PERUMUSAN HIPOTESIS Rasio-Rasio Keuangan, Analisa Diskriminan, dan Prediksi Probabilitas Kegagalan Perusahaan-Perusahaan pada Industri Properti dan Real Estate yang Listing di Bursa Efek Indonesia.
Halaman
19 Liquidity Ratio Rasio Likuiditas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat diperoleh dengan membandingkan kewajiban jangka
pendek dengan sumber daya lancar atau jangka pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Altman 1993 menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan gagal adalah perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian operasi secara terus menerus sehingga membuat aktiva lancarnya menyusut atau
berkurang. Beaver 1966 menyatakan bahwa semakin besar cadangan kas yang dimiliki
oleh perusahaan, maka semakin kecil probabilitas kegagalan perusahaan tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Beaver juga menunjukkan bahwa semakin besar net
liquid-asset flow dari operasi yaitu arus kas, maka semakin kecil probabilitas kegagalan perusahaan tersebut. Oleh karena itu muncul dugaan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
terhadap probabilitas kegagalan perusahaan.
Solvency Ratio Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melakukan pembiayaan terhadap harta, yang diperoleh dengan membandingkan total
kewajiban perusahaan dengan total harta atau ekuitas pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Altman pada tahun 1991 menyatakan bahwa
kegagalan perusahaan terjadi ketika total liabilities perusahaan melampaui fair valuation aktiva perusahaan yang nilainya ditentukan oleh kemampuan aktiva untuk memperoleh
earnings. Beaver 1966 menyatakan bahwa semakin besar jumlah utang yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin besar probabilitas kegagalan perusahaan tersebut.
Oleh karena itu muncul dugaan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh terhadap probabilitas kegagalan perusahaan.
Halaman
20 Profitability Ratio Rasio Profitabilitas
Terdapat dua jenis rasio profitabilitas – yang pertama menunjukkan profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan, dan yang kedua menunjukkan profitabilitas dalam
hubungannya dengan investasi. Secara bersama-sama, kedua jenis rasio profitabilitas ini menunjukkan efektivitas operasional perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada biaya-biaya yang dikeluarkan.
Hofer 1980, sebagaimana dikutip oleh Tanata, 2005 dan Whitaker 1999, sebagaimana dikutip oleh Tanata, 2005 mendefinisikan bahwa perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan adalah perusahaan yang dalam beberapa tahun mengalami laba bersih operasi net operating income negatif. Oleh karena itu muncul
dugaan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap probabilitas kegagalan perusahaan.
Activity Ratio Rasio Aktivitas
Rasio ini mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan hartanya. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat harta perusahaan diubah menjadi kas atau uang
tunai, yang kemudian dapat digunakan kembali sebagai modal usaha. Penelitian Machfoedz 1994 menunjukkan bahwa rasio aktivitas memengaruhi
pendapatan di masa yang akan datang future earnings. Oleh karena itu muncul dugaan bahwa rasio aktivitas berpengaruh terhadap probabilitas kegagalan perusahaan.
Market Value Ratio Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar adalah serangkaian rasio yang mengaitkan harga saham perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku per saham. Rasio ini mengukur
Halaman
21
kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.
Brigham dan Houston 2001 menyatakan bahwa rasio nilai pasar memberi indikasi kepada manajemen mengenai apa pendapat investor tentang prestasi
perusahaan di masa lalu dan prospeknya untuk masa mendatang. Jika rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan semuanya menunjukkan hasil yang
baik, maka rasio nilai pasarnya akan tinggi, dan harga sahamnya mungkin akan setinggi yang diperkirakan. Oleh karena itu muncul dugaan bahwa rasio nilai pasar berpengaruh
terhadap probabilitas kegagalan perusahaan.
Halaman
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA