Analisis Respon Pembiayaan APLIKASI MODEL VECTOR ERROR CORRECTION UNTUK MENGANALISIS PEMBIAYAAN BANK

122 non usaha kecil menengah.

6.1.5. Diagnostik Model

Sebelum membentuk model, dilakukan chow test untuk mengetahui adanya struktural break dari data series yang yang digunakan. Dari hasil pengujian tiap peubah tiap bulan, tidak terdapat satu bulanpun yang menunjukkan bahwa tiap peubah mengalami structural break pada bulan yang sama, sehingga disimpulkan tidak terdapat structural break yang mempengaruhi sistem persamaan. Fenomena yang terjadi selama periode penelitian juga tidak menunjukkan adanya peristiwa yang mengakibatkan goncangan besar pada perkembangan pembiayaan perbankan syariah. Dari hasil pengujian AR root tabel maupun grafis, tampak bahwa model VEC stabil yang ditandai dengan modulus yang kurang dari satu dari tabel dan secara grafis tidak ada yang keluar dari lingkaran, ditunjukkan pada Lampiran 9. Hasil uji residual yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, serial korelasi dan normalitas data, menunjukkan bahwa model tidak mengalami gangguan tersebut. VEC residual heteroskedasticity Tests menunjukkan probabilitas sebesar 0.1442, VEC residual serial correlation LM Tests pada lag satu menunjukkan probabilitas sebesar 0.2082, dan VEC residual normality tests menunjukkan probabilitas sebesar 0.9511, ditunjukkan pada Lampiran 10, artinya probabilitas di atas 0.05, berarti tidak ada masalah heteroskedastisitas, serial korelasi, dan normalitas data.

6.2. Analisis Respon Pembiayaan

Meskipun beberapa peubah tidak signifikan, agar tidak kehilangan informasi dari tiap-tiap peubah dalam keterkaitannya dengan pembiayaan 123 perbankan syariah, maka dilakukan penelusuran pola dan kontribusi masing- masing peubah, sehingga dapat dianalisis pengaruh masing-masing peubah terhadap pembiayaan bermasalah sampai membentuk keseimbangan di jangka panjang. Untuk mengetahui lebih lanjut pola penyesuaian dinamis pembiayaan perbankan syariah jika terjadi shock atau inovasi dari seluruh peubah yang terlibat termasuk pembiayaan itu sendiri, maka dilakukan impulse response function dan variance decomposition. Guncangan pada salah satu peubah tidak hanya secara langsung mempengaruhi peubah tersebut tetapi juga ditransmisikan kepada semua peubah yang ada melalui struktur dinamis pada model VAR. IRF dapat melacak efek perubahan satu peubah suatu waktu, terhadap peubah endogen yang ada, pada waktu sekarang dan waktu mendatang. Berikut inovasi masing-masing peubah yang terlibat dalam sistem, jika dilakukan inovasi sebesar satu standar deviasi.

6.2.1. Inovasi Pembiayaan Bermasalah

Inovasi satu standar deviasi pada pembiayaan bermasalah direspon oleh pembiayaan perbankan syariah, sepanjang waktu hampir seluruhnya menurun atau dengan arah negatif, kecuali pada bulan ketiga ketika respon pembiayaan meningkat. Memasuki bulan ke-32 setelah shock, respon pembiayaan mulai stabil pada -0.0416, berarti pada bulan tersebut respon pembiayaan sudah mencapai kestabilan jangka panjang. Dari besarnya respon diartikan bahwa guncangan satu standar deviasi pembiayaan bermasalah direspon oleh pembiayaan berupa penurunan sebesar 4.16 persen. Respon tersebut sesuai dengan hipotesis awal bahwa goncangan pembiayaan bermasalah akan menurunkan pembiayaan. Gambar 31 menunjukkan 124 respon pembiayaan terhadap inovasi pembiayaan bermasalah. -.05 -.04 -.03 -.02 -.01 .00 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 30. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Pembiayaan Bermasalah Respon tersebut sejalan dengan signifikansi pembiayaan bermasalah pada persamaaan kointegrasi. Inovasi pembiayaan bermasalah juga menjadi inovasi yang paling besar direspon oleh pembiyaan pada periode stabil setelah shock. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan bermasalah berpengaruh besar pada pembiayaan perbankan syariah, apalagi data posisi pembiayaan bermasalah syariah, rata-rata 12 bulan terakhir, menunjukkan lebih tinggi dari kredit bermasalah bank secara umum.

6.2.2. Inovasi Laba per Aset

Guncangan satu standar deviasi laba per aset direspon positif oleh pembiayaan perbankan syariah dengan puncak pada bulan pertama sebesar 0.47 persen, setelah itu respon mengalami penurunan meskipun masih dengan arah positif. Memasuki bulan ke-17 respon pembiayaan mulai stabil pada 0.000596, berarti pada bulan tersebut respon pembiayaan sudah mencapai kestabilan jangka panjang. 125 Dari besarnya respon tersebut diartikan bahwa guncangan satu standar deviasi laba per aset direspon oleh pembiayaan berupa peningkatan sebesar 0.06 persen. Gambar 32 menunjukkan respon pembiayaan terhadap inovasi pembiayaan bermasalah. Respon tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa goncangan laba per aset akan meningkatkan pembiayaan. .000 .001 .002 .003 .004 .005 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 32. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Laba per Aset Dari pola respon tersebut, tampak bahwa jika dilakukan inovasi laba per aset, maka respon terbaik adalah pada awal-awal periode terutama pada periode kedua, meskipun respon tersebut kecil. Respon yang kecil tersebut menunjukkan bahwa tingkat rentabilitas bank syariah belum mampu mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah, hal tersebut sejalan dengan persamaan kointegrasi jangka panjang yang menunjukkan tidak signifikan.

6.2.3. Inovasi Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Guncangan satu standar deviasi SWBI direspon negatif dari awal bulan sampai dengan mencapai kestabilan . Gambar 33 menunjukkan bahwa memasuki bulan ke-27 respon pembiayaan terhadap guncangan SWBI mulai stabil pada -0.0109. Berarti pada bulan tersebut respon pembiayaan sudah mencapai 126 kestabilan jangka panjang. Dari besarnya respon diartikan bahwa goncangan satu standar deviasi SWBI direspon berupa penurunan pembiayaan sebesar 1.09 persen. Respon tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa guncangan SWBI akan menurunkan pembiayaan. -.012 -.010 -.008 -.006 -.004 -.002 .000 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 33. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Relatif kecilnya respon tersebut sejalan dengan temuan kointegrasi jangka panjang, bahwa SWBI tidak signifikan mempengaruhi pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada bank syariah tidak terjadi kelebihan dana menganggur, apalagi data Financing to Deposit Ratio hampir selalu menunjukkan di atas 100 persen.

6.2.4. Inovasi Kredit Bank Umum

Gambar 34 menunjukkan respon pembiayaan terhadap inovasi kredit bank umum. Inovasi satu standar deviasi kredit bank umum pada awal bulan direspon positif oleh pembiayaan perbankan syariah dengan puncak pada bulan kedua sebesar 0.30 persen, artinya sampai dengan bulan ketiga setelah shock, terjadi hubungan searah antara pembiayaan dengan kredit bank umum sesuai dugaan 127 awal, setelah itu respon menunjukkan arah negatif sampai pada respon stabil. Memasuki bulan ke-33 setelah shock, respon pembiayaan mulai stabil pada -0.0259, berarti pada bulan tersebut respon pembiayaan sudah mencapai kestabilan jangka panjang, artinya guncangan satu standar deviasi kredit bank umum direspon pembiayaan sebesar 2.59 persen dengan arah negatif. . -.028 -.024 -.020 -.016 -.012 -.008 -.004 .000 .004 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 34. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Kredit Bank Umum Respon terhadap inovasi kredit bank umum merupakan ketiga terbesar setelah pembiayaan bermasalah dan pembiayaan itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan temuan kointegrasi jangka panjang, yang menunjukkan bahwa kredit bank umum signifikan mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah dengan arah negatif. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa komplementari antara pembiayaan dengan kredit bank umum hanya terjadi pada periode kedua dan ketiga setelah shock, setelah periode tersebut, terjadi substitusi antara pembiayaan dengan kredit bank umum. Jika diasumsikan pasar permintaan dana tidak bertambah, maka empat bulan setelah shock pada kredit bank umum, baru terjadi substitusi permintaan pembiayaan perbankan syariah. 128

6.2.5. Inovasi Indeks Produksi Industri

Pola respon pembiayaan dari inovasi satu standar deviasi indeks produksi industri hampir sama dengan pola dari kredit bank umum, yaitu pada awal-awal direspon positif dengan puncak pada bulan kedua, tetapi setelah periode kedua, respon menurun menuju arah negatif sampai bulan ke-33, ketika mencapai kestabilan pada -0.0145. Artinya permintaan pembiayaan merespon positif shock kinerja pelaku industri sampai dengan periode keempat setelah shock, sedangkan periode selanjutnya, permintaan pembiayaan merespon negatif shock kinerja pelaku industri. Gambar 35 menunjukkan respon pembiayaan terhadap inovasi indeks produksi industri. -.015 -.010 -.005 .000 .005 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 35. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Indeks Produksi Industri Dari besarnya respon diartikan bahwa guncangan satu standar deviasi indeks produksi industri direspon oleh pembiayaan berupa penurunan sebesar 1.45 persen. Respon yang kecil tersebut sejalan dengan temuan persamaan jangka panjang yang menempatkan indeks produksi industri tidak signifikan mempengaruhi pembiayaan. Respon negatif tersebut tidak sesuai dengan dugaan awal, karena diharapkan hubungan yang terjadi adalah positif. 129

6.2.6. Inovasi Jakarta Islamic index

Pola respon pembiayaan akibat guncangan satu standar deviasi JII diharapakan positif, tetapi yang terjadi sebaliknya. Respon pembiayaan dari awal sampai dengan menuju keseimbangan, respon yang terjadi adalah negatif. Memasuki bulan ke-29 setelah shock, respon pembiayaan mulai stabil pada -0.0023, berarti pada bulan tersebut respon pembiayaan sudah mencapai kestabilan jangka panjang. Respon yang kecil tersebut sejalan dengan tidak signifikannya JII terhadap pembiayaan pada persamaan kointegrasi jangka panjang. Inovasi satu standar deviasi JII, direspon oleh pembiayaan berupa penurunan stabil sebesar 0.23 persen pada periode bulan ke-40 setelah shock. Hal tersebut dapat diartikan bahwa belum terjadi hubungan positif antara kinerja pasar modal syariah dengan pembiayaan perbankan syariah. Para investor pasar modal syariah dan perusahanaan yang menerbitkan saham kategori syariah belum memanfatkan pembiayaan perbankan syariah secara signifikan. Gambar 36 menunjukkan respon pembiayaan terhadap inovasi JII. -.007 -.006 -.005 -.004 -.003 -.002 -.001 .000 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 36. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Jakarta Islamic Index 130

6.2.7. Inovasi Dana Pihak Ketiga

Respon pembiayaan diharapkan positif terhadap guncangan dana pihak ketiga. Gambar 37 menunjukkan bahwa respon pembiayaan terhadap inovasi pembiayaan bermasalah pada periode kedua negatif sebesar -0.0052, yang merupakan respon terendah pembiayaan, setelah periode tersebut berangsur respon bergerak menuju kestabilan. Pada bulan ke-21 respon pembiayaan menjadi positif sampai ke arah stabil pada bulan ke-25 pada kisaran 0.01 persen, artinya inovasi satu standar deviasi dana pihak ketiga direspon positif pembiayaaan sebesar 0.01 persen dengan arah positif. Gambar 37. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Dana Pihak Ketiga Kecilnya respon pembiayaan terhadap inovasi dana pihak ketiga menunjukkan bahwa kinerja penghimpunan dana pihak ketiga pada perbankan syariah tidak berpengaruh besar terhadap kinerja penyaluran dana, atau pembiayaan lebih dipengaruhi oleh parameter yang lain, seperti pembiayaan bermasalah dan kredit bank umum. Hal tersebut diperkuat dengan data rasio terhadap pembiayaan dana pihak ketiga perbankan syariah yang menunjukkan angka rata-rata lebih dari 100 persen. -.008 -.007 -.006 -.005 -.004 -.003 -.002 -.001 .000 .001 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n 131

6.2.8. Inovasi Pembiayaan

Gambar 38 berikut menunjukkan respon pembiayaan terhadap inovasi pembiayaan sendiri. Dari gambar tersebut tampak bahwa guncangan pembiayaan direspon positif pada periode pertama sebesar 2.57 persen kemudian respon tersebut turun pada periode kedua setelah shock menjadi 1.84 persen. Setelah periode kedua, respon kemudian meningkat dalam arah positif sampai menuju kestabilan pada periode ke-33 sebesar 0.0382, artinya pada saat kestabilan ketika terjadi inovasi pembiayaan sebesar satu standar deviasi, respon pembiayaan positif sebesar 3.82 persen. .016 .020 .024 .028 .032 .036 .040 5 10 15 20 25 30 35 40 Bulan R e sp o n P e m b ia ya a n P e rs e n Gambar 38. Respon Pembiayaan terhadap Inovasi Pembiayaan Besarnya respon pembiayaan, merupakan respon terbesar kedua setelah respon pembiayan bermasalah, artinya kinerja positif pada pembiayaan saat ini, akan berpengaruh besar terhadap kinerja pembiayaan pada bulan-bulan berikutnya. Perbankan syariah dituntut untuk selalu mempertahankan kinerja pembiayaan yang ada agar tetap pada kolektibilitas lancar, dan menambah pembiayaan yang baru. 132

6.3. Kontribusi Dinamis