Ketersediaan Dana Sensitivitas Terhadap Resiko

commit to user 40

2. Ketersediaan Dana

Untuk bisa melakukan investasi, semua investor tanpa terkecuali harus memiliki modal. Modal ini berupa dana moneter berupa sejumlah rupiah boleh juga dolar yang sudah dialokasikan secara khusus, yaitu khusus untuk membiayai investasi. Jadi, dana dari anggaran operasional rumah tangga misalnya dana belaanja bulanan tidak bisa digunakan untuk berinvestasi. Dengan demikian Anda harus mengalokasikan dana tersendiri untuk “belanja” investasi ini. Sama dengan horizon, standar ketersediaan dana ada tiga kategori, yaitu sedikit, sedang, dan banyak. Sayangnya tidak tersedia standar pasti seperti pada horizon. Untuk modal sedikit, misalnya, tidak ada jumlah rupiah yang pasti yang dapat digunakan sebagai tolak ukur, bahwa modal tersebut sedikit. Jadi sedikit atau banyak ini relatif. Sedikit bagi investor tertentu, mungkin sudah banyak bagi investor lain. Pada tabel II.2 hanya tercantum kategori bebas dan banyak. Untuk kategori bebas sebenarnya mencakup sedikit dan sedang tapi bisa juga banyak. Kategori ini sebenarnya tidak menentukan persyaratan nilai dana yang tersedia. Berapa pun dana yang tersedia bisa melakukan investasi. Untuk bisa melakukan investasi dengan cara 1, misalnya investor bebas memiliki jumlah dana berapa pun. Tapi untuk bisa melakukan investasi dengan cara 9, investor harus memiliki dana yang banyak. commit to user 41

3. Sensitivitas Terhadap Resiko

Investasi tidak bisa dipisahkan dari risiko. Hubungan keduanya adalah searah. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan suatu investasi, semakin tinggi pula risiko yang harus diterima investor. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah imbal hasil yang diberikan suatu investasi, semakin rendah pula risikonya. Seperti pula pada ketersediaan dana, risiko juga terdiri tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Sayangnya, sama seperti ketersediaan dana, tidak ada kata sepakat untuk menilai suatu investasi berisiko tinggi atau rendah. Sebab risiko ini amat relatif bagi masing- masing orang. Ada orang yang berani menghadapi risiko yang tinggi disebut risk taker, tapi ada pula yang orang kecil nyalinya bila harus menanggung risiko disebut risk overter.

4. Waktu yang Tercurah