commit to user Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang
lebih kecil maka hasilnya adalah bilangan bulat positif. Contoh :
-6 - -8 = -6 + 8 = 2 ingat - 8 -6 Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang
lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif. Contoh :
-5 – -3 = -5 +3 = -2 -3 -5 Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat
negatif yang mengurangi maka hasilnya adalah 0 nol. Contoh :
-4 - -4 = -4 + 4 = 0 c
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif hasilnya selalu bilangan bulat positif.
contoh : 8 – -4 = 8 + 4 = 12
d Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif hasilnya selalu bilangan bulat negatif. contoh :
-8 – 4 = - 12
2. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
a. Model Pembelajaran Kuantum Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Miftahul A’la 2010: 57 pembelajaran kuantum adalah
sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran para siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk mangetahui
bagaiman orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu. Pembelajaran kuantum menunjukkan pada guru bagaiman caranya
untuk mengarang kesuksesan siswa dengan mencatat apa saja di dalam kelas
15
commit to user yang
berkaitan dengan
lingkungan, desain
kurikulum dan
cara mempresentasikannya.
Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan
mendukung mereka dalam proses pembelajaran. Menurut Bobbi De Porter 2005: 5 pembelajaran kuantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Menurut Sugiyanto 2009: 74 pembelajaran kuantum adalah
pembelajaran yang memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental
sebagai konteks pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum, lingkungan fisik-mental dan kemampuan pikiran sama pentingnya dan saling
mendukung. Menurut Ade Sanjaya pembelajaran kuantum merupakan interaksi yang
terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif http:aadesanjaya.blogspot.com201104pembelajaran-quantum-teaching-
serta.html dikses tanggal 12 Januari 2011. Dalam pembelajaran kuantum
bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan
pembelajaran kuantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional
yang baik
dalam dan
ketika belajar.
Dengan pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-
masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Sedangkan otak
kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan
kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik.
16
commit to user Menurut Gede Upadana Pembelajaran kuantum adalah pengubahan
belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus
pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan
landasan dalam
kerangka untuk
belajar http:gedeupadana.blogspot.com201011model-pembelajaran-kuantum.html
di akses tanggal 12 Januari 2011. Model pembelajaran kuantum memiliki dua unsur di dalamnya, yaitu :
1 Konteks Konteks yaitu latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru.
Konteks di sini meliputi keadaan lingkungan, suasana, dan rancangan pembelajaran. Unsur-unsur ini harus menjadi padu agar tercipta suatu
pembelajaran yang menyeluruh. 2 Isi
Salah satu unsur isi adalah materi, bakat dan potensi peserta didik. Di sini diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengembangkan setiap unsur
isi. Guru juga harus memfasilitasi siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,
lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas disusun sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa.
Dari berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
semua unsur-unsur dalam proses pembelajaran sehingga tercipta suatu pembelajaran menyenangkan, efektif, dan efisien serta dengan taraf
keberhasilan tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik umum pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut :
1 Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan
17
commit to user pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai
teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum. 2 Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
hewanistis, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan piker, daya motivasi, dan
sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua
usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada
pada manusia dilihat dalam perspektif humanistis. 3 Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivistis bukan positivistis-
empiris, behavioristis. Karena itu, nuansa konstruktivisme dalam pembelajaran kuantum relative kuat. Malah dapat dikatakan di sini bahwa
pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan
keberhasilan tujuan pembelajaran. Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri
manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai kontek
pembelajaran. Dalam
pandangan pembelajaran
kuantum, lingkungan fisikal dan mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia
sama-sama pentingnya dan saling mendukung. Karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan
sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.
4 Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa
interaksi telah menjadi kata kunci konsep sentral dalam pembelajaran kuantum. Karena itu pembelajaran kuantum memberikan tekanan pada
pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan
interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi
18
commit to user kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya
yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Interaksi yang tidak mampu mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh
dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat penting dalam pembelajaran kuantum.
5 Pembelajaran kuantum
sangat menekankan
pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut
pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. untuk itu, segala hambatan dan halangan yang
melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau dieliminasi. Di sini berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan,
misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan
sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi pemercepatan pembelajaran harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala
sesuatu yang mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya.
6 Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenagnkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan
menimbulkan suasana tegang kaku, dan membosankan. Di sinilah para perancang harus secara proaktif dan suportif untuk menciptakan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. 7 Pembelajaran
kuantum sangat
menekankan kebermaknaan
dan kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak
bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti tujuan pembalajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang memungkinkan
terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus dilakukan oleh pembelajar atau fasilitator. Dalam hubungannya inilah perlu
19
commit to user dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar,
terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodasi secara memadai. Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam
dunia pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain menghantarkan dunia pengajar ke dalam dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara
seimbang. 8 Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks
pembelajaran meliputi
suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang
prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan untuk belajar, dan keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling
mendukung, bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni. Pemisahan keduanya hanya akan membuahkan kegagalan pembelajaran.
Kepaduan dan kesesuaian keduanya secara fungsional akan membuahkan keberhasilan pembelajaran yang tinggi; ibaratnya permainan simfoni yang
sempurna yang dimainkan dalam sebuah orkestra. 9 Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan [dalam] hidup, dan prestasi fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola
secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, tidak bisa hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran
yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya
keterampilan hidup pembelajar. Untuk itu, kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat terwujud kombinasi harmonis antara
keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal. 10 Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai
dan keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran. Di samping
20
commit to user itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan
positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan membuahkan kegagalan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu
memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda telah belajar; kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir
segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah punishment dan reward tidak diperlukan
karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif seperti ini perlu terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin
kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh pembelajar, kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi. Dikatakan
demikian sebab “Nilai-nilai ini menjadi kacamata yang dengannya kita memandang dunia. Kita mengevaluasi, menetapkan prioritas, menilai, dan
bertingkah laku berdasarkan cara kita memandang kehidupan melalui kacamata ini.
11 Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan
sebagai kata kunci selain interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran kuantum berkembang ucapan: Selamat datang keberagaman dan kebebasan,
selamat tinggal keseragaman dan ketertiban. Di sinilah perlunya diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-
aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan
penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan penggunaan kiat dan metode pembelajaran.
12 Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat
pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal Sugiyanto, 2009 : 73.
21
commit to user Ada empat ciri yang cukup menonjol pada pembelajaran kuantum
diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat sekali dalam
penerapan quantum teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kapada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan
kajian terhadap suatu mata pelajaran. Tidak ada rasa diskriminatif dan membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Tentu ini sangat
membantu sekali dalam pembelajaran bagi siswa karena mereka memiliki peluang dan waktu yang sama dalam proses pengajaran. Sebagai akibat dari
ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.
2 Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini sangat terlihat dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak
sehingga secara proporsional anak akan mampu memahami dan mengerti apa yang telah disampaikan dengan cepat tanpa adanya hambatan yang
besar. Karena di dalam proses ini si anak akan mampu mencurahkan dan mempelajari apapun sesuai dengan keinginannya dan mereka tidak merasa
ada unsur paksaan sehingga akan semakin menambah kepuasan siswa dalam pengajaran dan menambah semangat.
3 Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarakan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu
yang sudah dikuasai si anak, sehingga seandainya ada materi yang kurang begitu paham, maka dengan sendirinya si anak akan paham karena materi
yang diberikan memungkinkan untuk diulang agar kesemuanya mampu untuk diserap.
4 Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, kodel, dan sebagainya. Ini
sangat penting karena antara guru dan anak didik akan mampu terjalin ikatan emosional yang begitu kuat antara keduanya. Dengan demikian maka akan
menjadikan belajar
semakin menggembirakan
dan enjoy
dalam menjalankannya Miftahul A’la, 2010: 41.
22
commit to user c. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Serupa dengan asas utama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke
dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek pembelajaran kuantum. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1 Segalanya Berbicara Segalanya dari lingkungann kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, kertas
yang guru bagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2 Segalanya Bertujuan Semua yang terjadi pembelajaran memiliki tujuan. Apa yang disusun dalam
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan batasan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakam
pembelajaran tidak keluar dari tujuan utama. Guru dan peserta didik harus menyadari bahwa kegiatan dalam pembelajaran selalu bertujuan.
3 Pengalaman sebelum Pemberian Nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. 4 Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Rasa percaya diri dibutuhkan dalam rangka proses pembelajaran yang lebih
kondusif dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya rasa percaya diri peserta didik akan merasa gemetar dan sudah tidak stabil kondisi psikologisnya.
Hal ini tentu akan menghambat jalannya proses pembelajaran. 5 Jika Layak Dipelajari maka Layak pula Dirayakan
Segala sesuatu yang layak dipelajari sudah pasti layak pula untuk dirayakan keberhasilannya. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan
23
commit to user dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak pada terbentuknya keunggulan. Ada delapan prinsip
keunggulan dalam pembelajaran kuantum, yaitu : 1 Terapkan hidup dalam integritas
Dalam pembelajaran bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar.
2 Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan
atau kegagalan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat
cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan adalah tanda bahwa seseorang telah belajar.
3 Berbicaralah dengan niat baik Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam
arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
motivasi belajar peserta didik. 4 Hidup di saat ini
Pusatkan perhatian kita pada saat sekarang ini dan manfaatkan waktu sebaik mungkin. Kerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya.
5 Tegaskanlah komitmen Dalam pembelajaran, baik guru maupun peserta didik harus mengikuti
tujuan dan kegiatan pembelajaran tanpa ragu-ragu, tetap pada langkah- langkah yang telah ditetapkan. Untuk itu mereka perlu melakukan apa saja
untuk menyelesaikan pekerjaan.
24
commit to user 6 Tanggung jawab
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena
itu, guru dan peserta didik harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka.
7 Sikap luwes Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang
sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang guru harus pandai-pandai dalam membaca dan mengubah lingkungan dan
suasana jika diperlukan demi keberhasilan peserta didiknya. 8 Pertahankanlah keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahankanlah jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan dan keseimbangan agar proses dan hasil pembelajaran
efektif dan optimal. d. Kelebihan Model Pembelajaran Kuantum
Kelebihan model pembelaran kuantum antara lain : 1 Siswa dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas hanya bersumber dari
buku atau penjelasan dari guru sehingga memudahkan siswa dalam mengembangkan potensinya.
2 Membentuk siswa yang aktif, karena dengan metode ini siswa bukan hanya sebagai objek yang hanya menerima melainkan juga sebagai pelaku dalam
proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.
3 Dapat mempercepat pemahaman siswa karena siswa mengalami apa yang dipelajari secara langsung.
4 Menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dalam metode ini keberhasilan yang telah dicapai siswa dirayakan sebagai bentuk
penghargaan. 5 Membentuk siswa menjadi kreatif.
25
commit to user e. Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum
1 Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk melaksanakan proses pembelajaran, karena adanya faktor-faktor yang mungkin kurang
mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di sekitar sekolah.
2 Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan model pembelajaran kuantum.
3 Tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan model pembelajaran kuantum.
4 Tidak semua siswa cocok diberikan model pembelajan kuantum terutama bagi siswa yang lambat, karena siwa tersebut tidak akan mampu
memanfatkan segala hal sebagai sumber belajar. f. Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum
Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran kuantum, dikenal dengan singkatan “ TANDUR”yang merupakan kepanjangan
dari : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi
pembelajaran kuantum. Menurut Sugiyono 2009: 83 menyatakan bahwa kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada
setiap pembelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam budaya, jika para guru benar-benar menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-
nilai pembelajaran kuantum. Kerangka ini juga memastikan mereka mengalami pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pelajaran nyata begi mereka sendiri,
dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan belajar.
26
commit to user Rancangan pembelajaran Kuantum dapat dilihat pada Tabel I sebagai
berikut : Tabel I. Rancangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Berbasis Kuantum
No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran Matematika
Kuantum Operasi Hitung Bilangan Bulat Keterangan
1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada
awal kegiatan pembelajaran pengajar harus berusaha
menumbuhkan atau
mengembangkan minat siswa dalam belajar. Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar
manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi dirinya atau bagi kehidupannya. Pada tahap
ini pengajar
menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik dengan cara bercerita. Pengajar mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu tentang bilangan bulat kemudian memberikan kartu bilangan bulat
kepada peserta didik. Setiap siswa mendapat bilangan bulat yang berbeda.
T
2 Alami
Alami mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa
mengalami secara langsung atau nyata materi yang
diajarkan. Pengalaman
dapat menciptakan ikatan emosional, menciptakan
peluang untuk
pemberian makna
dan pengalaman
membangun keingintahuan
siswa. Setelah semua peserta didik menerima kartu bilangan,guru meminta siswa untuk
membaca lambang bilangan yang tertulis. A
27
commit to user Peserta didik juga diminta untuk mengerjakan
soal operasi hitung menggunakan nomograf secara mandiri.
3 Namai
Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep,
keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat alami
otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Dalam tahap ini peserta
didik mengidentifikasi jenis bilangan bulat yang mereka peroleh. Peserta didik juga
diminta untuk mengemukakan hasil atau jawaban dari pengerjaan soal operasi hitung
bilangan bulat.
N
4 Demontrasi Demontrasi
mengandung makna
bahwa memberi
peluang pada
siswa untuk
menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran lain atau ke
dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peserta didik mengerjakan soal operasi hitung bilangan
bulat menggunakan
media nomograf. Selain itu, peserta didik juga harus
menjelaskan penggunaan nomograf untuk memecahkan soal operasi hitung bilangan
bulat
D
5 Ulangi
Ulangi mengandung makna bahwa proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat memperkuat
koneksi saraf
dan menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap
kemampuan siswa. Setelah peserta didik
U
28
commit to user mendemonstrasikan penggunaan nomograf,
mereka mengerjakan beberapa soal tentang operasi hitung bilangan bulat menggunakan
nomograf. 6
Rayakan Rayakan
mengandung makna
bahwa pemberian penghormatan pada siswa atas
usaha, ketekunan, dan kesehatan. Dengan kata lain perayaan berarti pemberian umpan balik
yang positif pada siswa atas keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian hadiah atau
bentuk lainnya. Umpan balik sangat penting artinya bagi proses penguatan terhadap
prestasi yang telah dicapai siswa. Hal ini berarti
bahwa perayaan
akan dapat
memperkuat proses
belajar selanjutnya.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal, pendidik mengajak siswa untuk bertepuk
tangan secara serentak. Pendidik juga memberikan pujian untuk peserta didik.
R
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu :
Noor Isna Izzati 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 20082009. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian penulis adalah sama-sama
menggunakan model pembelajaran kuantum. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah peningkatan hasil belajar IPA, sedangkan pada penelitian
penulis variabel bebasnya peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat.
29