Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Mulyono Abdurrahman 2003: 251 banyak orang yang memandang matematika sabagai bidang studi yang paling sulit. meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan kurang diminati. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika. Menurut Mulyono Abdurrahman 2003: 253 matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini 2009: 1 menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Meskipun demikian, matematika dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sangat sulit bahkan ada yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan penuh dengan rumus rumit. Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen yang diperoleh dari wali kelas IV SD Negeri II Ngadirojo menunjukkan bahwa 60 dari siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo mendapat nilai di bawah KKM kriteria ketuntasan minimal. Nilai KKM matematika yang berlaku di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo adalah 60. Dari hasil survey tersebut dapat diketahui bahwa kesulitan mempelajari matematika dialami oleh sebagian besar anak SD khususnya kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. 1 commit to user Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo antara lain : 1. Guru menggunakan pembelajaran yang konvensional. 2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menyenangkan dan kurang efektif. 3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai. 4. Siswa tidak menyukai berhitung matematika. 5. Adanya sugesti yang tertanam dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit. 6. Lingkungan belajar yang kurang mendukung. Dari sebab-sebab di atas guru Sekolah Dasar memiliki peranan yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran matematika. Seorang guru, khususnya guru Sekolah Dasar harus bisa menumbuhkan motivasi belajar bagi semua siswanya. Seorang guru harus bisa mengurangi atau menghilangkan pikiran negatif siswa tentang matematika. Pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan efektif juga harus diterapkan agar penerimaan materi pembelajaran matematika mudah dipahami. Metode dan media pembelajaran juga harus tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Menurut Heruman 2007: 2 menyatakan bahwa konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Konsep merupakan komponen pertama yang harus ditanamkan dalam pembelajaran matematika. Alangkah baiknya apabila konsep-konsep tersebut diperoleh melalui pembelajaran yang menyenangkan. Jadi pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan tidak membosankan menjadi pilihan yang baik untuk guru dalam pembelajaran matematika bagi semua siswanya. Kaitannya dengan penanaman konsep operasi hitung bilangan bulat, siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih mengalami banyak kesulitan. Operasi hitung bilangan bulat merupakan materi baru di kelas IV semester II. Kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat harus diatasi. Hal-hal yang terjadi jika masalah ini tidak diatasi akan menimbulkan beberapa dampak yang berkelanjutan. Dampak tersebut antara lain siswa akan mengalami kesulitan tentang 2 commit to user materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat dengan bilangan yang lebih besar, menentukan FPB dan KPK suatu bilangan yang akan dihadapi di kelas V. Karena pentingnya pembelajaran operasi hitung bilangan bulat harus ada strategi pembelajaran yang benar-benar efektif, efisien, dan menyenangkan. Sugiyanto 2009: 67 menyatakan bahwa “ Pada saat ini, dapat kita pahami bahwa proses belajar dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, komulatif, dan berorientasi pada tujuan pembelajaran”. Model-model pembelajaran inovatif semakin berkembang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Dan tidak semua model pembelajaran tepat diterapkan untuk semua materi pembelajaran. Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Kuantum untuk mengatasi kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang meningkatkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Menurut Sugiyanto 2009:74 pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewanistis”, dan atau nativistis”. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran dan menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Model pembelajaran ini menggunakan konsep tandur tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Tanamkan mengandung makna bahwa pada kegiatan awal guru harus menumbuhkan atau menanamkan minat siswa dalam belajar. Alami adalah dalam kegiatan pembelajaran siswa harus mengalami sendiri materi yang dipelajari. Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep. Demonstrasikan memberi peluang kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Ulangi mengandung makna bahwa pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat 3 commit to user memperkuat ingatan pada siswa. Rayakan mengandung makna bahwa sesuatu yang layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Komponen-komponen tersebut memiliki tujuan masing-masing yang berguna untuk memudahkan anak dalam belajar. Hal ini sangat diperlukan dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat. Siswa dituntut untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat secara cepat dan tepat. Apabila siswa sudah menguasai konsep operasi hitung bilangan bulat maka mereka akan mudah mengerjakan soal operasi hitung lainnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV EMPAT SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 20102011”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NHT) PADA SISWA KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 7 234

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH KECAMATAN POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 5 87

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Kelas Iv SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tah

0 2 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Kelas Iv SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta Tah

0 1 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KONKRET Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam operasi hitung bilangan bulat melalui media konkret pada siswa kelas I SD Negeri Wungwung Tahun 2014/2015.

0 3 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KONKRET Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam operasi hitung bilangan bulat melalui media konkret pada siswa kelas I SD Negeri Wungwung Tahun 2014/2015.

0 2 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG OPERASI CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 POPONGAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 10 206

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD Jatiyoso 1 Kec. Jatiyoso Kabupaten Kar

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD Jatiyoso 1 Kec. Jatiyo

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BOJONG KEC. WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 17