PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/ 2011

SKRIPSI

Oleh: NURUL’AINI

K5107030

PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh: NURUL’AINI

K5107030

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v ABSTRAK

Nurul’aini. PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011.

Variabel bebas adalah komputer sebagai media pembelajaran interaktif, variabel terikat adalah prestasi belajar bidang studi matematika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan eksperimen One group pre test- post test design. Populasinya adalah anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011 yang berjumah 7 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena seluruh anggota populasi dijadikan subyek penelitian (penelitian populasi). Teknik pengumpulan data menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar bidang studi matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik non- parametrik, yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertandas Wilcoxon) dengan bantuan SPSS release 15.

Hasil penelitian menunjukkan: nilai rata-rata prestasi belajar matematika anak tunarungu sebelum diberikan treatment (pretest) sebesar 19,43 dan sesudah diberikan treatment (posttest) sebesar 23,14. Dari hasil analisis data dapat diperoleh probabilitas nilai dari Z hitung adalah 0, 016 pada taraf signifikansi (α) 5% = 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ”Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011” terbukti kebenarannya. Jadi dari peneitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.


(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Nurul’aini. THE EFFECT OF COMPUTER USE AS AN INTERACTIVE LEARNING MEDIA ON THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN THE DEAF D4 GRADER OF SLB-B YRTRW SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/ 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, March 2011.

The objectives of research is to find out the effect of computer use as an interavtive learning media on the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011.

The independent variable was computer as an interactive learning media, while dependent variable is mathematics learning achievement.

The method employed in this research was experimental method with One Group pre test – post test desaign. The population was in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 2010/ 2011, consisting of 7 students. Meanwhile the sample was not used in this research because all members of population become the subject of research (population research). Technique of collecting data used was a multiple choice objective test to measure the mathematical learning achievement. Technique of analizing data used was non-parametrical statistical analysis, Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS release 15 help.

The result of research shows that mean score of mathematics learning before given treatment (pretest) of 19,43 and after given treatment (posttest) of 23,14. From the result of data anlysis, it can be obtained the Z statistic probability value of 0,016 at significance level (α) 5% = 0,05, meaning that Ho is not

supported and Ha is supported.

Thus, the hypothesis stating that “The use of computer as an interavtive learning media on the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011” is proved. So, from this research, it can be concluded that the use of computer as an interavtive learning media affects significantly the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011.


(7)

commit to user

vii MOTTO

Sesungguhnya perumpamaan apa-apa yang Allah mengutusku dengannya berupa petunjuk dan ilmu, bagaikan hujan deras yang menimpa bumi. Maka, di antara

bumi ada yang baik, menyerap air dan menumbuhkan pepohonan kecil dan rerumputan yang banyak. Dan diantara bagian bumi, ada yang keras

(gersang), ia menyerap air. Allah pun memberikan manfaat kepada orang-orang dengannya....


(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Bapak dan ibu tercinta,

yang mendidik dan membesarkan dengan tulus dan penuh kasih sayang. Pengorbanan yang bapak dan ibu berikan tak terbalaskan oleh suatu apapun

Khoiril Anwar Udin. Engkau adalah semangat bagiku.

Herman dan teman-teman PLB FKIP UNS

Bersamamu, membangunkanku untuk menyelesaikan skripsi ini

Keluarga besar KSR PMI Unit UNS

Sharing di antara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas dan intelektualitas


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Solawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya.

Hambatan dan kesulitan tak lepas selama penyusunan skripsi ini, namun atas bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. A. Salim Choiri, M. Kes. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Pembimbing I yang telah memberikan ijin, bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dra. B. Sunarti, M. Pd. Pembimbing II yang telah memberikan ijin, semangat,

bimbingan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sudakiem, M. Pd. selaku Penasehat Akademik atas bimbingan dan nasehatnya.

6. Misdi, S. Pd. Kepala Sekolah SLB-B YRTRW Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Murtini, S. Pd. Guru kelas D4 yang telah memberi bantuan sehingga penuls dapat melaksanakan penelitian dengan baik

8. Bapak. Ibu dan kakak yang telah memberi dukungan baik moril maupun spirituil.

9. Herman Prahmono yang telah memberi semangat untukku dan memberikan media pembelajaran sehingga dapat mengerjakan skripsi dengan baik


(10)

commit to user

x

10.Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan di PLB FKIP UNS terima kasih untuk bantuan, semangat, saran, pengertian dan selalu mendukungku 11.Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah

mengganti yang lebih baik untuk semua doa dan bantuan kalian semua.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima dengan terbuka semua saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan.

Surakarta, 21 Maret 2011


(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ...v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Tinjauan tentang Anak Tunarungu ... 6

a. Pengetian Tunarungu ... 6

b. Klasifikasi Tunarungu ... 7

c. Penyebab Ketunarunguan ... 10

d. Karakteristik Anak Tunarungu ... 11

2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika... 15

a. Pengertian Belajar ... 15


(12)

commit to user

xii

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

d. Fungsi Prestasi Belajar ... 20

e. Pengertian Matematika ... 20

3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif ... 22

a. Komputer ... 22

b. Media Pembelajaran ... 27

c. Media Interaktif ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel ... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Validitas ... 42

2. Reliabilitas ... 43

D. Rancangan Penelitian ... 44

1. Metode yang Digunakan ... 44

2. Desain Penelitian ... 45

3. Variabel Penelitian ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Diskripsi Data Penelitian ... 49

B. Pengujian Hipotesis ... 54

C. Rangkuman untuk Pembuktian Hipotesis ... 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penyususunan Skripsi ... 38

Tabel 2. Kisi-Kisi Intrumen Prestasi Belajar Matematika ... 41

Tabel 3. Daftar Identitas Siswa Tunarungu Kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta ... 49

Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test ... 50

Tabel 5. Daftar Nilai Post-test ... 51

Tabel 6. Daftar Nilai Pre-test dan Post-test ... 53

Tabel 7. Perhitungan Analisis Nilai Pre-test dan Post-test ... 54

Tabel 8. Hasil Tes Statistik Prestasi Belajar Matematika ... 54

Tabel 9. Kesimpulan Hasil Penelitian ………... 55


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 2. Model Desain OneGroup Pre-test Post-Test………... 45

Gambar 3. Grafik Histogram Nilai Pre-test……….….. 51

Gambar 4. Grafik Histogram Nilai Post-test………... 52


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Prestasi Belajar Matematika ... 64

Lampiran 2. Data Try Out ... 71

Lampiran 3. Uji Validitas ... 72

Lampiran 4. Uji Reliabilitas ... 73

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 74

Lampiran 6. Instrumen Pre-Test dan Post-Test ... 80

Lampiran 7. Data Pre-Test dan Data Post-Test ... 86

Lampiran 8. Tabel Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 87

Lampiran 9. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 88

Lampiran 10. Surat Keputusan Dekan ... 89

Lampiran 11. Surat Ijin Try Out ... 90

Lampiran 12. Permohonan Ijin Try Out di SLB-B YAAT Surakarta ... 91

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ... 92

Lampiran 13. Permohonan Ijin Penelitian di SLB-B YRTRW Surakarta ... 93

Lampiran 14. Surat Keterangan Try Out ... 94


(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Murni Winarsih (2007: 23) tunarungu adalah seseorang yang kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian maupun seluruhnya sehingga ia tidak dapat menggunakan pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kemampuan bahasa sebagai alat komunikasi terganggu.

Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 13) terbatasnya kemampuan bahasa yang mengakibatkan daya abstraksi anak tunarungu sering dikatakan kurang jika dibandingkan anak normal. Jika kemampuan bahasa anak tunarungu ditambah maka kemampuan mengabstrasikan juga akan meningkat. Ketunarunguan seseorang dapat menghambat perkembangan bahasa sehingga mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan orang mendengar, hal ini berpengaruh pada proses pendidikan, khususnya mengalami kesulitan dalam prestasi akademik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah tingkat intelegensi seseorang. Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, rata-rata, dan rendah. Perkembangan intelegensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa sehingga perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama dengan cepatnya dengan anak normal lainnya.

Rendahnya tingkat presatasi akademik anak tunarungu bukan karena kemampuan intelektual yang rendah (terbelakang mental), tetapi disebabkan karena intelegensinya tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan maksimal. Akan tetapi untuk aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang dengan baik.

Menurut Parwoto (2007: 125) matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur abstrak karena penelaahan bentuk-bentuk dalam matematika membawa matematika itu ke dalam struktur-struktur abstrak. Pengetahuan matematika


(17)

commit to user

2

merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bagi peserta didik, terlebih bagi peserta didik tunarungu yang daya abstraksinya rendah.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak.

Dalam pembelajaran matematika yang abstrak peserta didik khususnya anak tunarungu memerlukan media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami oleh peserta didik.

Penyampaian materi akan lebih tercapai dan lebih dimengerti jika disertai media. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah merupakan hal yang abstrak bagi anak tunarungu, media sangat penting sebagai stimulus untuk merangsang kemampuan dan motivasi serta menjadikan matematika menjadi mata pelajaran yang lebih konkrit.

Media pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar, dan prestasi belajar akan kurang maksimal jika tidak menggunakan media pendidikan yang diperlukan. Dengan demikian guru membutuhkan suatu media pendidikan dalam proses belajar mengajar supaya materi dapat dimengerti oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar, matematika merupakan suatu pengajaran yang memerlukan media pembelajaran dalam penyampaiannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta. Karena media ini disajikan dengan kontrol yang meminta pebelajar mempraktekan ketrampilan dan menerima balikan serta memberi kesempatan kepada pebelajar untuk memberi respons aktif.

Pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan belajar siswa. Komputer sebagai media pembelajaran interaktif juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat terlibat


(18)

commit to user

3

langsung dalam pembelajaran, peserta didik juga bisa memperoleh balikan sehingga dapat mewujudkan iklim pembelajaran yang baik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Parwoto (2007: 127) ”Program komputer itu sendiri dapat memberikan pengaruh pada motivasi bermain anak”. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley dan Stephen B. Richard (2009: 275) yang mengemukakan teknologi komputer dapat digunakan untuk mendukung secara langsung pembelajaran peserta didik. Penggunaan komputer menurut Paul G. Geisert dan Mynga K. Futrell (1995: 3) dapat membantu guru dalam membentuk pembelajaran yang efektif, guru juga dapat melakukaan pekerjaannya lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran sehingga sulit menerima materi pelajaran khususnya mata pelajaran matematika yang sifatnya abstrak jika dalam penyampaiannya secara verbal, sedangkan daya abstraksi anak tunarungu rendah.

Dengan demikian komputer sebagai media pembelajaran interaktif diharapkan dapat memaksimalkan anak dalam menangkap materi pelajaran. Dari penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul ”Pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.

B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan anak tunarungu untuk menerima pelajaran kurang maksimal sebagaimana anak normal

2. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak 3. Anak tunarungu mempunyai daya abstraksi yang rendah

4. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi mereka cenderung rendah.


(19)

commit to user

4

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak

2. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi mereka cenderung rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat penulis rumuskan:

“Apakah penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika ini, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memperkaya pengetahuan mengenai media pendidikan, khususnya media pembelajaran interaktif

b. Dapat memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya sesuai dengan kondisi peserta didik.


(20)

commit to user

5 2. Manfaat Praktis

Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif siswa menjadi lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan karena komputer dapat menampilkan berbagai macam warna dan gambar yang dapat digerakkan.


(21)

commit to user

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan tentang Tunarungu a. Pengertian Tunarungu

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan “rungu” yang artinya pendengaran. Jadi anak tunarungu adalah anak yang kurang mampu mendengar atau tidak mampu mendengar suara. Tunarungu merupakan keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat yang mengakibatkan gangguan pada komunikasi walaupun sudah menggunakan alat bantu dengar tetapi tetap memerlukan layanan pendidikan khusus.

Menurut Donald F. Morees dalam Murni Winarsih (2007: 22) “Tunarungu adalah istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran baik menggunakan alat bantu maupun tidak menggunakan alat bantu”. Mega Iswari (2007: 57) menyatakan istilah tunarungu ditujukan pada anak yang kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian yang disebut kurang dengar maupun seluruhnya yang disebut tuli.

Deafness means a hearing impairment that is so severe the child is impaired in processing linguistic information through hearing, with or without amplification, and that adversely affects a child’s educational performance. Hearing impairment means an impairment in hearing, whether permanent or

fluctuating, that adversely affects a child’s educational performance but that

isnot included under the definition of deafness.(Iindividual’s with Disabilities Education Act of 2004 [IDEA 04] dalam Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley, dan Stephen B. Richards, 2009: 256)

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa tuli adalah suatu gangguan pendengaran yang sangat berat yang dapat menghambat proses pemerolehan bahasa dan informasi dengan atau tanpa alat bantu dengar sehingga berdampak kurang baik dalam penyelenggaraan pendidikannya. Sedangkan kurang dengar adalah gangguan dalam mendengar yang bersifat menetap atau


(22)

commit to user

7

tidak menetap yang juga berdampak pada pendidikannya akan tetapi tidak termasuk dalam golongan orang tuli.

Mohammad Effendi (2006, 57) mengemukakan bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan gangguan atau kerusakan satu atau lebih organ telinga dalam proses pendengarannya sehingga organ tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tunarungu adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam pendengarannya baik sebagain atau seluruhnya dengan menggunakan atau tanpa alat bantu dengar yang mengakibatkan gangguan pemerolehan bahasa dan informasi sehingga proses pendidikannya juga terganggu tidak sebagaimana mestinya anak normal lainnya yang tidak mengalami gangguan pendengaran.

b. Klasifikasi Tunarungu

Derajat ketunarunguan seseorang sangat bervariasi, oleh sebab itu ada klasifikasi tunarungu diperlukan untuk layanan pendidikan. Klasifikasi menurut Boothroyd dalam Murni Winarsih (2007: 23) antara lain:

1) Kelompok I : kehilangan 15-30 dB, mild hearing atau ketunarunguan ringan, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia masih normal.

2) Kelompok II : kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses/ ketunarunguan sedang, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia hanya sebagian.

3) Kelompok III : kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses/ ketunarunguan berat, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada.

4) Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses/ ketunarunguan sangat berat, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali.


(23)

commit to user

8

5) Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses/ ketunarunguan total, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali.

Sedangkan klasifikasi menurut Samuel A. Kirk dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 29) adalah:

1) 0 Db : menunjukkan pendengaran yang optimal

2) 0 – 26 dB : menunjukkan seseorang yang masih mempunyai pendengarann yang normal

3) Tunarungu ringan (27 – 40 dB) : mempunyai kesulitan mendengar bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara

4) Tunarungu sedang (41 – 55 dB) : mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara 5) Tunarungu agak berat (56 – 70 dB) : hanya bisa mendengar suara dari

jarak yang dekat, masih mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara yang khusus

6) Tunarungu berat (71 – 90 dB) : hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, masih mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara yang khusus

7) Tunarungu sangat berat (91 dB ke atas) : mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak tergantung pada penglihatan daraipada pendengaran untuk proses menerima informasi, dan yang bersangkutan dianggap tuli


(24)

commit to user

9

Sedangkan klasifikasi menurut Ronald L. Taylor, dkk (2009: 257) adalah sebagai berikut:

1) 20 – 40 dB : mild hearing loss (tunarungu ringan) 2) 41 – 60 dB : moderate hearing loss (tunarungu sedang) 3) 61 – 80 dB : severe hearing loss (tunarungu berat)

4) 81 dB ke atas : profound hearing loss (tunarungu sangat berat)

Sharon Vaughn, Candace S. Bos, dan Jeanne Shay Schum (2002: 258) mengemukakan orang yang memiliki pendengaran normal jika mempunyai kemampuan mendengar antara 0-15 dB. Akan tetapi orang yang termasuk ke dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar ringan dan sedang maka orang tersebut masih mempunyai kemampuan mendengar yang kecil atau dikatakan orang yang kurang dengar. Sedangkan seseorang yang termasuk ke dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar berat dan sangat berat maka seseorang tersebut dapat dikatakan orang tuli.

Dari beberapa pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tunarungu mempunyai beberapa klasifikasi, tergantung dari kemampuan mendengar yang dimiliki seseorang. Klasifikasi tersebut antara lain:

1) Hard of hearing, terdiri dari:

a) Slight hearing losses (15- 30 dB): memiliki kemampuan mendengar yang baik

b) Mild hearing losses (31- 40 dB): mampu memahami percakapan biasa dari jarak dekat

c) Moderate hearing losses (41- 60 dB): mampu memahami percakapan keras dari jarak dekat

2) Deaf, terdiri dari:

a) Severe hearing losses (61- 90 dB): daya tangkap terhadap suara cakapan hanya sebagian

b) Profound hearing losses (91- 120 dB): daya tangkap terhadap suara cakapan tidak ada

c) Total hearing losses (120 dB ke atas): daya tangkap terhadap suara cakapan tidak ada sama sekali, hanya dapat membaca bibir.


(25)

commit to user

10 c. Penyebab Ketunarunguan

Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tunarungu, akan tetapi penyebab khusus ketunarunguan yang dialami oleh seseorang sering tidak dapat teridentifikasi. Menurut Murni Winarsih (2007: 28-29) mengelompokkan penyebab ketunarunguan menjadi:

1) Faktor dari dalam diri anak, meliputi:

a) Keturunan dari salah satu atau kedua orang tua

b) Ibu menderita campak Jerman (rubella) ketika sedang mengandung c) Ibu menderita keracunan darah (toxaminia) ketika sedang mengandung 2) Faktor dari luar diri anak, meliputi:

a) Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan b) Meningitis atauRadang Selaput Otak

c) Otitis media (Radang telinga bagian tengah)

d) Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran

Sedangkan Mohammad Effendi (2006: 65-69) mengelompokkan penyebab ketunarunguan berdasarkan waktu terjadinya ketunarunguan, yaitu: 1) Ketunarunguan sebelum lahir yaitu terjadinya tunarungu ketika anak

belum lahir atu masih berada dalam kandungan, kedaan yang mnyebabkan hal ini terjadi antara lain:

a) Keturunan (hereditas)

b) Penyakit cacar air Jerman (maternal rubella) c) Terlalu banyak menggunakan antibiotika d) Ibu menderita keracunan pada darahnya

2) Ketunarunguan saat lahir yaitu terjadinya tunarungu karena proses kelahiran yang tidak semestinya, seperti:

a) Bayi lahir terlalu dini (prematur)

b) Ketidakcocokan antara darah ibu dengan darah anak c) Proses kelahiran yang menggunakan alat bantu

3) Ketunarunguan setelah lahir yaitu terjadi tunarungu setelah anak dilahirkan, antara lain:


(26)

commit to user

11 a) Radang selaput otak

b) Setelah anak lahir terserang penyakit campak (measles), stuip, thypus, influenza, dan lain-lain

c) Otitis media kronis.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunarungu adalah antara lain:

1) Keturunan (anak yang mengalami ketunarunguan karena di antara anggota keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan)

2) Campak Jerman (rubella) yang diderita ibu ketika sedang mengandung anaknya

3) Ketika masih dalam kandungan, ibu terlalu banyak menggunakan antibiotik

4) Ibu menderita toxaminia ketika mengandung anaknya sehingga menyebabkan kerusakan plasenta atau janinnya

5) Pada saat dilahirkan anak mengalami infeksi 6) Anak menderita radang selaput otak

7) Telinga anak bagian tengah mengalami kerusakan 8) Bayi lahir prematur

9) Rhesus antara anak dengan ibu tidak cocok

10)Anak menderita penyakit seperti (campak, stuip, typus, dll) atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan organ pendengaran.

d. Karakteristik Anak Tunarungu

Secara fisik karakteristik anak tunarungu tidak nampak jelas jika dibandingkan dengan ketunaan yang lain karena secara sepintas mereka terlihat tidak mengalami kelainan. Akan tetapi anak tunarungu mempunyai karakteristik yang khas sebagai akibat dari ketunarunguannya tersebut.

Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 34-39) melihat karakterisik anak tunarungu dari beberapa segi:


(27)

commit to user

12 1) Karakteristik dalam segi intelegensi

Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, rata-rata dan rendah sama seperti halnya anak normal. Akan tetapi intelegensi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu. Dengan demikian perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya.

2) Karakteristik bahasa dan bicara

Kemampuan bahasa dan bicara anak tunarungu jauh berbeda dengan kemampuan bahasa dan bicara anak normal. Hal itu disebabkan karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus. Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Akibat ketidakmampuannya untuk mendengar dibanding dengan anak normal sebayanya, maka perkembangan bahasa anak tunarungu tertinggal jauh.

3) Karakteristik dalam segi emosi dan sosial

Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian untuk menuju dewasa. Hal tersebut menimbulkan efek negatif bagi anak tunarungu, seperti:

a) Egosentrisme melebihi anak normal

Karena anak tunarungu mengalami hambatan dalam pendengarannya maka mereka lebih menggunakan penglihatannya dalam pengamatan, maka anak tunarungu mempunyai sifat ingin tahu yang besar yang seolah-olah mereka selalu ingin melihat, hal itu dapat meningkatkan sifat egosentrisme mereka, bahkan mereka ingin memilikinya, dan bisa terjadi ia langsung merebutnya dari tangan orang lain.


(28)

commit to user

13

b) Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang luas

Anak tunarungu sering merasa tidak menguasai keadaan yang diakibatkan oleh pendengaran yang mengalami gangguan, maka ia sering merasa takut dan khawatir.

c) Ketergantungan terhadap orang lain

Sikap ketergantungan anak tunarungu menunjukkan bahwa ia putus asa dan ingin mencari bantuan.

d) Perhatian sukar dialihkan

Keterbatasan bahasa menyebabkan keterbatasan berpikir seseorang, pikiran anak tunarungu terpaku pada hal yang konkrit, seluruh perhatiannya tertuju pada sesuatu dan sulit untuk melepaskannya karena ia tidak mempunyai kemampuan lain. Sehingga jalan pikiran anak tunarungu sulit untuk berpindah ke hal lain yang belum nyata.

e) Pada umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tidak banyak masalah

Kemiskinan dalam bahasa mengakibatkan anak tunarungu dengan mudah meyampaiakan perasaan dan apa yang ada dalam pikirannya tanpa memandang segi-segi yang akan menghalanginya. f) Mudah marah dan mudah tersinggung

Anak tunarungu sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan dan apa yang dipikirkan serta kesulitan memahami apa yang disampaikan orang lain, maka hal tersebut diwujudkan dengan kemarahan.

Dilihat dari pengaruh hilangnya kemampuan mendengar terhadap perkembangan anak tunarungu, Mega Iswari (2007: 61-63) menjelaskan karakteristik anak tunarungu dari segi:

1) Karakteristik intelegensi

Anak tunarungu sering menunjukkan prestasi akdemik yang rendah, hal tersebut bukan disebabkan karena anak tunarungu mengalami


(29)

commit to user

14

kecerdasan di bawah rata-rata akan tetapi disebabkan karena kesulitan memahami bahasa dan informasi yang diterimanya

2) Karakteristik dalam segi bahasa

Anak tunarungu sangat bermasalah dalam berbahasa, mereka mengalami kesulitan memahami kalimat.

3) Prestasi akademik

Anak tunarungu mengalami hambatan dalam bahasa sehingga menjadi kendala dalam memahami mata pelajaran, maka anak tunarungu mempunyai prestasi akademik yang rendah.

4) Penyesuaian sosial pribadi

Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami norma-norma yang berlaku di lingkungannya. Oleh sebab itu anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri.

Dari penjelasan karakteristik di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara fisik anak yang mengalami ketunarunguan terlihat seperti anak normal yang mampu mendengar pada umumnya. Untuk lebih mudah memahami karakteristik anak tunarungu maka karakteristik anak tunarungu dapat dibagi menjadi beberapa segi yaitu:

1) Karakteristik dalam segi intelegensi

Perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu.

2) Karakteristik bahasa dan bicara

Karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus.


(30)

commit to user

15 3) Karakteristik dalam segi emosi

Anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri. Selain itu juga anak tunarungu sering menggantungkan dirinya kepada orang lain, mudah marah dan tersinggung, jika ia sudah punya perhatian terhadap sesuatu maka perhatiannya tersebut sukar dialihkan, rasa takut jika berada pada lingkungan yang luas sering menghantui anak tunarungu dan kebanyakan dari mereka mempunyai sikap yang polos sederhana dan tidak merasa banyak masalah.

4) Penyesuaian sosial pribadi

Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepridian untuk menuju dewasa. Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami norma-norma yang berlaku di lingkungannya.

2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Belajar

Sebelum membahas tentang prestasi belajar, terlebih dahulu membahas tentang pengertian belajar, belajar merupakan proses perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk berubah menjadi baik, dan dari yang tidak dapat menjadi dapat. Para pakar pendidikan telah mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian perbedaan pengertian tersebut selalu mengacu pada satu prinsip yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.

Mulyati (2009: 5) mengemukakan bahwa ”Belajar merupakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan melalui


(31)

commit to user

16

latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan”. Menurut Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda (2002: 6) “Learning is

development of new knowledge, skills or attitude as individual interacts with

information and the environment”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa belajar adalah pemerolehan pengetahuan yang baru, ketrampilan dan tingkah laku sehingga pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku tersebut berkembang ke arah positif sebagai hasil dari interaksinya dengan informasi yang diperoleh dan dengan lingkungannya.

Menurut M. Sobry Sutikno dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2009: 5) ”Belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Dalam konteks sekolah belajar merupakan usaha yang dilakukan siswa untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang belum pernah ia dapatkan secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya setelah berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan belajar menurut Mahmud (2010: 61) “Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.”

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah modifikasi kelakuan secara sadar melalui pengalaman yang berupa stimulus dan respon yang bersifat mekanisme yang bertujuan untuk membangun pemahaman, pengetahuan, ketrampilam, kecakapan, sikap dan tingkah laku serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.

b. Prestasi Belajar

Prestasi dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tujuan dari suatu kegiatan yaitu belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang berarti hasil usaha. Menurut Lanawati dalam Reni Akbar dan Hawadi (2004: 169) “Prestasi belajar adalah hasil


(32)

commit to user

17

penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapakan”.

Munawir Yusuf dan Edi Legowo (2006: 10) menyatakan bahwa “Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan out put dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar dalam bidang pendidikan di sekolah biasanya dinyatakan dengan angka. Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar ini selanjutnya disebut hasil belajar atau prestasi belajar”. Sedangkan menurut Ign. Masidjo (2010: 40) “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dan merupakan kemampuan yang sungguh-sungguh aktual diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran sebagai hasil dari pengukuran”.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Dengan tercapainya tujuan instruksional tersebut maka dapat dikatakan siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional mempunyai prestasi belajar. Singgih Gunarsa (1995: 40) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil dari pengukuran”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah output dari kegiatan belajar yang dapat menentukan tingkat kecakapan melalui penilaian dari pendidik sesuai dengan isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa dengan membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem penilaian yang telah dicapai yang berupa angka.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang merupakan hasil proses belajar dari setiap individu diperoleh tidak sama oleh individu-individu tersebut, keadaan tersebut dikarenakan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Miranda, Winkel, dan Santrock dalam Reni Akbar dan Hawadi (2004:


(33)

commit to user

18

167-168), menyatakan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

1) Faktor yang ada pada siswa, yaitu: (a) taraf intelegensi

(b) bakat khusus

(c) taraf pengetahuan yang dimiliki (d) taraf kemampuan berbahasa (e) taraf organisasi kognitif (f) motivasi

(g) kepribadian (h) perasaan (i) sikap (j) minat (k) konsep diri

(l) kondisi fisik dan psikis

2) Faktor-faktor yang ada pada keluarga (a) hubungan antar orang tua

(b) hubungan orang tua dengan anak (c) jenis pola asuh

(d) keadaan sosial ekonomi keluarga 3) Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah

(a) guru: kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, ketrampilan didaktik guru, gaya mengajar guru

(b) kurikulum

(c) organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah (d) keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan (e) lokasi gedung sekolah

4) Fator-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas (a) keadaan sosial, politik, dan ekonomi


(34)

commit to user

19

Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abdul Hadits dan Nurhayati (2010: 101) yaitu:

1) Faktor internal, yang meliputi:

(a) Psikologis, meliputi: bakat, intelegensi, sikap, perhatian, pikiran, persepsi, pengamatan, minat, motivasi

(b) Sosiologis yang meliputi kemampuan guru dan siswa dalam melakukan interaksi sosial dan komunikasi sosial baik guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru ataupun kepala sekolah (c) Fisiologis yang ada pada siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai

pembelajar 2) Faktor eksternal,

(a) Masukan lingkungan (b) Masukan peralatan

(c) Masukan eksternal lainnya

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 50-51) antara lain:

1) Faktor dari dalam diri anak: menyangkut kemampuan, motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik psikis

2) Faktor dari luar (lingkungan) yang menyangkut kualitas pengajaran

3) Pendekatan belajar yaitu upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.


(35)

commit to user

20 d. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, peranannya sangat penting untuk memantau perkembangan peserta didik dalam mengikuti proses belajar pembelajaran. Dengan diketahuinya prestasi peserta didik, maka pendidik akan lebih mudah memberikan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990: 3-4) antara lain:

1) Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik

2) Prestasi belajar digunakan sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu 3) Prestasi belajar digunakan sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan, menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

4) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator intern dan ekstern dari intitusi pendidik atau indikator keberhasilan kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat

5) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator terhadap daya tangkap (kecerdasan) siswa.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui cara mengajar guru sudah sesuai atau belum serta dengan mengetahui prestasi belajar siswa maka dapat diketahui sejauh mana peserta didik dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru.

e. Pengertian Matematika

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah, baik itu sekolah dasar sampai sekolah tingkat lanjut. Matematika bukanlah ilmu, akan tetapi pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif dan dari cara bernalar. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sehingga akibat logis dari kebenaran sebelumnya


(36)

commit to user

21

sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Matematika berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yang

berarti sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, dan berasal dari kata “mathematikos” yang berarti suka belajar. Menurut Zamzaili dalam Parwoto

(2007: 176) matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep bilangan dan ruang. Tugas matematika adalah menentukan hubungan- hubungan di alam dan menganalisis pola-pola nyata sehingga pola-pola itu dapat dikenal dan muncul. Sedangkan menurut Anonymous dan Smith dalam Nzekwe Excel (2009) dalam www.cimt.plymouth.ac.uk. menyatakan bahwa “Mathematics is a subject that has shown it have significant impact on different matters and subject areas”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui

bahawa matematika adalah sebuah materi yang dapat menunjukkan perubahan yang signifikan pada masalah dan area subyek yang berbeda.

Sedangkan menurut Russefendi dalam Heruman (2007: 1) “Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil”. Budi Manfaat (2010: 147) juga mengemukakan pendapatnya tentang matematika adalah suatu kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai hirarki antara satu konsep dengan konsep yang lain, satu konsep tersebut dengan konsep yang lain saling berhubungan.

Johnson dan Myklebust sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurrohman (2003: 252) mengemukakan bahwa “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahakan berpikir.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep bilangan dan ruang yang merupakan bahasa simbolis serta ilmu deduktif untuk mengekspresikan


(37)

commit to user

22

hubungan kuantitatif yang urut dengan alur logika yang jelas terstruktur secara sistematis sehingga dapat memungkinkan manusia dapat memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitatif.

3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif a. Komputer

1) Pengertian Komputer

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut manusia untuk berpikir lebih kreatif. Munculnya komputer merupakan akibat dari kekreatifan manusia untuk memunculkan alat yang dapat membantu pekerjaan manusia dengan cepat, tepat dengan cara efektif dan efisien.

Komputer berasal bahasa latin “Computare” yang berarti menghitung (to compute atau reckon). Berdasarkan sifatnya Daryanto (2007: 11) mengemukakan “Kompuer adalah peralatan elektronik yang bekerja secara koordinatif dan integratif berdasar program, dapat menerima masukan berupa data, mengolahnya dalam memori dan menampilkan hasil berupa informasi. Andrew S. Tanenbaum (2001: 2) mengemukakan bahwa “Komputer adalah mesin yang dapat memecahkan berbagai masalah bagi manusia dengan memberikan instruksi-instruksi kepada mesin itu”. Menurut Donald H. Sanders dalam Jogiyanto Hartono (2004: 1) “Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan

output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program tersimpan di memori”.

Carl Hamacer, Zvonko Vranesic, dan Safwat Zaky (2004: 3) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komputer adalah mesin hitung elektronik cepat yang menerima informasi input terdigitalisasi, mengolahnya sesuai dengan daftar instruksi yang tersimpan secara internal dan memberikan informasi output hasil. Kemudian pengertian komputer menurut Hasyim Mulyono (2010: 1) adalah “Seperangkat alat elektronik


(38)

commit to user

23

yang terdiri atas peralatan input, alat yang mengolah input, dan peralatan

outputyang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis”.

Kemudian Azhar Arsyad (2005: 53) juga menjelaskan penngertian kompuer adalah “Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer adalah mesin elektronik yang dapat memecahkan masalah dari instruksi-instruksi yang ada dengan cepat, tepat yang cara kerjanya dirancang dan diorganisasikan secara koordinatif dan integratif berdasarkan program secara otomatis menerima input berupa data, kemudian memproses dan mengolah data tersebut, sehingga menghasilkan

output berupa informasi. Dari penjelasan pengertian komputer maka dapat dilihat bahwa komputer mempunyai empat komponen yaitu input data, prosesor yang merupakan unit untuk memproses input, memori untuk tempat menyimpan data yang akan diolah, serta output.

2) Kelebihan Pengguaan Komputer

Secara umum penggunaan komputer dalam segala hal mepunyai kelebihan. Kelebihan komputer secara umum menurut Daryanto (2007: 12) antara lain:

a) Dapat mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan tepat b) Komputer tidak mengenal lelah

c) Komputer dapat menyimpan dan mengolah data dalam jumlah banyak dan dapat diolah kembali.

Sedangkan kelebihan komputer untuk media pembelajaran menurut Heinick dalam Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri (2010: 119) antara lain: a) Memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan dan

kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan


(39)

commit to user

24

b) Pebelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktifitas belajar

c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pengguna

d) Komputer dapat dibuat program memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberi penguatan terhadap prestasi belajar

e) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik f) Dapat meningkatkan hasil belajar.

Kelebihan pemakaian komputer dalam proses pembelajaran menurut Ardan Sirodjuddin (2010) dalam www.ardansirodjuddin.

blogspot.com antara lain:

a) Pembelajaran berbantuan komputer bila dirancang dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran

b) Meningkatkan motivasi belajar siswa

c) Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa

d) Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung

e) Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh

Azhar Arsyad (2005: 54-55) menyebutkan kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan pembelajaran antara lain:

a) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran

b) Komputer dapat merangsang siswa untuk melakukan latihan c) Komputer dapat menyesuaikan tingkat kecepatan belajar siswa

d) Komputer dapat merekam aktivitas penggunaan media pembelajaran sehingga dapat memantau perkembangan setiap siswa

e) Dapat berhubungan dan mengendalikan alat lain.

Sedangkan kelebihan komputer sebagai media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 177) antara lain:

a) Komputer memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya


(40)

commit to user

25

c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan, karena mempunyai kapasitas memori yang tinggi

d) Menciptakan iklim belajar yang efektif

e) Komputer dapat diprogram memberikan umpan balik, skor hasil secara otomatis, saran untuk melakukan kegiatan belajar tertentu

f) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik serta dapat menyampaikan informasi dengan realisme tinggi

g) Komputer dapat meningkatkan hasil belajar

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer yang digunakan untuk tujuan pembelajaran khususnya komputer yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai keistimewaan yang dapat membantu guru menyediakan media pembelajaran dan mendorong siswa untuk lebih agresif dalam proses pembelajaran. Komputer juga dapat menyesuaiakan kecepatan belajar siswa dengan dapat menampilkan kembali informasi yang ada pada komputer sehingga dapat dilakukan secara individual sehingga dapat mengetahui perkembangan masing-masing individu.

3) Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, komputer menjadi salah satu alternatif media yang digunakan untuk pendidik dalam menyampaikan materinya. Komputer dewasa ini mempunyai kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, sehingga akan lebih efektif dan maksimal jika digunakan untuk pembelajaran.

Giovannina Albano, Ciro D’ Apice, Rosanna Manzo (2009) dalam

www.cimt.plymouth.ac.uk. menjelaskan bahwa komputer dapat digunakan sebagai alat pelengkap untuk pembelajaran sebagaimana baiknya media pembelajaran yang lainnya, komputer juga dapat menjelaskan materi dalam bentuk interaktif dan lebih mudah diterima oleh pebelajar untuk


(41)

commit to user

26

mencari penjelasan lebih jauh dibandingkan dengan penjelasan secara tradisional dengan menggunakan buku teks.

Penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut Donald H. Anderson (1987: 206) dapat merangsang tiga aspek antara lain:

a) Kognitif

Komputer yang menggunakan bermacam-macam tipe terminal dapat mengontrol interaksi pengajaran mandiri. Digabungkan dengan media lain komputer dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan atau diskriminasi dari stimulus visual dan stimulus audio yang relevan. Kemampuan komputer untuk kegiatan pengajaran individual terutama didasarkan pada pengembangan dan keterbatasan media yang digunakan.

b) Psikomotor

Bila digunakan dengan peralatan yang disimulasikan komputer merupakan alat yang sangat bagus untuk menciptakan kondisi dunia yang sebenarnya.

c) Afektif

Digunakan untuk mengontrol bahan-bahan film dan video

Sedangkan penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut Daryanto (2010: 149) adalah:

a) Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep, aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.

b) Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk game dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.


(42)

commit to user

27 c) Afektif

Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/ afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer dalam pembelajaran dapat mengubah pembelajaran lebih interaktif dan mudah diterima oleh pembelajar karena dapat menggugah perasaan melalui klip suara atau video yang ditayangkan. Komputer juga dapat melatih pebelajar untuk dapat merasakan dunia yang sebenarnya dan dapat menjadi bekal untuk dunia kerjanya kelak.

b. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan jamak dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Menurut Bovee dalam Hujair AH Sanaky (2009: 3) mengemukakan ”Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan”. Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaiakan pesan pembelajaran. Sedangkan media menurut Arif S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito (2007: 17) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Kemudian disambung dengan pendapat Sri Anitah (2008: 1) ”Media pemebelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan”. Sedangkan menurut Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri. (2010: 116) Media merupakan alat yang memungkinkan anak muda untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam waktu lama


(43)

commit to user

28

dibandingkan dengan penyampaian materi dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu.

Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) menambahkan bahwa ”Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan”. Media pembelajaran menurut David Buckingham (2008: 4-5) adalah sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dalam belajar dan pembelajaran, sesuatu tersebut tidak hanya yang dicetak tetapi juga sesuatu yang menggunakan sistem simbol dari gambar dan suara sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi aktif.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sesuatau yang dapat digunakan sebagai alat perantara dan alat pembantu untuk menyampaikan informasi dalam pengajaran dari pembelajar kepada pebelajar sehingga pebelajar dapat menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mengakibatkan pebelajar dapat mengingat informasi tersebut dalam waktu lama jika dibandingkan dengan penyampaian materi yang tanpa menggunakan media pembelajaran.

2) Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Jika dilihat dari sudut pandang yang luas media pembelajaran tidak hanya sekedar papan tulis, buku maupun alat tulis yang lainnya. Hujair AH. Sanaky (2009: 40) membagi jenis media pembelajaran menjadi 3, yaitu: a. Berdasarkan aspek bentuk fisik, terdiri:

(1) Media elektronik seperti: televisi, komputer, film, radio, VCD, DVD, LCD, internet

(2) Media non-elektronik seperti: buku, hand out, modul, diktat, media grafis, alat peraga


(44)

commit to user

29

b. Berdasarkan aspek panca indra, seperti: (1) Media audio (dengar)

(2) Media visual (melihat)

(3) Media audio-visual (dengar- melihat)

c. Berdasarkan aspek alat dan bahan yang digunakan

(1) Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan

(2) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi

Sedangkan pengelompokan media pembelajaran menurut Scrahman dalam Daryanto (2010: 17) yaitu:

a) Liputan luas dan serempak seperti: TV, radio, dan facsimile

b) Liputan terbatas pada ruangan seperti: film, vidio, slide, poster, audio tape

c) Media untuk belajar individual seperti: buku, modul, program belajar dengan komputer dan telepon.

Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi menurut Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad (2005: 33-34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir.

a) Media tradisional, terdiri

(1) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi opaque,

proyeksi overhead, slides, filmstrip

(2) Visual yang tidak diproyeksikan, meliputi: gambar, poster, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu

(3) Audio, meliputi: rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge

(4) Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape), multi-image

(5) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televisi, video (6) Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terprogram, workbook,

majalah ilmiah, lembaran lepas (hand out)


(45)

commit to user

30

(8) Realia, meliputi: model, contoh (specimen), manipulatif (peta, boneka)

b) Media teknologi mutakhir, terdiri:

(1) Media berbasis telekomunikasi, meliputi: telekonferen, kuliah jarak jauh

(2) Media berbasis mikroprosesor, meliputi: computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif,

hypermedia, compact (video) disc.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa jenis media pembelajaran banyak sekali jenisnya jika dilihat dari beberapa segi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa jenis media pembelajaran antara lain: a) Media audio, meliputi: radio audio tape, rekaman piringan, pita kaset,

reel, cartridge

b) Media visual, terdiri: media visual, meliputi: buku, hand out, modul, diktat, media grafis, alat peraga, facsimile, slide, poster proyeksi

opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrip, poster, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah

c) Media audio-visual, meliputi: televisi, film, komputer, slide plus suara, VCD, DVD

3) Kriteria Pemilihan Media

Ada bermacam-macam jenis media, oleh sebab itu tidak semua media pembelajaran dapat digunakan untuk suatu penyampaian materi pelajaran. Dengan demikian, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) antara lain:

a) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan b) Ketepatgunaan untuk hasil dan pencapaian akademik

c) Melihat keadaan siswa dan tidak tergantung dari beda individual antar siswa


(46)

commit to user

31

d) Tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru e) Ada keseimbangan antara biaya yang digunakan untuk membuat media

dengan hasil yang dicapai.

Kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 6) harus sesuai dengan:

a) Tujuan pengajaran b) Bahan pelajaran c) Metode mengajar

d) Tersedia alat yang dibutuhkan e) Pribadi mengajar

f) Minat dan kemampuan pembelajar g) Situasi pengajaran yang berlangsung

h) Keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, metode, dan kondisi pembelajar.

Sedangkan kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Arif S. Sadiman, dkk (2007: 85-86) yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan; tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan; ketersediaan sumber setempat; ada dana, tenaga, fasilitas untuk memproduksinya; keluwesan, kepraktisan dan ketahanan dalam waktu yang lama; efektifitas biaya dalam jangka panjang.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran di kelas supaya efektif dan efisien maka ada beberapa hal yang menjadi kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu adanya keterkaitan antara tujuan pengajaran, metode pembelajaran, kondisi pebelajar dan kondisi pembelajar. Selain itu juga harus memperhatikan ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas untuk pengadaanya, keawetan dan ketahanannya, serta juga harus memperhatikan keseimbangan antara penggunaan media pembelajaran dengan hasil didapat.


(47)

commit to user

32 4) Kegunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan motivasi keinginan dan minat yang baru, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi pelajaran pada saat itu.

Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2007: 17-18) kegunaan media pembelajaran dalam pembelajaran adalah:

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indra

c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik

d) Mengatasi keunikan setiap siswa dan perbedaan pengalaman siswa Sedangkan kegunaan media pembelajaran menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 27-28) antara laian:

a) Sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah di desain oleh guru

b) Memperjelas pesan supaya tidak terlalu bersifat verbal

c) Dapat membangkitkan: minat baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa

d) Membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan

e) Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksilbilitas dalam penyampaian pesan

f) Sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri.

Kegunaan media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009:5) antara lain:

a) Meningkatkan motivasi pebelajar


(48)

commit to user

33

c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pebelajar untuk belajar

d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pebelajar untuk belajar

e) Merangsang pebelajar untuk berpikir dan beranalisis f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan

g) Pebelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat dilihat mengenai manfaat dan fungsi media pembelajaran tidak jauh berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah sebagai jembatan penghubung pesan dari pembelajar kepada pebelajar, sehingga apa yang ingin disampaikan oleh pembelajar dapat tersampaikan melalui media tersebut dengan mudah, cepat dan tepat, sedangkan pebelajar pun juga dapat menerima dan memahami dengan baik.

c. Media Interaktif

1) Pengertian Media Interaktif

Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

Menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 56) media interaktif adalah media presentasi yang menggunakan satu komputer untuk satu orang, maka diperlukan untuk kontrol dengan keybord, mouse atau alat input lainnya sehingga user dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.

Sri Anitah (2010: 59) mengemukakan bahwa media interaktif adalah media berbasis komputer dengan sistem penyajian pelajaran visual, suara dan tulisan yang meminta pebelajar mempraktekkan ketrampilan dan


(49)

commit to user

34

menerima balikan serta memberi respon aktif sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik.

Niken Ariani dan Dany Haryanto (2010: 33) menyatakan “Media interaktif adalah suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang ingin dipelajari untuk proses selanjutnya.” Sedangkan media interaktif menurut Daryanto (2010: 51) adalah suatu media pembelajaran yang disertai dengan sistem kontrol sehingga pengguna dapat mengopresikannya sesuai dengan yang dikehendakinya untuk proses selanjutnya.

Pengertian media interaktif menurut Azhar Arsyad (2005: 36) adalah “Suatu sistem penyampaian pelajaran dimana materi disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat gambar dan video, tetapi juga memberikan respon aktif , dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media interaktif adalah suatu media pembelajaran yang dirancang untuk media presentasi dari komputer dengan memadukan pelajaran visual, suara dan tulisan dan dilengkapi dengan sistem kontrol oleh pengguna sehingga pengguna dapat mempraktekkan ketrampilan menerima balikan dan memberi respon aktif serta pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya, dengan demikian dapat menciptakan iklim belajar yang baik.

2) Kelebihan Media Interaktif

Menurut Sri Anitah (2008: 65) kelebihan media interaktif antara lain: a) Teks, audio, grafis, gambar diam dan gambar hidup dapat

dikombinasikan menjadi satu sistem yang mudah digunakan b) Peserta didik dapat berinteraksi melalui materi video

c) Program bercabang sehingga dapat membuat peserta didik menempuh remidi semacam pengayaan


(50)

commit to user

35

d) Pengguna dapat memilih apa yang dipelajari dari menu

e) Dapat digunakan untuk pengalaman simulasi dalam beberapa bidang. Sedangkan kelebihan media interaktif menurut Yudhi Munadhi (2010: 152-153) yaitu:

a) Bersifat interaktif yang melibatkan partisipasi peserta didik b) Memberikan iklim afeksi secara individual

c) Meningkatkan motivasi belajar d) Memberikan umpan balik

e) Kontrol pemanfaatannya pada pengguna.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media interaktif untuk pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat diambil oleh pebelajar maupun pembelajar. Dengan demikian pembelajar akan lebih dimudahkan dalam penyampaian materinya kepada pebelajar, sedangkan pebelajar juga akan lebih mudah mendapatkan pengalaman dan menerima materinya yang disampaikan oleh pembelajar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang akan peneliti lakukan relevean dengan penelitian: Arif Ganda Nugroho mahasiswa Universitas Muhammadyah Surakarta pada tahun 2009 yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pemanfaatan Software Macromedia Flash 8 Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Kelas VII pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut”

Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan:

1. Terdapat pengaruh antara siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 dengan siswa yang menggunakan metode konvensional, siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash prestasinya meningkat daripada siswa yang menggunakan media konvensional


(51)

commit to user

36

Pre-test sebelum

treatment

Treatmen (komputer sebagai media

pembelajaran interaktif)

Post-test sesudah

treatment

Prestasi belajar matematika meningkat

Prestasi belajar matematika rendah

Dari penelitian di atas mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan demikian dari penelitian di atas dapat mendukung hipotesis yang peneliti ajukan yaitu dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, karena dari penelitian di atas menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan media pembelajaran matematika berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan pemanfaatan software Macromedia flash 8 prestasinya meningkat daripada siswa yang menggunakan media konvensional.

C. Kerangka Berpikir

Untuk mengarahkan penalaran menuju jawaban sementara berdasarkan teori di atas dapat digambarkan urutan kerangka pemikiran sebagai berikut:


(52)

commit to user

37 D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran, kemudian cara penulisannya disesuaikan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang lagi menjadi hipotesis. Menurut Rony Kountur (2005: 93) “Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.”

Sedangkan hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2006: 71) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kemudian Sugiyono (2008: 64) juga mengemukakan “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah, yang mana permasalahan tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Dengan demikiam, hipotesis penelitian di atas adalah “Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika pada siswa kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta.”


(53)

commit to user

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat di mana data diperoleh. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SLB-B YRTRW Keluraham Gilingan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Kegiatan

2010 2011

Des Jan Feb Mar Apr

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 Pengajuan judul

skripsi x

2 Pengajuan

proposal x

3 Menyususun Bab

I, Bab II, Bab III x x X x x 4 Pengumpulan

data x x

5 Mengolah data x x

6 Menyususun Bab

IV & V x x

7 Laporan hasil


(1)

commit to user

54

B. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan analisis Uji Rangking

Bertanda Wilcoxon. Hasil perhitungan SPSS release 15 analisis Uji Rangking

Bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Perhitungan Analisis Nilai Pre-test dan Post-test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PRETEST 7 19.43 .976 18 21

POSTEST 7 23.14 1.345 21 25

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POSTEST - PRETEST

Negative Ranks

0(a) .00 .00

Positive Ranks 7(b) 4.00 28.00

Ties 0(c)

Total 7

a POSTEST < PRETEST b POSTEST > PRETEST c POSTEST = PRETEST

Tabel 8. Hasil Tes Statistik Prestasi Belajar Matematika

Test Statistics(b)

POSTEST - PRETEST

Z -2.401(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil uji hipotesis pada perhitungan nilai pre-test dan post-test tentang

prestasi belajar matematika dihasilkan nilai Z hitung = -2,401 dengan P = 0,016


(2)

commit to user

55

pengaruh yang signifikan setelah digunakannya komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

C. Rangkuman untuk Pembuktian Hipotesis

Dengan membandingkan Asymp.Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi

(α) maka dapat diketahui keputusan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil.

Berdasarkan analisis di atas maka Ho ditolak dan Ha diterima, seperti tampak

dalam tabel berikut ini:

Tabel 9. Kesimpulan Hasil Penelitian

Hipotesis Asymp. Sig.

(2 tailed)

Taraf signifikansi

( )

Kesimpulan

Hipotesisi nihil :

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif tidak berpengaruh terhadap peningkatan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011

Hipotesis alternatif :

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011

0,016 0,05 Hipotesis

nihil ditolak

Hipotesis Alternatif diterima


(3)

commit to user

56

Berdasarkan hasil analisis data di atas maka Ha yang berbunyi komputer

sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dapat diterima kebenarannya. Dari analisis deskriptif diketahui rata-rata setelah perlakuan mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai rata-rata sebelum perlakuan, yaitu rata-rata setelah perlakuan 23,14 dan rata-rata sebelum perlakuan 19,43.

Dengan demikian, dari perbandingan data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/201.

Ketunarunguan mengakibatkan perkembangan anak terganggu dan mengakibatkan daya abstraksi anak tunarungu rendah. Berdasarkan berbagai penelitian Myklebust yang dikutip oleh Permanarian Somad dan Tati Hernawati

(1996: 13) bahwa “Daya abstraksi yang kurang pada beberapa tugas hanya akibat

dari terbatasnya kemampuan berbahasa anak, bukan merupakan suatu keadaan

mental retardation (terbelakang mental)”. Karena daya abstraksi yang rendah pada anak tunarungu sehingga dalam pembelajaran memerlukan media pembelajaran yang dapat mempermudah konsep dalam pelajaran matematika, yaitu komputer sebagai media pembelajaran interaktif yang merupakan suatu media pembelajaran yang dirancang untuk media presentasi dari komputer dengan sistem kontrol oleh pengguna sehingga pengguna dapat mempraktekkan ketrampilan menerima balikan dan memberi respon aktif serta pengguna dapat


(4)

commit to user

57

memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya, dengan demikian dapat menciptakan iklim belajar yang baik. Di dalam media tersebut mengajak siswa untuk menggali lebih lanjut tentang informasi yang ada dalam media tersebut juga menampilkan gambaran matematika secara konkrit, sehingga mampu membuat pelajaran matematika lebih konkrit, lebih interkatif dan mudah diterima oleh siswa.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Arif Ganda Nugroho pada

tahun 2009 yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pemanfaatan Software Macromedia Flash 8 Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Kelas VII pada

Pokok Bahasan Garis dan Sudut”. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 75 siswa. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis variansi dua jalur dengan sel tidak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil analisis variansi dua jalan

dengan sel tidak sama pada taraf signifikansi α = 5% diperoleh Fhitung = 8,833 >

Ftabel = 3,980 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 dengan siswa yang menggunakan metode konvensional terhadap prestasi belajar.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas sama-sama menghasilkan bahwa penggunaan komputer maupun softwarenya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika.


(5)

commit to user

58

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan perhitungan dengan teknik analisis menggunakan Uji

Rangking Bertanda Wilcoxon dengan program SPSS release 15 data diketahui

nilai rata-rata prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B

YRTRW Surakarta mengalami peningkatan secara signifikan setelah

mendapatkan perlakuan dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika siswa tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.

B. Implikasi Penelitian

Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu, maka dapat diambil implikasinya sebagai berikut:

1. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat membantu

anak tunarungu dalam pembelajaran matematika

2. Komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat mengatasi abstraksi

pada matematika

3. Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat


(6)

commit to user

59

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Untuk guru:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung

dalam proses pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media pembelajarn interaktif

b. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, guru perlu

mengoptimalkan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif

2. Untuk siswa lebih memaksimalkan penggunaan komputer sebagai media


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA ‘MAHIR MATH SD 05’ TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SLB­B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 62

PENGARUH MEDIA INTERAKTIF ANIMASI 3 DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNARUNGU KELAS D6 DI SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 9 95

PENGGUNAAN DVD DUNIA HEWAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS DII B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 92

PENGARUH MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT SISWA TUNARUNGU KELAS I SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 18

pengaruh model pembelajaran word square terhadap prestasi belajar IPA siswa tunarungu kelas IX di SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 0 17

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA TUNARUNGU KELAS V SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA TUNARUNGU KELAS V-B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 17

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS I SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

PENGARUH MEDIA RITATOON TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17