public relations Hotel Lor In Solo dalam Mempertahankan Citra Positif Perusahaan).

0 2 16

MEMPERTAHANKAN CITRA POSITIF PEMERINTAH (Deskriptif Kualitatif Aktivitas Media Relations Humas Pemerintahan Kota Surakarta Media Relations Humas Pemerintahan Kota Surakarta Dalam Mempertahankan Citra Positif Pemerintah (Deskriptif Kualitatif Aktivitas Me

0 3 13

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRALEMBAGA PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA LEMBAGA.

0 3 16

PENDAHULUAN PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA LEMBAGA.

0 1 5

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN REPUTASI ORGANISASI Peran Public Relations dalam Mempertahankan Reputasi Organisasi (Studi Kasus Terhadap Pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta).

0 0 13

“PERAN DEVISI PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERKUAT CITRA POSITIF SYARIAH HOTEL SOLO”.

0 0 13

Peran Public Relations dalam mempertahankan

0 1 9