Business Failure FINANCIAL DISTRESS

Halaman 28 Istilah business failure digunakan oleh Dun Bradstreet – yang merupakan penghimpun utama failure statistics – untuk mendefinisikan perusahaan yang telah menghentikan operasinya dengan meninggalkan kerugian bagi para kreditornya. Dengan demikian, suatu perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan yang failure meskipun perusahaan tersebut tidak pernah memasuki formal bankruptcy proceedings . Di samping itu, suatu bisnis dapat juga berakhir tetapi tidak diperhitungkan sebagai bisnis yang failure Brigham dan Gapenski, 1996. Istilah business failure telah diadopsi oleh Dun Bradstreet untuk mendeskripsikan berbagai macam situasi bisnis yang tidak memuaskan. Business failure meliputi bisnis yang menghentikan operasi disusul dengan penyerahan atau kebangkrutan; bisnis yang menghentikan operasinya dengan meningggalkan kerugian bagi kreditor setelah tindakan-tindakan seperti execution , penyitaan, atau penyerahan; bisnis yang secara sukarela menarik diri dan meninggalkan kewajiban yang tidak dapat dibayar; bisnis yang telah terlibat dalam tindakan pengadilan seperti berada dalam pengawasan kurator atau reorganisasi; bisnis yang secara sukarela berkompromi dengan para kreditor Altman, 1993.

2.1.3 Technical Insolvency

Suatu perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan yang mengalami technical insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Technical insolvency menunjukkan kurangnya likuiditas untuk sementara waktu, di mana jika diberikan tenggang waktu, suatu perusahaan yang mengalami technical insolvency mungkin dapat meningkatkan kas, membayar kewajibannya, dan mampu bertahan Brigham dan Gapenski, 1996. Altman 1993 menyatakan bahwa insolvency merupakan istilah lain yang menunjukkan kinerja negatif perusahaan dan secara umum mengacu lebih pada teknis. Halaman 29 Technical insolvency terjadi ketika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, menandakan kurangnya likuiditas. Walter 1957, sebagaimana dikutip oleh Altman, 1993 membahas mengenai pengukuran technical insolvency dan mengembangkan teori bahwa net cash flows relatif terhadap current liabilities harus menjadi kriteria utama yang digunakan untuk menjelaskan technical insolvency , dan bukanlah pengukuran working capital . Technical insolvency dapat berupa kondisi sementara, meskipun sering merupakan penyebab yang dapat segera membawa perusahaan pada pernyataan kebangkrutan formal. Definisi serupa diberikan oleh Newton 2003, di mana suatu perusahaan yang mengalami technical insolvency dikatakan berada dalam tahap cash shortage . Dalam beberapa keadaan, kerugian ekonomis mungkin tidak terjadi sampai perusahaan memasuki tahap kekurangan kas. Tahap cash shortage dimulai ketika suatu bisnis tidak mampu memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan dapat memiliki aset-aset fisik melebihi utang dan memiliki earnings yang diinginkan, tetapi tetap dalam keadaan kekurangan kas yang sangat serius. Permasalahan ini terjadi karena aset-aset tidak cukup likuid dan modal terikat dalam piutang dan persediaan. Seringkali perusahaan tidak mampu mendapatkan pendanaan untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Jika perusahaan ingin bertahan, maka manajemen harus meminta bantuan spesialis keuangan untuk mengembangkan rencana perbaikan, bertemu dengan para kreditor dan meminta dukungan mereka, serta berusaha menemukan pendanaan tambahan. Apabila kebutuhan modal baru dapat diperoleh dan langkah-langkah perbaikan yang tepat dilakukan, maka tetap ada peluang yang baik untuk bertahan, pertumbuhan di masa yang akan datang, dan kemakmuran. Van Horne 1995 mendefinisikan cash insolvency sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh tempo. Selain itu, Van Horne juga menjelaskan insolvency rule berdasarkan kaidah hukum. Beberapa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

The Effect of Current Ratio, Activity Ratio, Debt Ratio, and Inflation on Profitability Ratio in the Real Estate Company in Indonesia Stock Exchange 2010-2013

0 3 91

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

Rasio-Rasio Keuangan yang Mengindikasikan Probabilitas Kegagalan Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Jasa Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

2 4 112

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17