commit to user 35
Gambar 1. Skema Produktivitas Berdasarkan rumus perbandingan output dengan input tersebut, maka
cara untuk meningkatkan produktivitas yaitu memperbaiki operasi dengan cara menggunakan input yang lebih sedikit untuk memproduksi output tertentu atau
memproduksi output lebih banyak dengan input yang tertentu. Semakin tinggi tingkat produktivitasnya berarti semakin banyak hasil output yang dicapai.
b. Dimensi Produktivitas
Produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan efesiensi. Efektivitas mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu
pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Sedangkan efesiensi berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input direncanakan
dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin tinggi.
Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target yang dicapai.
6. Tinjauan Usaha Kecil Mikro UKM
a. Pengertian UKM
Krishnamurti 2003 dalam Amran Husen 2006:43 mengutip definisi beberapa lembaga atau instansi termasuk Undang-Undang mengenai Usaha Mikro
Kecil. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Menegkop dan UKM, bahwa “Usaha Kecil UK, termasuk Usaha Mikro UM,
adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000”. Input
Proses Output
commit to user 36
Namun demikian, beberapa lembaga lain mendefinisikan UKM menjadi dua pengertian dengan membedakan Usaha Kecil dan Usaha Mikro. Menurut UU
No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan bahwa: Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Sedangkan menurut Bank Indonesia: Usaha Mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin, bersifat
usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri. Yang disebut dengan usaha
kecil memiliki aset paling banyak Rp 200.000.000 dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.
Badan Pusat Statistik BPS memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu “Usaha mikro merupakan entitas usaha yang
memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga kerja keluarga, usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 9 orang,
sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sd 99 orang”. Sementara Bank Dunia memberikan definisi UKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja dan entitas ekonomi: Usaha Mikro memiliki tenaga kerja kurang dari 10 orang, memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 100.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak
100.000. Usaha Kecil memiliki tenaga kerja 10 s.d 50 orang, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 3.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak 3.000.000.
UKM terdiri dari Usaha Kecil dan Usaha Mikro. Keduanya memiliki perbedaan baik dari segi jumlah kekayaan maupun tenaga kerja, yaitu kekayaan
kurang dari Rp 50.000.000 dan tenaga kerja kurang dari 10 orang untuk kriteria usaha mikro serta kekayaan antara Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 200.000.000
dan tenaga kerja antara 10 sampai dengan 50 orang. Jadi, usaha mikro memiliki jumlah kekayaan dan tenaga kerja lebih sedikit daripada usaha kecil.
commit to user 37
b. Permasalahan UKM