Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja PHK Dasar Hukum Pengaturan Pemutusan Hubungan Kerja PHK

commit to user xxxix Masa berlakunya KKB paling lama 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali untuk paling lama 1 tahun dan pelaksananya harus disetujui secara tertulis oleh pengusaha dan serikat pekerja. Menurut Lalu Husni 2000: 46-47, KKB sekurang- kurangnya memuat : a Hak dan kewajiban pengusaha; b Hak dan Kewajiban serikat pekerja serta pekerja; c Tata tertib perusahaan; d Jangka waktu berlakunya KKB; e Tanggal mulai berlakunya KKB; dan f Tanda tangan para pihak pembuat KKB. 3 Hubungan Antara Perjanjian Kerja dengan Perjanjian Perburuhan KKB Hubungan perjanjian kerja dengan KKB menurut Lalu Husni 2000: 49 adalah : a Perjanjian perburuhanKKB merupakan perjanjian induk dari perjanjian kerja; b Perjanjian kerja tidak dapat mengenyampingkan perjanjian perburuhan, bahkan sebaliknya perjanjian kerja dapat dikesampingkan oleh perjanjian perburuhan KKB jika isinya bertentangan; c Ketentuan yang ada dalam perjanjian perburuhan KKB secara otomatis beralih dalam isi perjanjian kerja yang dibuat dan d Perjanjian perburuhan KKB merupakan jembatan untuk menuju perjanjian kerja yang baik.

2. Tinjauan tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK

a. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja PHK

Yang dimaksud dengan Pemutusan Hubungan Kerja PHK adalah: commit to user xl 1 Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 pada Pasal 1 ayat 25 yang dimaksud dengan Pemutusan hubungan kerja adalah : “Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerjaburuh dan pengusaha.” 2 Menurut Asri Wijayanti dalam Bukunya yang berjudul “Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi” yang dimaksud dengan Pemutusan Hubungan Kerja adalah: “Suatu keadaan di mana si buruh berhenti bekerja dari majikannya.” Asri Wijayanti, 2009 : 159 3 Menurut Keputusan Menteri dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep 78 Men 2001 yang dimaksud dengan Pemutusan hubungan kerja adalah : “Pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan ijin Panitia Daerah atau Panitia Pusat.” 4 Lalu Husni menyebutkan bahwa, “Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja karena berbagai sebab.” Lalu Husni, 2000:170

b. Dasar Hukum Pengaturan Pemutusan Hubungan Kerja PHK

Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk itulah sangat diperlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskrimasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.Asri Wijayanti, 2009 : 6 commit to user xli Hukum Pemutusan Hubungan Kerja adalah bagian yang paling rumit dari Hukum Perburuhan karena mengatur hubungan yang rawan atau mengatur masalah-masalah to be or not to be. Oleh karena itu ketentuan tentang PHK bersifat bivalent, yaitu perdata dan publik. Bersifat perdata berarti cenderung njimet, mengatur secara mendetail, karenanya sulit memahaminya. Darwan Prinst, S.H .2000:169 “Sumber hukum ketenagakerjaan Indonesia yang tertulis tersebar ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan belum terkodifikasi dengan baik, sehingga kita harus mencari sendiri berbagai peraturan yang tersebar apabila akan dipergunakan untuk dasar hukum dalam memecahkan suatu masalah.”Asri Wijayanti. 2009 : 28 Agar efektifnya penegakan hukum bidang perburuhan dalam penyelesaian PHK, perlu didukung dengan peraturan perundangan yang lengkap dan perubahan, perbaikan Undang-undang No. 12 Tahun 1984 menjadi Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sehingga tenaga kerja mendapat perlindungan. Di samping itu perlu memper-timbangkan korporasi sebagai subyek hukum pidana. Di sisi lain perlu adanya pengamalan etika, moral dan tanggung jawab sosial perusahaan korporasi terhadap tenaga kerja dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula peningkatan Sumber. Daya Manusia SDM penegak hukum sebagai petugas yang handal dan tangguh khususnya dalam praktik penyelesaian PHK mutlak diperlukan. eprintsundip.ac.id,131010. Adapun beberapa dasar hukum pengaturan PHK adalah : 1 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan; 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kepmenakertrans Nomor Kep-150MEN2000 tentang Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangaon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Ganti Kerugian dari Perusahaan, tertanggal 20 Juni 2000;dan commit to user xlii 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kepmenakertrans Nomor Kep-150 MEN 2001 tertanggal 4 Mei 2001. Kepmenakertrans Nomor Kep-78MEN 2001 ini merupakan revisi dari Kepmenakertrans Nomor Kep-150MEN2001

c. Jenis Pemutusan Hubungan Kerja PHK