Klasifikasi Anak Tuna Grahita

commit to user xxv 7 Yang timbul pada masa bayi dan masa kanak-kanak. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab tuna grahita dapat terjadi pada saat: prenatal, yaitu akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir, natal atau perinatal yaitu akibat pada saat proses kelahiran, dan post natal, yaitu kondisi setelah lahir dan faktor lingkungan.

c. Klasifikasi Anak Tuna Grahita

Banyak pengarang dan beberapa ahli keilmuan mengklasifikasikan anak tuna grahita menurut bidang ilmu dan pandangan mereka masing-masing. Pengklasifikasian anak tuna grahita memang perlu dilakukan untuk memudahkan guru menyusun program dan memberikan bantuan serta layanan pendidikan yang sebaik- baiknya dan seefektif mungkin. Dibawah ini akan diuraikan penjelasan tentang klasifikasi anak tuna grahita menurut bebarapa ahli: Menurut Somantri 2006: 106-108 yang dikutip dari http:laraasih.compendidikan anak tuna grahita dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: 1 Tuna Grahita Ringan a Tuna grahita ringan disebut juga maron atau debil. b Memiliki IQ antara 70-52 pada skala Binet, memiliki IQ antara 70-55 menurut skala WISC. c Mampu belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. d Mampu dididik menjadi tenaga kerja semi – skilled seperti pekerja laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, dan pekerja pabrik dengan sedikit pengawasan. e Pada umumnya tidak mengalami gangguan fisik tampak seperti anak normal. 2 Tuna Grahita Sedang a Tuna grahita sedang disebut juga imbesil. b Memiliki IQ antara 51-33 pada skala Binet, memiliki IQ antara 54-40 menurut skala WISC. commit to user xxvi c Mampu mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. d Sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti membaca, menulis, dan berhitung sederhana. e Mampu menulis secara sosial, misalnya menulis nama sendiri dan alamat rumah. f Membutuhkan pengawasan yang terus menerus. g Dapat bekerja di tempat kerja terlindung. 3 Tuna Grahita Berat a Tuna grahita berat sering disebut idiot. b Tuna grahita berat severe memiliki IQ antara 32-20 menurut skala Binet, memilki IQ antara 39-25 menurut skala WISC. c Memerlukan perawatan secara total dalam kehidupan sehari-hari dan memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya. Sedangkan secara klinis menurut Moh. Amin 1995: 27, tuna grahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmaniah secara berikut: 1 Sindroma DownMongoloid; dengan ciri-ciri wajah khas mongol, mata sipit dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka menjulur, jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering, tebal, kasar dan keriput, dan susunan geligi kurang baik. 2 Kretin, dalam bahasa indonesia disebut kate atau cebol; dengan ciribadan gemuk dan pendek, kaki dan tangan pendek dan bengkok, badan dingin, kulit kering, tebal dan keriput, lidah dan bibir tebal, kelopak mata, telapak tangan dan kaki dan kuduk tebal, pertumbuhan gigi terlambat, serta hidung lebar. 3 Hydrocephalus kepala besar berisi cairan; dengan ciri kepala besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar. 4 Microcephalus dan Makrocephalus; dengan ciri-ciri ukuran kepala tidak proporsional terlalu kecil atau terlalu besar. Dari beberapa klasifikasi yang sudah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak tuna grahita adalah: commit to user xxvii 1 Anak tuna grahita ringan dengan level IQ dari 70 – 55, 2 Anak tuna grahita sedang dengan level IQ dari 54 – 40, 3 Anak tuna grahita berat dengan level IQ dari 39 – 25, 4 Anak tuna grahita sangat berat dengan level IQ dari 24 - kebawah.

d. Karakteristik Anak Tuna Grahita

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU BERHITUNG BAGI ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV SLB NEGERI KOTAGAJAH

0 2 86

MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN KARTU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNA GRAHITA KELAS D1 C SLB B­C YPAALB LANGENHARJO TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 62

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MENARA HITUNG TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D3 SLB C YSSD SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

1 8 64

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 3 74

PENDAHULUAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN GAMBAR DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNA GRAHITA RINGAN (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Tuna Grahita Ringan Kelas III Semester Gasal SDLB - C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2010

0 1 7

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D5 DI SLB C YSSD SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 19

PENGARUH PENGGUNAKANMEDIA RODA MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN SLB TUNAS PEMBANGGUNAN 1 NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNA GRAHITA DI SLB PADANG

0 2 39

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN KARTU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNA GRAHITA KELAS D II/C SLB NEGERI 2 PEMALANG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 - UNS Institutional Repository

0 0 16

Metode pembelajaran matematika di sekolah luar biasa untuk anak tuna grahita ringan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 1 316