40 dikurangkan dengan barang yang tersedia untuk dijual, dan akan
menghasilkan harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih yang benar. Namun, walaupun begitu, persediaan dan utang usaha akan dicatat terlalu
rendah di neraca. Persediaan akhir disatu periode akan menjadi persediaan awal pada
periode selanjutnya, maka kesalahan pencatatan persediaan akan mempengaruhi pencatatan dua periode akuntansi. Jika kesalahan itu tetap
tidak terdeteksi maka kesalahan itu dapat saling meniadakan dalam metode FIFO dan metode rata-rata, namun pada metode LIFO, kesalahan itu akan
terus berlanjut.
6. Pengendalian Persediaan
Persediaan bahan baku dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam perusahaan karena adanya ketidakpastian persediaan, yaitu
diperlukannya bahan baku untuk menjaga agar kegiatan produksi tetap berjalan lancar jika pengiriman datang terlambat atau jika tidak ada
pengiriman sama sekali. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan dapat juga menciptakan permintaan untuk memproduksi persediaan ekstra.
Misalnya, suatu perusahaan memutuskan untuk memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan karena proses produksi
sering sekali menghasilkan produk-produk yang tidak seragam dalam jumlah yang cukup besar. Fungsi dasar pengendalian persediaan baik bahan baku,
barang dalam proses maupun barang jadi banyak sekali. Fungsi tersebut
Universitas Sumatera Utara
41 meliputi proses berurutan mulai dari timbulnya kebutuhan, pembelian,
pengolahan, pengiriman. Permasalahan utama persediaan yang timbul yaitu bagaimana fungsi tersebut
dapat mengatur persediaan sehingga setiap permintaan dapat dilayani akan tetapi biaya persediaan harus minimum.
Bila persediaan cukup banyak, permintaan dapat segera dilayani akan tetapi menyebabkan biaya penyimpanan barang tersebut akan menjadi sangat mahal.
Dengan memperhatikan hal tersebut diambil keputusan untuk menentukan nilai persediaan.
Persediaan juga dibutuhkan untuk tetap dapat mensuplai kebutuhan barang bagi pelanggan dan proses produksi jika proses tersebut terhenti karena
kegagalan mesin. Akhirnya perusahaan juga mungkin akan membutuhkan persediaan dalam jumlah yang besar untuk mengambil keuntungan jika terjadi
pemotongan jumlah produksi atau untuk antisipasi jika terjadi kenaikan harga. Perusahaan harus dapat menentukan kebijakan yang tepat agar kegiatan yang
ada dalam perusahaan tidak akan terganggu. Perusahaan harus dapat menentukan berapa banyak jumlah bahan baku yang harus dipesan atau untuk
digunakan dalam proses produksi dan kapan seharusnya pemesanan itu dilakukan atau kapan perencanaan persediaan dilakukan. Beberapa kebijakan
dapat ditentukan oleh perusahaan dengan menentukan kuantitas pesanan ekonomis, titik pemesanan kembali, stock minimum yang harus dimiliki oleh
perusahan, termasuk jangka waktu untuk memesan persediaan.
Universitas Sumatera Utara
42
Kuantitas Pesanan Ekonomis Economic Order Quantity-EOQ
Model ini merupakan model pengendalian persediaan yang paling tua
dan paling terkenal. Didasarkan pada asumsi-asumsi:
1. Permintaan diketahui dan bersifat konstan.
2. Lead time yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan, diketahui
dan konstan. 3.
Permintaan diterima dengan segera. 4.
Tidak ada diskon. 5.
Biaya yang terjadi hanya biaya set up atau pemesanan diketahui dan bersifat konstan.
6. Tidak terjadi kehabisan stock.
Misalkan permintaan diketahui. Dalam memilih jumlah pesanan atau jumlah produksi, para manajer harus memfokuskan dirinya hanya pada biaya
pemesanan perencanaan persediaan dan biaya penyimpanan. Total biaya pemesanan perencanaan persediaan dan biaya penyimpanan dapat dijelaskan
melalui persamaan berikut ini : TC = PD : Q + CQ : 2
= Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan Dimana:
TC =Total biaya pemesanan atau perencanaan dan biaya penyimpanan P = Biaya penempatan dan penerimaan pesanan atau biaya mempersiapkan
produksi Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali dilakukan pemesanan atau jumlah
unit yang diproduksi D = Permintaan tahunan yang diketahui
C = Biaya pemyimpanan per unit bahan baku untuk satu tahun
Universitas Sumatera Utara
43 Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung oleh setiap perusahaan
yang menyimpan persediaan. Tentu saja, model biaya persediaan yang menggunakan biaya perencanaan persediaan dan ukuran jumlah produksi
sebagai input hanya berlaku bagi perusahaan yang memproduksi sendiri persediaannya barang jadi atau setengah jadi. Sebagai contoh, suatu
perusahaan jasa yang mengurus surat jaminan atau garansi bagi produser- produser bersar dan perusahaan rekaman. Diasumsikan bahwa nilai-nilai
berikut ini berlaku untuk memperbaiki alat perekam video sebagian dibeli dari suplier eksternal:
D = 25000 unit Q = 500 unit
P = 40 per pesanan C = 2 per unit
Untuk mengetahui jumlah pesanan per tahun dapat digunakan rumus : Jumlah pesanan per tahun = 25000 : 500
= 50 unit Total biaya pemesanan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah
pesanan pertahun dengan biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Total biaya pemesanan = D : Q × P
= 50 × 40 = 2000
Total biaya penyimpanan untuk tahun terkait didapat dengan CQ : 2, persamaan ini sama dengan mengalikan jumlah rata-rata persediaan di tangan
Q:2 dengan biaya penyimpanan per unit C. Untuk pesanan 500 unit dengan
Universitas Sumatera Utara
44 biaya penyimpanan 2 per unit, nilai persediaan rata-rata adalah 250 unit 500
: 2 dan biaya penyimpanan untuk tahun tersebut adalah 500 2 × 250. Asumsi nilai rata-rata persediaan Q : 2 ekuivalen dengan asumsi bahwa
persediaan dipakai seluruhnya. Berdasarkan contoh diatas total biaya adalah 2500 2000 + 500.
Suatu pesanan berjumlah 500 dengan total biaya 2500 bukan merupakan pilihan yang terbaik. Beberapa jumlah pesanan yang lain mungkin
menghasilkan biaya yang lebih rendah. Tujuannya adalah mencari total pemesanan yang meminimalkan total biaya. Jumlah atau kuantitas pesanan ini
disebut dengan Kuantitas Pesanan Ekonomis EOQ. Model EOQ
merupakan contoh dari sistem persediaan tekanan. Dalam sistem tekanan, akuisisi persediaan dimulai dengan tindakan antisipasi terhadap permintaan
dimasa yang akan datang, bukan karena reaksi terhadap permintaan saat ini. Persamaan yang digunakan untuk menghitung EOQ adalah:
Q = EOQ =
C DP :
2
Dengan menggunakan data dari contoh diatas, EOQ dapat dihitung dengan persamaan diatas :
EOQ =
2 :
40 25000
2
= 1000000 =
1000
Mengganti 1000 sebagai nilai Q dalam persamaan untuk menghitung total biaya akan menghasilkan total biaya sebesar 2000. Jumlah pesanan
akan menjadi 25 25000 : 1000, oleh karena itu, total biaya pesanannya
Universitas Sumatera Utara
45 adalah 1000 25 × 40. Jumlah persediaan rata-rata adalah 500 unit 1000 :
2, dengan total biaya penyimpanan 1000 500 × 2. Pada contoh diatas biaya pemesanan ekuivalen dengan biaya penyimpanan. Pada contoh
perhitungan EOQ diatas, bahwa untuk kuantitas pesanan sejumlah 1000 biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada kuantitas pesanan sejumlah 500.
Titik Pemesanan Ulang Reorder Point
EOQ telah menjawab pertanyaan berapa banyak persediaan yang harus dipesan atau diproduksi. Mengetahui kapan melakukan pemesanan atau
menetapkan waktu produksi juga merupakan hal yang penting dalam setiap kebijakan persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan titik waktu dimana
pesanan baru atau produksi baru harus dilakukan. Titik waktu ini merupakan fungsi dari EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan sudah habis.
Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis ketika suatu pesanan dilakukan atau ketika produksi
dimulai. Menghindari biaya kekurangan persediaan dan meminimalkan biaya
penyimpanan sangat penting dilakukan dan suatu pesanan harus dilakukan sehingga pesanan itu tiba ketika unit terakhir dari persediaan digunakan.
Mengetahui tingkat pemakaian dan waktu tunggu membuat kita dapat menghitung titik pemesanan kembali yang dapat memenuhi tujuan-tujuan
tersebut. Titik pemesanan ulang = Tingkat pemakaian × Waktu tunggu
Universitas Sumatera Utara
46 Data pada contoh diatas dapat digunakan untuk menghitung titik
pemesanan ulang. Misalkan kegiatan memperbaiki menggunakan 100 suku cadang per hari dan bahwa waktu tunggunya adalah 4 hari. Jika demikian,
suatu pemesanan harus dilakukan ketika tingkat persediaan menurun hingga 400 unit 100 × 4.
Jika permintaan suku cadang atau produk tidak diketahui secara pasti, kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan muncul. Misalkan, jika suku
cadang digunakan pada tingkat 120 unit suku cadang per hari dan bukannya 100 unit, perusahaan akan menggunakan 400 unit suku cadang setelah tiga dan
satu pertiga hari. Jika pesanan baru tidak diterima hingga akhir hari keempat, maka kegiatan reparasi yang membutuhkan suku cadang ini akan terhenti
selama dua pertiga hari. Untuk menghindari masalah ini, perusahaan sering sekali memilih untuk menyimpan persediaan pengaman safety stock.
Persediaan Pengaman safety stock merupakan persediaan ekstra yang
disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi permintaan yang berubah-ubah. Persediaan pengaman dihitung dengan mengalikan waktu tunggu dengan
selisih antara tingkat maksimum pemakaian dan tingkat rata-rata penggunaan. Misalkan, jika pemakaian maksimum rata-rata adalah 100 unit per hari, dan
waktu tunggunya adalah empat hari, persediaan pengaman dapat dihitung : Pemakaian maksimum
120 Pemakaian rata-rata
100 Selisih
20 Waktu tunggu
× 4 Persediaan pengaman
80
Universitas Sumatera Utara
47 Dengan adanya persediaan pengaman, titik pemesanan ulang dapat
dihitung sebagai berikut : Titik pemesanan ulang = tingkat pemakaian rata-rata × waktu tunggu
+ persediaan pengaman = 100 × 4 + 80
= 480 unit Contoh untuk perusahaan manufaktur:
Sebuah perusahaan manufaktur pertanian yang besar yang memiliki pabrik-pabriknya diseluruh wilayah negara. Setiap pabrik memproduksi alat-
alat yang diperlukan untuk merakit peralatan pertanian tertentu. Salah satu pabrik yang besar memproduksi pembajak tanah. Manajer pabrik tersebut
sedang berusaha menentukan jumlah produksi yang harus dilakukan untuk bagian pembuatan mata pisau. Ia yakin bahwa jumlah produksi saat ini terlalu
besar dan ingin mengindentifikasi kuantitas yang harus diproduksi untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan perencanaan persediaan. Ia juga
ingin menghindari persediaan pengaman, karena persediaan pengaman akan menutup departemen perakitan. Data-data yang tersedia :
Permintaan rata-rata untuk mata pisau 320 per hari
Permintaan maksimum untuk mata pisau 340 per hari
Permintaan tahunan untuk mata pisau 80000
Biaya penyimpanan per unit 5
Biaya perencanaan per unit 12500
Waktu tunggu
20 hari
Berdasarkan data-data tersebut, kuantitas pemesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang dengan menggunakan persamaan yang telah dijabarkan
sebelumnya. Seperti yang ditunjukkan oleh perhitungan tersebut, mata pisau harus diproduksi sejumlah 20000 unit dan perencanaan persediaan yang baru
Universitas Sumatera Utara
48 akan dimulai ketika persediaan mata pisau menurun hingga 6800 unit, sesuai
dengan perhitungan dibawah ini: EOQ =
: 2
C DP
=
5 :
12500 80000
2
= 400000000 = 20000 mata pisau
Persediaan pengaman: Pemakaian maksimun
340 Pemakaian rata-rata
320 Selisih
20 Waktu
tunggu ×20
Persediaan pengaman 400
B. TEORI PENGENDALIAN MANAJEMEN 1.
Defenisi dan Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya merupakan suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan. Suatu
pengendalian manajemen yang baik sangat dibutuhkan dalam organisasi dan harus sesuai dengan strategi manajemen. Pengendalaian manajemen
dilaksanakan dalam suatu organisasi dengan tujuan tertentu, dan pelaksana yang memiliki tujuan pribadi. Dalam mengelola perusahaan yang relatif besar,
manajemen memerlukan suatu sistem yang disebut sistem pengendalian manajemen.
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005:7, ”Sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau sekelompok
aktivitas”, sedangkan menurut Suadi Arief 2001:3, ”Sistem adalah
Universitas Sumatera Utara
49 sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang, baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan”.
Suatu organisasi atau perusahaan harus ada yang dikendalikan untuk memastikan apakah tujuan perusahaan itu dapat tercapai atau tidak. Pada
setiap kegiatan harus ada yang dikendalikan, sebab jika terjadi penyimpangan maka penyimpangan itu dapat segera dikoreksi. Menurut Supriyono
1999:73, ”Pengendalian menunjukkan monitoring dan evaluasi prestasi untuk menentukan tingkat kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya”. Menurut Suadi Arief 2001:3, ”Pengendalian adalah proses untuk membuat organisasi mencapai tujuan”.
Pengendalian merupakan suatu proses untuk mengarahkan sumber daya ke arah tercapainya tujuan perusahaan. Pengendalian menjaga organisasi agar
tetap bergerak ke arah yang benar yaitu tujuan perusahaan. Adapun tujuan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen adalah menjamin bahwa apa
yang ditetapkan pihak manajemen dapat dilaksanakan, menghindari terjadinya pemborosan dan sekaligus menjaga aset perusahaan. Pengendalian juga
merupakan suatu proses yang sistematis. Langkah-langkah dalam proses pengendalian adalah:
1. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi
2. Mengukur prestasi kerja
3. Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar
4. Mengambil tindakan koreksi
Universitas Sumatera Utara
50 Pengendalian memiliki beberapa elemen, yaitu:
1. Detektor sensor yaitu suatu alat atau perangkat yang mengukur apa