Susuhunan Paku Buwono XIII Khalifatullah ing Tanah Jawi dengan segala kewenangannya. Mulyanto Utomo, 2004:154
Dengan dua peristiwa penobatan dua raja yang berbeda, maka sejarah pun terulang kembali di trah Mataram. Dengan demikian resmi-lah Keraton Surakarta
memiliki dua raja yang sama-sama berkuasa. Langkah inilah yang rupanya dipilih oleh putera-puteri Paku Buwono XII sebagai jalan tengah terhadap konflik yang
terjadi.
D. Lembaga Humas Kraton Surakarta PB XIII Hangabehi dan PB XIII Tedjowulan
1. Humas Paku Buwono XIII Hangabehi
Keberadaan Lembaga Humas Keraton Surakarta tidak bisa dipisahkan dari sejarah berdirinya Museum Kraton Surakarta dan Kantor Penerangan Kraton. Pada
waktu itu, di tahun 1961 didirikan Museum Kraton Surakarta. Untuk memandu para wisatawan dan warga masyarakat yang berkunjung ke Museum Kraton, maka pihak
Kraton pun menempatkan beberapa orang abdi dalem untuk menjadi guide atau pemandu wisata di Museum Kraton.
Keberadaan guide yang pada awal mulanya hanya sebagai pemandu wisata di dalam Museum Kraton, lama-kelamaan tugasnya melebar ke luar wilayah Kraton,
yaitu untuk memberikan penerangan kepada masyarakat luas tentang kebudayaan dalam Kraton dan perayaan-perayaan yang akan dilaksanakan oleh Kraton. Oleh
sebab itu, masyarakat luas menganggap seolah-olah Kraton mempunyai lembaga
Humas. Padahal yang sebenarnya, di masa itu Kraton belum mempunyai Lembaga Humas, yang ada hanyalah Kantor Penerangan Kraton yang bertugas untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat luas seputar kebudayaan dan perayaan- perayaan yang akan dilaksanakan oleh Kraton.
Menyinggung tentang keberadaan Kantor Penerangan Kraton, sebenarnya lembaga yang merupakan cikal bakal Humas Kraton ini sudah ada sejak PB II, namun
baru ditertibkan lagi pada masa pemerintahan PB X. Pada masa sebelum PB X, seorang juru penerang kraton disebut pujangga, tugasnya disamping mencatat
kegiatan-kegiatan adalah juga untuk memberikan penjelasan-penjelasan. Namun, istilah pujangga tersebut tidak lagi digunakan pada masa PB X. Pada masa PB XII,
keberadaan Kantor Penerangan Kraton sangat erat kaitannya dengan alm Kanjeng Yosodipuro. Beliau pada masa itu memang bertindak sebagai juru penerang di Kantor
Penerangan Kraton, untuk menjelaskan tentang budaya-budaya Kraton kepada masyarakat luas. Apalagi beliau juga mengisi siaran kebudayaan di RRI sehingga
predikat Humas Kraton secara tidak langsung melekat pada beliau, walaupun secara kelembagaan pada masa PB XII tidak ada Lembaga Humas Kraton.
Lembaga Humas Kraton yang secara resmi dilembagakan mulai ada pada awal masa pemerintahan PB XIII. Seperti yang diungkapkan Gusti Mung dalam
wawancara dengan Penulis, PB XIII Hangabehi bersama-sama dengan kerabat Kraton menganggap perlu adanya Humas karena apa yang ada di dalam Kraton pun
mengalami pergeseran, karena kebutuhan dari Kraton sendiri untuk disampaikan kepada masyarakat. Untuk itulah, mulai PB XIII dibentuklah Lembaga Humas Kraton
yang berada di bawah Sasana Wilapa Kraton Surakarta. Pejabat Humas Kraton Surakarta diambil sumpah sebagai pejabat Humas Kraton pada 26 Oktober 2004.
Menurut pejabat Humas Kraton, Bambang Irawan, walaupun sudah dilembagakan secara resmi pada tahun 2004, tetapi hingga saat ini secara organisasional, Lembaga
Humas Kraton belum mempunyai job description yang tertulis secara jelas. Karena Kraton adalah sebuah lembaga adat yang berbeda dengan lembaga lain. Berbeda
disini mempunyai arti yang sangat luas, baik dari segi mengelola kelembagaan, tatanan organisasional, hingga alur kerja suatu lembaga yang ada di dalam Kraton
2. Humas Paku Buwono XIII Tedjowulan