Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

9 makroekonomi, instrumen moneter syariah, pasar modal syariah, industri perbankan, dan indikator internal bank syariah, dalam kondisi dual banking system dan dinamika perekonomian yang terus berubah. Dengan belum terpenuhinya target akselerasi perbankan syariah, kajian diharapkan memberikan masukan berupa implikasi kebijakan untuk meningkatkan kinerja pembiayaan perbankan syariah sehingga pangsa terhadap perbankan nasional menjadi lebih besar dan lebih berperan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka diajukan empat pertanyaan khusus, yaitu: 1. Bagaimana keterkaitan kinerja internal bank syariah, instrumen moneter syariah, kondisi makroekonomi, kinerja industri perbankan, dan pasar modal syariah dengan pembiayaan bank syariah? 2. Bagaimana respon pembiayaan bank syariah jika terjadi shock atau guncangan pada kinerja internal bank syariah, instrumen moneter syariah, kondisi makroekonomi, kinerja industri perbankan, dan pasar modal syariah? 3. Bagaimana struktur dinamis peubah dalam memberikan kontribusi terhadap pembiayaan bank syariah? 4. Bagaimana rumusan implikasi kebijakan yang memberikan pengaruh positif terhadap kinerja pembiayaan bank syariah?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada masalah penelitian, tujuan umum penelitian adalah menganalisis faktor-faktor penentu pembiayaan perbankan syariah dengan mempertimbangkan deskripsi perkembangan kondisi yang melingkupi perbankan syariah, sedangkan tujuan khusus penelitian: 10 1. Menganalisis keterkaitan kinerja internal bank syariah, instrumen moneter syariah, kondisi makroekonomi, kinerja industri perbankan, dan pasar modal syariah terhadap pembiayaan bank syariah. 2. Menganalisis respon pembiayaan bank syariah jika terjadi guncangan pada kinerja internal bank syariah, instrumen moneter syariah, kondisi makroekonomi, kinerja industri perbankan, dan pasar modal syariah. 3. Menganalisis struktur dinamis peubah dalam memberikan kontribusi terhadap pembiayaan bank syariah. 4. Memberikan rumusan implikasi kebijakan yang berpengaruh positif terhadap kinerja pembiayaan bank syariah.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan memberikan manfaat berupa: 1. Pemahaman menyeluruh terhadap faktor-faktor yang menentukan pembiayaan perbankan syariah, secara dinamis dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk memahami keterkaitan antar peubah, dilakukan kajian secara deskriptif perkembangan kondisi yang melingkupi perbankan syariah. 2. Bahan pertimbangan perencanaan kebijakan, sehingga kinerja pembiayaan perbankan syariah di Indonesia bertambah baik. 3. Referensi pembanding dan stimulan bagi penelitian yang berhubungan dengan perbankan syariah, khususnya penyaluran dana atau pembiayaan bagi masyarakat.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Lingkup pembiayaan yang dianalisis adalah pembiayaan bank umum yang terdiri dari pembiayaan bank umum syariah, pembiayaan unit usaha syariah bank 11 umum, dan pembiayaan unit usaha syariah bank pembangunan daerah, jadi tidak termasuk pembiayaan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Karena keterbatasan dan ketersediaan data publikasi perbankan syariah, maka penelitian dimulai sejak November 2002, menggunakan data time series bulanan. Parameter untuk menggambarkan kinerja internal bank syariah adalah jumlah pembiayaan, dana pihak ketiga, laba per aset, dan pembiayaan bermasalah, parameter instrumen moneter syariah adalah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI, parameter kondisi makroekonomi adalah indeks produksi industri, parameter kinerja industri perbankan adalah jumlah kredit bank umum, dan parameter pasar modal syariah yang digunakan adalah Jakarta Islamic index JII. 12

II. KERANGKA TEORITIS

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1. Karakteristik Bank Syariah Secara umum bank adalah insititusi yang memiliki tiga fungsi utama yaitu menyimpan uang, menyalurkan uang, dan jasa pemindahan uang. Praktek menyimpan uang, menyalurkan uang untuk konsumsi dan perdagangan, serta transfer uang, sudah dilakukan secara individu saat masa Nabi Muhammad SAW., dan merupakan bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas tersebut berkembang pada era Muawiyah, tahun 661- 680 Masehi dan sesudahnya dengan nama Jihbiz, yang dikelola secara perorangan, kemudian fungsi-fungsi tersebut berkembang dan berevolusi menjadi bentuk lembaga perbankan seperti sekarang Karim, 2005. Secara ideal perbankan dan sistem keuangan syariah memiliki tujuan utama, seperti dikutip dari Ebrahim dan Joo 2001: 1 Implement the value system of the Qur’an and the Sunnah tradition or practice of Prophet Muhammad Saw. in the realm of the Muslim socioeconomic system. Ibn Taymiyah r.a. n.d., a distinguished scholar of Islam, explicates this as follows: “In mu’amalat business transactions all activities are permissible unless forbidden by revelation Qur’an or the practice of Prophet Muhammad Saw.”. The examples of prohibited business activities would include dealing in gambling, liquor, pork etc. The financial contracts of Islamic banks need to be clearly documented, equitable, and avoid the elements of Riba, Gharar, and Maysir . 2 Foster the growth of the economy of Muslim nations by developing financial market, institutions, and instruments, and 3 Dampen the shocks of extreme economic output by promoting risk sharing instruments whose payoffs are strictly contingent on the profitability of a firm or project at a micro level. Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem keuangan, juga berfungsi