berbeda seputar bagaimana Humas berperan dalam hal tersebut, seperti yang dijelaskan Informan 3 berikut ini :
“Ya kita tidak mau beropini di pers. Kita menjalankan e.. aturan hukum perundang-undangan di Republik ini yang berlaku. Karena bagaimana pun
Kraton sudah ada di dalam NKRI, tapi Kraton sendiri kan punya aturan yang tidak bisa e.. begitu saja diintervensi dari pihak manapun gitu. Ya monggo
kalau Kraton aturannya seperti ini mau nggak…”
c. Kebudayaan
Seperti juga Humas PB XIII Tedjowulan, peranan Humas PB XIII Hangabehi juga tidak bisa dilepaskan dari ranah kebudayaan. Apalagi PB XIII Hangabehi adalah
raja yang bertahta di dalam tembok Kraton, sehingga nilai-nilai kebudayaan yang dipegang masih sangat tinggi. Karena itulah, mau tidak mau peranan Humas pun
memang akan jauh lebih dominan ke hal-hal yang sifatnya kebudayaan. Keterangan seputar peranan Humas Kraton dalam hal kebudayaan dapat
dilihat dari kutipan wawancara dengan Informan 6 berikut ini : “E.. kalau kita lihat perannya, ya dia menjelaskan bagaimana agenda budaya
itu dilakukan oleh Kraton. Kalaupun dia tahu tentang item yang ditanyakan dari e.. penanya tentu dijawab. Kalau nggak tahu tentu dia pasti nanya dari
yang berkepentingan…dia juga menjadi juru penerang global sebetulnya. Tapi kalau media ingin bertanya pada praktisi-praktisi tadi ya boleh saja,
tapi global dia yang menerangkan…”
Peranan Humas Kraton dalam bidang kebudayaan sebagai seorang yang ditunjuk menjadi juru penerang kebudayaan juga ditegaskan oleh Informan 4 sebagai
berikut : “Oiya, iya di bidang kebudayaan. Tapi kan karena sekarang ini informasi kan
sudah lebih terbuka, lalu banyak orang yang sudah mendapatkan terpaan dari informasi tentang tata cara upacara Kraton…. Yo wong wit mbiyen
gunungan ki dari tahun ke tahun ya seperti itu, misalnya ya. gunungan itu kan
memperingati kelahiran Kanjeng Nabi, yow is gari semangatnya syiar Islam, kan begitu. Ya sekarang kalau terjadi inovasi, misale gunungane jadi 12, ini
kan inovasi di dalam itu kan kalau saya melihat nilai instrumental… Lha itu yang orang sudah banyak tahu. Jadi kalau sekarang ini Humas tidak perlu
ngomong lagi, memberikan penjelasan. Yo wis sak mestine.”
Dalam kesempatan wawancara yang lain, Informan 4 kembali menegaskan peranan Humas Kraton, bahwa pada masa sebelum konflik ataupun setelah konflik
mereda, yang dilakukan Humas Kraton tetap sama, yaitu sebagai Humas kebudayaan. Seperti yang diungkapkan Informan 4 berikut :
“…Kadang-kadang di Kraton diundang untuk memberikan penerangan dimana-mana. Seminar dimana gitu. Ya seperti itu, sekedar kebudayaan
seperti itu… tetep kebudayaan masih. Dan kami e.. kan biasa diundang kemana-mana. Kebetulan kami yang berbicara tentang kebudayaan Kraton.
Saya belum pernah melihat humasnya e.. Gusti Tedjo itu bicara tentang kebudayaan ya. jadi makanya saya kadang-kadang mengatakan, dalam
konteks ini marilah kita menempatkan sebagai Humas budaya, bukan sebagai jubir-nya orang konflik gitu lho. Saya kalau diharapkan menjadi jubir-nya
orang konflik, saya tidak akan melakukan. Anda tahu, saya lebih banyak diam dan lebih tidak bicara di mass media tentang konflik, tapi kalau ada bicara
tentang budaya silakan tanya saya.”
d. Selama Konflik